Seseorang yang mencintai kamu,
tidak bisa memberikan alasan mengapa ia mencintaimu.
Dia hanya tahu, dimata dia, kamulah satu satunya
Seseorang yang mencintai kamu,
sebenarnya selalu membuatmu marah/gila/jengkel/stres.
Tapi ia tidak pernah tahu hal bodoh apa yang
sudah ia lakukan, karena semua yang ia lakukan adalah untuk kebaikanmu.
Seseorang yang mencintai kamu,
jarang memujimu,
tetapi di dalam hatinya kamu adalah yang terbaik, hanya ia yang tahu.
Seseorang yang mencintai kamu,
akan marah-marah atau mengeluh jika kamu tidak membalas pesannya atau telp-nya,
karena ia peduli dan ia tidak ingin sesuatu terjadi ke kamu.
Seseorang yang mencintai kamu,
hanya menjatuhkan airmatanya di hadapanmu.
Ketika kamu mencoba untuk menghapus air matanya,
Kamu telah menyentuh hatinya,
dimana hatinya selalu berdegup / berdenyut / bergetar untuk kamu.
Seseorang yang mencintai kamu,
akan mengingat setiap kata yg kamu ucapkan,
bahkan yang tidak sengaja dan ia akan selalu menggunakan kata2 itu tepat waktunya.
Seseorang yang mencintai kamu,
tidak akan memberikan janji apapun dengan mudah,
karena ia tidak mau mengingkari janjinya.
Ia ingin kamu untuk mempercayainya
dan ia ingin memberikan hidup yang paling bahagia dan aman selama-lamanya.
Seseorang yang mencintai kamu,
mungkin tidak bisa mengingat
kejadian/ kesempatan istimewa, seperti perayaan hari ulang tahunmu,
tapi ia tahu bahwa setiap detik yang ia lalui, ia mencintai kamu,
tidak peduli hari apakah hari ini.
Seseorang yang mencintai kamu,
tidak mau berkata Aku mencintaimu dengan mudah,
karena segalanya yang ia lakukan untuk kamu adalah
untuk menunjukkan bahwa ia siap mencintaimu,
tetapi hanya ia yg akan mengatakan kata "I Love You" pada situasi yang spesial,
karena ia tidak mau kamu salah mengerti,
dia mau kamu mengetahui bahwa ia mencintai dirimu.
Seseorang yang benar-benar mencintai kamu,
akan merasa bahwa sesuatu harus dikatakan sekali saja,
karena ia berpikir bahwa kamu telah mengerti dirinya.
Jika berkata terlalu banyak, ia akan merasa bahwa tidak ada
yang akan membuatnya bahagia / tersenyum.
Seseorang yang mencintai kamu,
akan pergi ke airport untuk menjemput kamu,
dia tidak akan membawa seikat mawar dan memanggilmu sayang
seperti yang kamu harapkan.
Tetapi, ia akan membawakan kopermu dan
menanyakan : Mengapa kamu menjadi lebih kurus dalam waktu 2 hari ?
Dengan hatinya yang tulus.
Seseorang yang mencintai kamu,
tidak tahu apakah ia harus menelponmu ketika kamu marah,
tetapi ia akan mengirimkan pesan setelah beberapa jam.
Jika kamu menanyakan : mengapa ia telat menelepon, ia akan berkata :
Ketika kamu marah, penjelasan dari dirinya semua hanyalah sampah.
Tetapi, ketika kamu sudah tenang,
penjelasannya baru akan benar2 bekerja / manjur / berguna.
Seseorang yang mencintaimu,
akan selalu menyimpan semua benda2 yang telah kamu berikan,
bahkan kertas kecil bertuliskan 'I LOVE U' ada di dalam dompetnya.
Seseorang yang mencintaimu,
jarang mengatakan kata2 manis.
Tapi kamu tahu, 'kecupannya' sudah menyalurkan semua ......
Seseorang yang mencintai kamu,
akan selalu berusaha membuat mu tersenyum dan tertawa
walau terkadang caranya membingungkanmu ..
Seseorang yang mencintaimu,
akan membalut hatimu yang pernah terluka
dan menjaganya dengan setulus hati agar tidak terluka lagi ...
dan ia akan memberikanmu yang terbaik walau harus menyakiti hatinya sendiri.
Seseorang yang mencintaimu,
akan rela melepaskan mu pergi bila bersamanya kamu tidak bahagia ...
dan ia akan ikut bahagia
walau kamu yang dicintainya bahagia bersama orang lain.
Pernahkah kamu mencintai seperti itu ????
maka Berbahagialah orang yang dicintai oleh dirimu ....
(Someone…)
Thursday, March 29, 2012
Kesederhanaan yang paling bernilai adalah kebaikan
Sahabat saya yang hatinya baik,
yang sedang menjadikan kehadirannya bernilai dalam kehidupan ini.
Mudah-mudahan sapa saya malam ini mendapati Anda sedang dalam kedamaian bersama keluarga dan kerabat terkasih.
Tidak terasa satu tahun telah berlalu lagi, dan tahun yang baru ini akan juga menua dengan kesegeraan yang tidak menanti penundaan dan keraguan-keraguan kita.
Kita sering mengeluhkan kurangnya waktu untuk mengerjakan hal-hal penting yang akan membesarkan kehidupan kita, tanpa menyadari bahwa semua pribadi besar yang namanya tercatat indah dalam sejarah kemanusiaan itu, juga menggunakan jumlah waktu yang sebanding dengan yang dijatahkan bagi kita.
Waktu itu bernilai, bukan karena panjangnya, tetapi karena kebaikan yang kita lakukan di dalamnya.
Maka siapa pun dari kita yang menyibukkan diri dengan pikiran dan tindakan yang membaikkan kehidupan pribadi, keluarga, dan mereka yang kita layani, akan menjadi pribadi yang bernilai hidupnya.
Sahabat saya yang mulia hatinya,
dan yang berhak bagi kehidupan yang sejahtera, yang membahagiakan, dan yang cemerlang,
Berikut adalah sedikit catatan bagi pelengkap renungan Anda di ruang keluarga MTSC yang ramah dan saling memuliakan ini.
yang sedang menjadikan kehadirannya bernilai dalam kehidupan ini.
Mudah-mudahan sapa saya malam ini mendapati Anda sedang dalam kedamaian bersama keluarga dan kerabat terkasih.
Tidak terasa satu tahun telah berlalu lagi, dan tahun yang baru ini akan juga menua dengan kesegeraan yang tidak menanti penundaan dan keraguan-keraguan kita.
Kita sering mengeluhkan kurangnya waktu untuk mengerjakan hal-hal penting yang akan membesarkan kehidupan kita, tanpa menyadari bahwa semua pribadi besar yang namanya tercatat indah dalam sejarah kemanusiaan itu, juga menggunakan jumlah waktu yang sebanding dengan yang dijatahkan bagi kita.
Waktu itu bernilai, bukan karena panjangnya, tetapi karena kebaikan yang kita lakukan di dalamnya.
Maka siapa pun dari kita yang menyibukkan diri dengan pikiran dan tindakan yang membaikkan kehidupan pribadi, keluarga, dan mereka yang kita layani, akan menjadi pribadi yang bernilai hidupnya.
Sahabat saya yang mulia hatinya,
dan yang berhak bagi kehidupan yang sejahtera, yang membahagiakan, dan yang cemerlang,
Berikut adalah sedikit catatan bagi pelengkap renungan Anda di ruang keluarga MTSC yang ramah dan saling memuliakan ini.
Berdakwah Tiada Henti
Urwah Ibn Mas’ud Ats Tsaqafi datang menghadap Rasulullah saw
menyampaikan kesiapan dirinya untuk berdakwah, menyebarkan Islam di
tengah kaumnya, Bani Tsaqif di Thaif, “Ya Rasulallah, tugaskan saya
untuk mendakwahi kaum saya, mengajak mereka memeluk Islam”.
Kondisi dakwah yang masih lemah, kecil, dan menjadi musuh bersama membuat Rasulullah saw mengungkapkan kekhawatirannya. Rasulullah bersabda: “Saya takut, jika nanti mereka menolak, mengusir dan bahkan membunuhmu”. Sebagai pemimpin, Rasulullah saw merasa perlu melindungi keselamatan kader dakwah dari berbagai ancaman dan bahaya yang mungkin terjadi. Di mata Rasulullah saw kader dakwah adalah aset yang sangat berharga.
Urwah meyakinkan Rasulullah saw bahwa dirinya adalah orang yang sangat disegani di tengah-tengah kaumnya. Sehingga kekhawatiran Rasulullah saw itu dapat dihapus, dan Urwah bisa mendapatkan tugas untuk berdakwah di tengah-tengah kaumnya dari Rasulullah saw. Urwah ibn Mas’ud berkata: “Ya Rasulallah, jika mereka mendapati saya sedang tidur, tidak akan ada satupun di antara mereka yang berani membangunkan saya”.
Kedudukan dan kehormatan Urwah ibn Mas’ud yang sangat tinggi di masyarakat diharapkan akan mampu menjadi modal berharga dalam menyebarkan Islam di tengah kaumnya. Posisi yang terhormat di masyarakat dapat berfungsi sabagai bumper untuk melindungi aktifis dakwah dari benturan-benturan sosial yang mungkin terjadi.
Dengan modal kedudukan dan kehormatan Urwah ibn Mas’ud itulah kemudian Rasulullah saw mengizinkan dan menugaskannya untuk mendakwahi kaumnya. Rasulullah saw bersabda, “Berangkatlah berdakwah, mengajak kaummu masuk Islam”.
Urwah ibn Mas’ud berangkat menuju kampungn halamannya, membawa cita-cita besar mengislamkan mereka, menunjuki kaumnya ke jalan Allah. Ketika sampai di kampung halaman, Urwah ibn Mas’ud melewati tempat berhala Latta dan Uzza yang menjadi kebanggaan dan simbol pemujaan Bani Tsaqif. Dengan geram Urwah ibn Mas’ud berjanji akan menghancurkan berhala-berhala itu. Ia berkata kepada Latta dan Uzza: “Besok pagi akan saya buat kalian hancur berantakan”.
Urwah mungkin berkesimpulan seperti yang pernah difahami oleh Nabi Ibrahim –alaihissalam- bahwa berhala-berhala itu yang menyesatkan manusia dari jalan yang lurus. Berdakwah adalah berijtihad menemukan penyebab masalah umat untuk mencari kemungkinan solusi yang cocok.
Bani Tsaqif yang mendengar ancaman itu bereaksi marah besar. Bagaimanapun juga Latta dan Uzza adalah simbul agama mereka. Urwah bin Mas’ud berusaha menjelaskan duduk perkara yang sesungguhnya kepada kaumnya. “Wahai Kaumku, Sesungguhnya Uzza tidak pernah memuliakan kalian semua, demikian juga Latta tidak akan pernah bisa menghindarkan kalian semua dari bahaya. Masuklah Islam, serahkan diri kepada Allah, maka kalian akan selamat”. Urwah menyerukan dakwahnya itu di hadapan kaumnya. Tiga kali ia kumandangkan seruan itu, tetapi kaumnya sudah tidak menghiraukan apalagi mengindahkannya.
Kedudukan Urwah bin Mas’ud yang mereka segani di masa lalu, hilang begitu saja dari hati kaumnya ketika ia dianggap telah meninggalkan agama nenek moyangnya dan telah berbeda agamanya. Kemarahan Bani Tsaqif karena berhala kebanggaannya dicela dan diserang telah membuat mereka memasang penutup hati dari apapun yang akan disampaikan oleh Urwah bin Mas’ud, dan bahkan melakukan serangan balik kepada Urwah bin Mas’ud. Mereka melempari Urwah bin Mas’ud dengan batu, hingga ada salah satu lemparan batu itu mengenai pelipisnya dan menyebabkan kematiannya.
Inilah tabiat umum manusia, bahkan tabiat makhluk hidup pada umumnya. Ketika mereka merasakan ada ancaman bahaya apalagi mendapatkan serangan maka mereka akan melakukan perlawanan. Dan dalam pertarungan terbuka seperti itu, kekuatan bathil yang dominan sering mengalahkan kebenaran yang masih asing.
Ketika berita kematian Urwah bin Mas’ud sampai ke telinga Rasulullah saw, Beliau berkomentar: “Apa yang telah terjadi pada Urwah bin Mas’ud, seperti yang pernah tejadi pada aktor dakwah di surah Yaa-siin”. Pembela dakwah itu terbunuh oleh kaumnya sendiri, dan ia dipersilahkan masuk surga. Dan aktifis dakwah itu tidak pernah berhenti berdakwah, ia terus mengajak kaumnya masuk Islam, meskipun ia telah gugur dan tidak lagi bersama dengan mereka:
“dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke syurga"[1265]. ia berkata: "Alangkah baiknya Sekiranya kamumku mengetahui apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku Termasuk orang-orang yang dimuliakan". Wallahu a’lam bishshawab.
Sumber: Majalah Sabili No 3 TH XIX 10 November 2011.
Kondisi dakwah yang masih lemah, kecil, dan menjadi musuh bersama membuat Rasulullah saw mengungkapkan kekhawatirannya. Rasulullah bersabda: “Saya takut, jika nanti mereka menolak, mengusir dan bahkan membunuhmu”. Sebagai pemimpin, Rasulullah saw merasa perlu melindungi keselamatan kader dakwah dari berbagai ancaman dan bahaya yang mungkin terjadi. Di mata Rasulullah saw kader dakwah adalah aset yang sangat berharga.
Urwah meyakinkan Rasulullah saw bahwa dirinya adalah orang yang sangat disegani di tengah-tengah kaumnya. Sehingga kekhawatiran Rasulullah saw itu dapat dihapus, dan Urwah bisa mendapatkan tugas untuk berdakwah di tengah-tengah kaumnya dari Rasulullah saw. Urwah ibn Mas’ud berkata: “Ya Rasulallah, jika mereka mendapati saya sedang tidur, tidak akan ada satupun di antara mereka yang berani membangunkan saya”.
Kedudukan dan kehormatan Urwah ibn Mas’ud yang sangat tinggi di masyarakat diharapkan akan mampu menjadi modal berharga dalam menyebarkan Islam di tengah kaumnya. Posisi yang terhormat di masyarakat dapat berfungsi sabagai bumper untuk melindungi aktifis dakwah dari benturan-benturan sosial yang mungkin terjadi.
Dengan modal kedudukan dan kehormatan Urwah ibn Mas’ud itulah kemudian Rasulullah saw mengizinkan dan menugaskannya untuk mendakwahi kaumnya. Rasulullah saw bersabda, “Berangkatlah berdakwah, mengajak kaummu masuk Islam”.
Urwah ibn Mas’ud berangkat menuju kampungn halamannya, membawa cita-cita besar mengislamkan mereka, menunjuki kaumnya ke jalan Allah. Ketika sampai di kampung halaman, Urwah ibn Mas’ud melewati tempat berhala Latta dan Uzza yang menjadi kebanggaan dan simbol pemujaan Bani Tsaqif. Dengan geram Urwah ibn Mas’ud berjanji akan menghancurkan berhala-berhala itu. Ia berkata kepada Latta dan Uzza: “Besok pagi akan saya buat kalian hancur berantakan”.
Urwah mungkin berkesimpulan seperti yang pernah difahami oleh Nabi Ibrahim –alaihissalam- bahwa berhala-berhala itu yang menyesatkan manusia dari jalan yang lurus. Berdakwah adalah berijtihad menemukan penyebab masalah umat untuk mencari kemungkinan solusi yang cocok.
Bani Tsaqif yang mendengar ancaman itu bereaksi marah besar. Bagaimanapun juga Latta dan Uzza adalah simbul agama mereka. Urwah bin Mas’ud berusaha menjelaskan duduk perkara yang sesungguhnya kepada kaumnya. “Wahai Kaumku, Sesungguhnya Uzza tidak pernah memuliakan kalian semua, demikian juga Latta tidak akan pernah bisa menghindarkan kalian semua dari bahaya. Masuklah Islam, serahkan diri kepada Allah, maka kalian akan selamat”. Urwah menyerukan dakwahnya itu di hadapan kaumnya. Tiga kali ia kumandangkan seruan itu, tetapi kaumnya sudah tidak menghiraukan apalagi mengindahkannya.
Kedudukan Urwah bin Mas’ud yang mereka segani di masa lalu, hilang begitu saja dari hati kaumnya ketika ia dianggap telah meninggalkan agama nenek moyangnya dan telah berbeda agamanya. Kemarahan Bani Tsaqif karena berhala kebanggaannya dicela dan diserang telah membuat mereka memasang penutup hati dari apapun yang akan disampaikan oleh Urwah bin Mas’ud, dan bahkan melakukan serangan balik kepada Urwah bin Mas’ud. Mereka melempari Urwah bin Mas’ud dengan batu, hingga ada salah satu lemparan batu itu mengenai pelipisnya dan menyebabkan kematiannya.
Inilah tabiat umum manusia, bahkan tabiat makhluk hidup pada umumnya. Ketika mereka merasakan ada ancaman bahaya apalagi mendapatkan serangan maka mereka akan melakukan perlawanan. Dan dalam pertarungan terbuka seperti itu, kekuatan bathil yang dominan sering mengalahkan kebenaran yang masih asing.
Ketika berita kematian Urwah bin Mas’ud sampai ke telinga Rasulullah saw, Beliau berkomentar: “Apa yang telah terjadi pada Urwah bin Mas’ud, seperti yang pernah tejadi pada aktor dakwah di surah Yaa-siin”. Pembela dakwah itu terbunuh oleh kaumnya sendiri, dan ia dipersilahkan masuk surga. Dan aktifis dakwah itu tidak pernah berhenti berdakwah, ia terus mengajak kaumnya masuk Islam, meskipun ia telah gugur dan tidak lagi bersama dengan mereka:
“dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke syurga"[1265]. ia berkata: "Alangkah baiknya Sekiranya kamumku mengetahui apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku Termasuk orang-orang yang dimuliakan". Wallahu a’lam bishshawab.
Sumber: Majalah Sabili No 3 TH XIX 10 November 2011.
Gesekan Persahabatan
Suasana santai Rasulullah saw bersama Abu Darda ra mendadak berubah
serius ketika muncul Abu Bakar As Shiddiq ra yang datang tergopoh-gopoh,
berjalan bergegas, menyisingkan kainnya, sehingga hampir tampak kedua
lututnya. Dari kejauhan Rasulullah saw memandangi Abu Bakar ra dan
berkomentar: “Sesungguhnya sahabatmu itu sedang ada keperluan serius”.
“Assalamualaikum....” Abu Bakar ra menyapa Rasulullah saw dan para sahabat. Setelah dijawab salam itu kemudian Abu Bakar mengadukan masalahanya: “Ya Rasulullah saw, sesungguhnya tadi saya ada sedikit masalah dengan Umar, saya agak tergesa-gesa kepadanya, sehingga membuatnya agak kesal. Kemudian saya menyesali kejadian itu. Saya telah memintanya agar ia bersedia memaafkan saya, tetapi Umar menolak. Saya sempat menyusulnya ke Baqi’, saya tunggu ia keluar dari rumahnya tetapi tetap saja ia menolak memaafkan kesalahan saya. Sehingga saya datang ke mari menghadap engkau Wahai Rasulullah”.
Persahabatan sangat mudah terkoyak oleh gesekan-gesekan kecil dan goresan yang terkadang menyisakan rasa kesal dan kecewa. Padahal persahabatan itu sulit membina dan membangunnya. Maka mempertahankan persahabatan sangat diperlukan kesadaran diri dan keterbukaan untuk bisa memaafkan kekhilafan sahabat yang lain.
Menanggapi kegelisahan Abu Bakar ra yang nyaris putus asa untuk mendapatkan maaf dari Umar, Rasulullah saw berdoa: “Semoga Allah memberikan ampunan untukmu Wahai Abu Bakar”. Dan untuk menunjukkan kesungguhan doa itu, Rasulullah saw mengulangi doa itu tiga kali.
Rasulullah saw pendidik sejati yang mampu meredam kegelisahan sahabatnya, dengan mendekatkannya kepada Allah SWT. Sikap kebapakan yang mengayomi dan solutif inilah yang menyebabkan para sahabat tidak segan-segan mengadukan masalah-masalah pribadinya kepada Rasulullah saw. Para sahabat optimis jika mengadukan masalah kepada Rasulullah saw akan ada solusi dan tidak menyisakan polusi.
Di sisi lain, Umar bin Al Khaththab ra mulai juga menyesali sikapnya “Kenapa menolak memaafkan Abu Bakar, ketika Abu Bakar meminta maaf atas kekhilafannya?”. Umar bin Al Khaththab ra pergi ke rumah Abu Bakar ra. Dan ketika sampai di rumah Abu Bakar, Umar tidak menemukan Abu Bakar di rumahnya. Keluarga Abu Bakar memberitahukan bahwa kemungkinan besar kalau tidak ada di rumah Abu Bakar biasanya berada bersama Rasulullah saw.
Umar bin Al Khaththab ra begegas menemui Rasulullah saw dengan harapan mendapatkan Abu Bakar ra di sana dan dapat menyelesaikan masalahnya itu dengan sebaik baiknya. Umar bin Al Khaththab ra tidak ingin memendam masalah yang tidak terselesaikan dengan baik kepada para sahabatnya khususnya Abu Bakar As Shiddiq.
Melihat kedatangan Umar bin Al Khaththab ra, wajah Rasulullah saw berubah dan tampak marah, sehingga Abu Bakar ra tampak kasihan dan tidak ingin Umar bin Al Khaththab ra mendapatkan kemarahan dari Rasulullah saw. Abu Bakar ra ketakutan hingga duduk tersungkur dan berkata: “Ya Rasulallah, saya yang salah, saya yang telah melakukan kezhaliman”. Dua kali Abu Bakar ra mengulang pernyataannya itu, mengiba agar Rasulullah saw tidak marah kepada Umar bin Al Khaththab ra.
Tampak dari cara Rasulullah saw menerima Umar bin Al Khaththab ra, ketidak senangannya jika ada orang yang menolak memaafkan sahabatnya yang telah menyadari kekhilafan dan meminta maaf. Seseorang yang telah mengakui kesalahannya secara psikis ia telah kalah, maka tidak pantas untuk ditambah penderitaannya dengan tidak mendapatkan maaf dari sahabatnya. Dan Abu Bakar ra tampak begitu mulia dan cintanya kepada Umar bin Al Khaththab ra. Ia bersedia menanggung kesalahan itu hanya ada di pundaknya dan berusaha membebaskan Umar bin Al Khaththab ra dari kesalahan.
Begitulah persahabatan dibangun, dikelola dan diperbaiki jika ada gesekan, atau goresan luka. Masalah dalam mu’amalah adalah keniscayaan, dan yang terpenting adalah cara indah dalam menemukan solusi.
Rasulullah saw kemudian mengingatkan kepada seluruh ummatnya secara umum untuk mengingat prestas dan kebaikan orang lain. Rasulullah bersabda: “Wahai manusia semua, seungguhnya Allah SWT mengutusku kepada kalian semua, lalu kalian semua mendustakanku, tetapi Abu Bakar membenarkan dan mengimaniku. Ia telah melipurku dengan jiwa, raga dan hartanya. Bersediakah kalian memaafkan sahabatku ini? Rasulullah mengulang pertanyaannya itu tiga kali. Dan setelah peristiwa itu, Abu Bakar ra tidak terganggu lagi.
Sumber: Majalah Sabili No 4/XIX, 24 November 2011.
“Assalamualaikum....” Abu Bakar ra menyapa Rasulullah saw dan para sahabat. Setelah dijawab salam itu kemudian Abu Bakar mengadukan masalahanya: “Ya Rasulullah saw, sesungguhnya tadi saya ada sedikit masalah dengan Umar, saya agak tergesa-gesa kepadanya, sehingga membuatnya agak kesal. Kemudian saya menyesali kejadian itu. Saya telah memintanya agar ia bersedia memaafkan saya, tetapi Umar menolak. Saya sempat menyusulnya ke Baqi’, saya tunggu ia keluar dari rumahnya tetapi tetap saja ia menolak memaafkan kesalahan saya. Sehingga saya datang ke mari menghadap engkau Wahai Rasulullah”.
Persahabatan sangat mudah terkoyak oleh gesekan-gesekan kecil dan goresan yang terkadang menyisakan rasa kesal dan kecewa. Padahal persahabatan itu sulit membina dan membangunnya. Maka mempertahankan persahabatan sangat diperlukan kesadaran diri dan keterbukaan untuk bisa memaafkan kekhilafan sahabat yang lain.
Menanggapi kegelisahan Abu Bakar ra yang nyaris putus asa untuk mendapatkan maaf dari Umar, Rasulullah saw berdoa: “Semoga Allah memberikan ampunan untukmu Wahai Abu Bakar”. Dan untuk menunjukkan kesungguhan doa itu, Rasulullah saw mengulangi doa itu tiga kali.
Rasulullah saw pendidik sejati yang mampu meredam kegelisahan sahabatnya, dengan mendekatkannya kepada Allah SWT. Sikap kebapakan yang mengayomi dan solutif inilah yang menyebabkan para sahabat tidak segan-segan mengadukan masalah-masalah pribadinya kepada Rasulullah saw. Para sahabat optimis jika mengadukan masalah kepada Rasulullah saw akan ada solusi dan tidak menyisakan polusi.
Di sisi lain, Umar bin Al Khaththab ra mulai juga menyesali sikapnya “Kenapa menolak memaafkan Abu Bakar, ketika Abu Bakar meminta maaf atas kekhilafannya?”. Umar bin Al Khaththab ra pergi ke rumah Abu Bakar ra. Dan ketika sampai di rumah Abu Bakar, Umar tidak menemukan Abu Bakar di rumahnya. Keluarga Abu Bakar memberitahukan bahwa kemungkinan besar kalau tidak ada di rumah Abu Bakar biasanya berada bersama Rasulullah saw.
Umar bin Al Khaththab ra begegas menemui Rasulullah saw dengan harapan mendapatkan Abu Bakar ra di sana dan dapat menyelesaikan masalahnya itu dengan sebaik baiknya. Umar bin Al Khaththab ra tidak ingin memendam masalah yang tidak terselesaikan dengan baik kepada para sahabatnya khususnya Abu Bakar As Shiddiq.
Melihat kedatangan Umar bin Al Khaththab ra, wajah Rasulullah saw berubah dan tampak marah, sehingga Abu Bakar ra tampak kasihan dan tidak ingin Umar bin Al Khaththab ra mendapatkan kemarahan dari Rasulullah saw. Abu Bakar ra ketakutan hingga duduk tersungkur dan berkata: “Ya Rasulallah, saya yang salah, saya yang telah melakukan kezhaliman”. Dua kali Abu Bakar ra mengulang pernyataannya itu, mengiba agar Rasulullah saw tidak marah kepada Umar bin Al Khaththab ra.
Tampak dari cara Rasulullah saw menerima Umar bin Al Khaththab ra, ketidak senangannya jika ada orang yang menolak memaafkan sahabatnya yang telah menyadari kekhilafan dan meminta maaf. Seseorang yang telah mengakui kesalahannya secara psikis ia telah kalah, maka tidak pantas untuk ditambah penderitaannya dengan tidak mendapatkan maaf dari sahabatnya. Dan Abu Bakar ra tampak begitu mulia dan cintanya kepada Umar bin Al Khaththab ra. Ia bersedia menanggung kesalahan itu hanya ada di pundaknya dan berusaha membebaskan Umar bin Al Khaththab ra dari kesalahan.
Begitulah persahabatan dibangun, dikelola dan diperbaiki jika ada gesekan, atau goresan luka. Masalah dalam mu’amalah adalah keniscayaan, dan yang terpenting adalah cara indah dalam menemukan solusi.
Rasulullah saw kemudian mengingatkan kepada seluruh ummatnya secara umum untuk mengingat prestas dan kebaikan orang lain. Rasulullah bersabda: “Wahai manusia semua, seungguhnya Allah SWT mengutusku kepada kalian semua, lalu kalian semua mendustakanku, tetapi Abu Bakar membenarkan dan mengimaniku. Ia telah melipurku dengan jiwa, raga dan hartanya. Bersediakah kalian memaafkan sahabatku ini? Rasulullah mengulang pertanyaannya itu tiga kali. Dan setelah peristiwa itu, Abu Bakar ra tidak terganggu lagi.
Sumber: Majalah Sabili No 4/XIX, 24 November 2011.
Tuesday, March 13, 2012
Senyumlah
Pandangan pertama, justru itulah yang menentukan langkahmu
selanjutnya. Kesan pertama yang positif akan menjadi nilai lebih yang
menaikkan poin Anda. makanya ketika bertemu seseorang kita
diperintahkan untuk tersenyum .
Tak hanya baik bagi kesehatan, senyum dalam ajaran Islam bernilai ibadah. Seulas senyuman yang disunggingkan kepada seseorang setara dengan nilai bersedekah. Jadi, sedekah itu tidak terbatas hanya pada materi saja. Senyum merupakan sedekah yang paling mudah, karena Pada dasarnya, semua orang bisa tersenyum dengan siapa saja.
Tetapi juga bisa menjadi sangat sulit diberikan oleh seseorang karena ketidakseimbangan fisik maupun mental membuat sebagian orang sulit untuk tersenyum. Senyuman itu dapat menggambarkan suasana hati seseorang. Jadi ada senyuman manis ada juga yang pahit.
jadi senyuman tak sebatas di bibir, tapi juga melambangkan luas atau lapangnya dada seseorang. Orang yang hatinya sempit sangat sulit untuk sekadar memberi senyum. Demikian pula dengan orang yang berhati keras. Senyum menjadi begitu mahal.
Dari sebuah senyum, tersimpul ikatan persahabatan atau jalinan bisnis. Tak heran bila dunia bisnis manajemen mengajarkan senyuman yang memikat orang lain. Baru sekadar senyuman orang merasa lebih dihargai dan terlayani. “Sungguh luar biasa ajaran Islam yang meletakkan dasar akhlakul karimah,
Senyum memberikan rasa nyaman kepada orang lain. Demikian dalam makna sebuah senyuman hingga Rasulullah pernah memotivasi para sahabatnya tentang makna senyuman itu.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh HR. Muslim, Rasulullah berpesan, “Janganlah kalian menganggap remeh kebaikan itu, walaupun itu hanya bermuka cerah pada orang lain,”.
Dari pandangan pertama dilanjutkan dengan senyum dan keluarlah kata-kata sapaan. Kata-kata memang mempengaruhi lingkunganmu, contohnya, para ahli etika pergaulan mengajarkan, jangan membicarakan usia dan warna kulit pada seorang wanita dalam pertemuan pertama. Karena hal ini sangat sensitif. Jangan pula menyapa seorang lelaki dengan, “Kok agak kurusan, lemas abis sakit ya?” karena hal ini akan menyebalkan lawan bicaramu.
ketika kau berkata positif maka energi positif akan mengalir di sekitarmu. Begitupun sebaliknya. Maka, jangan buang energimu untuk mengeluarkan kata-kata negatif. Jangan buang energimu dengan mendengarkan kata yang justru malah menguras energimu. Katakan yang baik atau diam. Dengarkan yang baik atau tinggalkan. Energimu terlalu berharga jika hanya akan dihabiskan dengan mengeluh, kesah, dan bersedih.
Maka ketika bertemu seseorang pancarkanlah pandangan yang menyejukan, senyum yang tulus dan ucapkanlah satu kata positif: Alhamdulillah! (Eman Mulyatman)
Tak hanya baik bagi kesehatan, senyum dalam ajaran Islam bernilai ibadah. Seulas senyuman yang disunggingkan kepada seseorang setara dengan nilai bersedekah. Jadi, sedekah itu tidak terbatas hanya pada materi saja. Senyum merupakan sedekah yang paling mudah, karena Pada dasarnya, semua orang bisa tersenyum dengan siapa saja.
Tetapi juga bisa menjadi sangat sulit diberikan oleh seseorang karena ketidakseimbangan fisik maupun mental membuat sebagian orang sulit untuk tersenyum. Senyuman itu dapat menggambarkan suasana hati seseorang. Jadi ada senyuman manis ada juga yang pahit.
jadi senyuman tak sebatas di bibir, tapi juga melambangkan luas atau lapangnya dada seseorang. Orang yang hatinya sempit sangat sulit untuk sekadar memberi senyum. Demikian pula dengan orang yang berhati keras. Senyum menjadi begitu mahal.
Dari sebuah senyum, tersimpul ikatan persahabatan atau jalinan bisnis. Tak heran bila dunia bisnis manajemen mengajarkan senyuman yang memikat orang lain. Baru sekadar senyuman orang merasa lebih dihargai dan terlayani. “Sungguh luar biasa ajaran Islam yang meletakkan dasar akhlakul karimah,
Senyum memberikan rasa nyaman kepada orang lain. Demikian dalam makna sebuah senyuman hingga Rasulullah pernah memotivasi para sahabatnya tentang makna senyuman itu.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh HR. Muslim, Rasulullah berpesan, “Janganlah kalian menganggap remeh kebaikan itu, walaupun itu hanya bermuka cerah pada orang lain,”.
Dari pandangan pertama dilanjutkan dengan senyum dan keluarlah kata-kata sapaan. Kata-kata memang mempengaruhi lingkunganmu, contohnya, para ahli etika pergaulan mengajarkan, jangan membicarakan usia dan warna kulit pada seorang wanita dalam pertemuan pertama. Karena hal ini sangat sensitif. Jangan pula menyapa seorang lelaki dengan, “Kok agak kurusan, lemas abis sakit ya?” karena hal ini akan menyebalkan lawan bicaramu.
ketika kau berkata positif maka energi positif akan mengalir di sekitarmu. Begitupun sebaliknya. Maka, jangan buang energimu untuk mengeluarkan kata-kata negatif. Jangan buang energimu dengan mendengarkan kata yang justru malah menguras energimu. Katakan yang baik atau diam. Dengarkan yang baik atau tinggalkan. Energimu terlalu berharga jika hanya akan dihabiskan dengan mengeluh, kesah, dan bersedih.
Maka ketika bertemu seseorang pancarkanlah pandangan yang menyejukan, senyum yang tulus dan ucapkanlah satu kata positif: Alhamdulillah! (Eman Mulyatman)
Friday, March 9, 2012
Dan Bersamalah, Di Sini
Malam berlalu,
Tapi tak mampu kupejamkan mata
dirundung rindu
Kepada mereka
Yang wajahnya mengingatkanku
akan surga
Wahai fajar terbitlah segera
Agar sempat kukatakan pada
mereka
“Aku mencintai kalian karena
Allah”
-Umar ibn Khattab-
P
|
ada suatu hari, tiga orang berjumpa di suatu sudut kota
Madinah. Kisahnya jadi canda. Tapi begini ceritanya yang pertama menebar kepedulian,
yang kedua membagikan kebijakan dan yang ketiga memberi kedamaian dengan
pemahaman serta dengan pemaknaan. Itulah Umar ibn Khattab yang berjumpa dengan
Hudzaifah ibn Yaman dan Ali ibn Abi Thalib. “Bagaimana keadaanmu pagi ini wahai
Hudzaifah?” tanya Umar.
“Wahai Amirul Mukminin,” jawabnya, “Pagi ini aku
mencintai fitnah, membenci haq, salat
tanpa wudu, dan aku memiliki sesuatu di muka bumi ini yang tidak dimiliki oleh
Allah di langit.” “Demi Allah”, kata Umar, “Engkau membuatku marah!” “Apa yang
membuatmu marah, wahai Amirul Mukminin?” timpal Ali ibn Thalib.
“Tidakkah engkau dengar apa yang dikatakan Hudzaifah!” Hudzaifah
terdiam dan tersenyum pada Ali
“Wahai Amirul Mukminin,” kata Ali, “Sungguh benar
Hudzaifah, dan aku juga seperti dirinya. Akupun seperti dirinya. Adapun
kecintaannya pada fitnah maksudnya adalah HARTA
dan ANAK sebagaimana firman
Allah:
“Sesungguhnya
hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah cobaan” [64]:15).
“Adapun kebencian terhadap al haq adalah ia membenci kematian.
Salatnya tanpa wudu maksudnya adalah salawat kepada Nabi Muhammad saw. Adapun
yang dimilikinya di bumi dan tidak dimiliki Allah di langit adalah anak dan
istri. Bukankah Allah tak memiliki keduanya.
Bayangkan kita membersamai orang-orang semacam
mereka. Diam menjadi tasbih, bicaranya ilmu, ucapannya penuh doa. Tak ada
sia-sia bahkan dalam candanya terkandung ilmu dan kebenaran yang membuat kita
merenung dalam-dalam. Mari kita berangang-angan untuk berada di tengah
orang-orang yang terhubung dengan langit dan merasakan ukhuwah mereka mendekap
hangat kita dalam kebenaran, kemuliaan dan kebajikan
Ya Allah
{Semua yang ada
di langit dan di bumi selalu meminta pada-Nya. Setiap waktu Dia dalam
kesibukan.} (QS.
Ar-Rahman: 29)
Ketika
laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup kencang menerjang, semua
penumpang kapal akan panik dan menyeru:
"Ya
Allah!" Ketika
seseorang tersesat di tengah gurun pasir, kendaraan menyimpang jauh dari
jalurnya, dan para kafilah bingung menentukan arah perjalanannya, mereka akan
menyeru:
"Ya
Allah!" Ketika
musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka yang tertimpa
akan selalu berseru:
"Ya
Allah!" Ketika
pintu-pintu permintaan telah tertutup, dan tabir-tabir permohonan digeraikan,
orang-orang mendesah:
"Ya
Allah!" Ketika
semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa menyempit, harapan
terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka pun menyeru:
"Ya
Allah!"
Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup, dan jiwa serasa
tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus Anda pikul, menyerulah:
"Ya
Allah!"
Kuingat
Engkau saat alam begitu gelap gulita,
dan
wajah zaman berlumuran debu hitam
Kusebut
nama-Mu dengan lantang di saat fajar menjelang,
dan
fajar pun merekah seraya menebar senyuman indah
Setiap
ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur,
air mata yang menetes penuh keikhlasan,
dan
semua keluhan yang menggundahgulanakan hati
adalah
hanya pantas ditujukan ke hadirat-Nya.
Setiap
dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan, julurkan lengan penuh
harap, dan arahkan terus tatapan matamu ke arah-
Nya
untuk memohon pertolongan! Ketika lidah bergerak, tak lain hanya untuk
menyebut, mengingat dan berdzikir dengan nama-Nya. Dengan begitu, hati akan
tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi menegang, dan iman
kembali
berkobar-kobar. Demikianlah, dengan selalu menyebut nama-Nya,
keyakinan akan
semakin kokoh. Karena,
{Allah Maha
Lembut terhadap hamba-hamba-Nya.}
(QS. Asy-Syura:
19)
Allah: nama
yang paling bagus, susunan huruf yang paling indah, ungkapan yang paling tulus,
dan kata yang sangat berharga.
{Apakah kamu
tahu ada seseorang yang sama dengan Dia (yang patut
disembah)} (QS.
Maryam: 65)
Allah: milik-Nya
semua kekayaan, keabadian, kekuatan, pertolongan, kemuliaan, kemampuan, dan
hikmah.
{Milik siapakah
kerajaan pada hari ini? Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha
Mengalahkan.}
(QS. Ghafir: 16)
Allah: dari-Nya
semua kasih sayang, perhatian, pertolongan, bantuan, cinta dan kebaikan.
{Dan, apa saja
nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lab. (datangnya).}
(QS. An-Nahl:
53)
Allah: pemilik
segala keagungan, kemuliaan, kekuatan dan keperkasaan.
Betapapun
kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf,
Kekudusan-Mu
tetap meliputi semua arwah
Engkau tetap
Yang Maha Agung, sedang semua makna,
akan lebur,
mencair, di tengah keagungan-Mu, wahai Rabku
Ya
Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan itu awal
kebahagian, dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram. Ya Allah,
dinginkan panasnya kalbu dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa dengan
air keimanan. Wahai Rabb, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam
ini rasa kantuk dari-Mu yang menentramkan. Tuangkan dalam jiwa yang bergolak ini
kedamaian. Dan, ganjarlah dengan kemenangan yang nyata.
Wahai Rabb,
tunjukkanlah pandangan yang kebingungan ini kepada cahaya-Mu. Bimbinglah
sesatnya perjalanan ini ke arah jalan-Mu yang lurus. Dan tuntunlah orang-orang
yang menyimpang dari jalan-Mu merapat ke hidayah- Mu.
Ya
Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan memancar terang,
dan hancurkan perasaan yang jahat dengan secercah sinar kebenaran. Hempaskan
semua tipu daya setan dengan bantuan bala tentara-Mu.
Ya
Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah kegundahan dari jiwa
kami semua.
Kami
berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera. Hanya kepada-Mu kami
bersandar dan bertawakal. Hanya kepada-Mu kami memohon, dan hanya dari-Mu lah
semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai Pelindung kami, karena Engkaulah
sebaik-baik Pelindung dan Penolong.
BANYAK JALAN MENUJU LUAR NEGRI
ISYARAT ISLAM MEMPERLUAS WILAYAH
PEMBELAJARAN
- Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda :
" Barang siapa yang keluar menuntut ilmu, maka ia di dalam jalan
Allah hingga kembali nanti " (HR Tirmidzi)
- Dalam riwayat dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW
juga bersabda : Tuntutlah ilmu walaupun hingga ke negri Cina. (HR
Ibnu Adi dan Baihaqi).
- Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda : Hikmah
itu adalah miliknya orang mukmin yang hilang, jika ia menemukannya maka ia
lebih berhak atasnya ( HR Tirmidzi)
- Imam Ahmad pernah ditanya oleh muridnya dalam
masalah ini : " Perlukah seseorang mengembara untuk menuntut ilmu?
". Beliau menjawab : " Tentu sangat perlu”
KEUNTUNGAN KULIAH DI LN
- Menjaga orisinalitas keilmuan, dari sisi
referensi dan bahasa yang digunakan
- Fasilitas perpustakaan dan akses mendapat
referensi begitu banyak
- Banyak seminar keilmuan diadakan secara gratis
- Peluang berguru langsung pada ilmuwan / ulama
terkemuka
- Meningkatkan pengembangan kemampuan berbahasa
- Memperluas jaringan sebagai aset di masa depan
- Mendorong untuk fokus & konsentrasi dalam
belajar
- Terbuka peluang penerimaan beasiswa dan
sponsorship ( contoh : Kep. Riau )
- Peluang bekerja sambilan dg tingkatngaji lebih
tinggi
- Memperkaya pengalaman
KELEMAHAN KULIAH DI LN
- Secara Psikologis, kehilangan keluarga, teman dan
sahabat. Imam Syafi’i berkata:
" Lakukanlah perjalanan .. niscaya engkau akan mendapatkan
orang-orang yang telah berpisah darimu “
- Peluang Birrul walidain menjadi terbatas
- Kurangnya pengembangan di bidang penulisan dan
publik speaking
- Kurang pengalaman lapangan terjun di masyarakat /
pergaulan minim
Bagaimana cara
ke LUAR NEGRI ?
ke LUAR NEGRI ?
KUNCI PERTAMA : INFORMASI !
- Instansi Terkait ( DEPAG & DEPDIKNAS)
- Kedutaan Besar Negara Asing di Indonesia
- Lembaga Internasional / Yayasan Khusus
- Perkumpulan Mahasiswa Indonesia di LN
- Jalur Pribadi Alumni LN
- Situs Beasiswa
- Pameran Pendidikan Luar Negeri
Persiapan sebelum Berangkat
Garis Besar Persiapan
- Menentukan Negara Tujuan
- Mencari Tambahan Informasi
- Melakukan Pendaftaran dan Ujian
- Persiapan Keuangan / Finansial
- Mengurus Dokumen Perjalanan
- Packing Barang Bawaan
- Pengkondisian Keluarga
1. Menentukan Negara Tujuan:
a. Sisi Idealisme Keilmuan ( objektif)
b.
Sisi Pertimbangan
Pribadi ( subjektif)
c.
Sisi Realitas Peluang
( Realistis)
Peringkat Teratas 2007
Nama Universitas
|
Negara
|
Amerika Serikat
|
|
Amerika Serikat
|
|
Inggris
|
|
Inggris
|
|
Inggris
|
|
Amerika
|
|
Amerika
|
|
Amerika
|
|
Inggris
|
|
Amerika
|
|
Amerika
|
|
Canada
|
Universitas Dunia Islam
- Universitas Al-Azhar , Cairo ,Mesir
- Universitas Cairo, Mesir
- Universitas Islam Madinah, Arab Saudi
- Universitas Ummul Quro, Makkah, Arab Saudi
- Universitas Islam Internasional, Islamabad
Pakistan
- Universitas Karachi, Pakistan
- Universitas Islam Internasional, Kuala Lumpur
Malaysia
- Universitas Kebangsaan Malaysia, Kuala Lumpur
Malaysia
- Universitas Islam Omdurman, Khartoum Sudan
2. Mencari Tambahan Informasi
a. Membuka situs, buku tentang negara tersebut
b. Bertanya langsung pada alumni dan mahasiswa di sana seputar pendidikan
dan kondisi secara umum
3. Mengikuti Tes/Registrasi
- Instansi resmi yang ditunjuk
- Kedutaan Besar / Lembaga Internasional
- Registrasi Online
- Korespondensi
Menunda Kenikmatan, untuk Kenikmatan yang Sesaat
Alkisah ada seorang pemilik warung nasi yang baru
mendapatkan keuntungan dari hasil warung nasi yang ia dirikan lima tahun lalu,
berniat membeli mobil tua sesuai dengan anggaran yang ia miliki. Seluruh
keuntungan yang ia kumpulkan selama lima tahun ia habiskan untuk membeli sebuah
mobil tua yang ia lengkapi dengan ‘tape’ mobil dan dua ‘speakeraktif’ yang
bagus. Baru beberapa bulan ia gunakan mobil tersebut, terlihat kesibukannya
dalam mengurus warung nasi harus tersita gara-gara mobil tua yang baru saja ia
beli dari seorang ‘rewel’ dan banyak yang harus ia perbaiki dan ganti. Satu
persatu kelemahan dan kekurangan mobil itu mulai tampak seberti sebuah penyakit
yang menjalar, dimulai dari businya, perapiannya, ban depan hingga mesin yang
sering ‘ngadat’. Akhirnya setelah berjuta-juta Rupiah yang ia habiskan untuk
memperbaiki kerusakan mobil tersebut, akhirnya ia menjualnya lagi dengan harga
jauh lebih murah dari harga beli dulu. Dari harga Rp. 25 juta ia beli, hanya
dapat dijual dengan harga Rp. 10 juta. Belum termasuk service yang ia lakukan.
Sahabat, cerita di atas mungkin adalah kisah yang pernah
kita lihat atau mungkin kita dengar atau jangan-jangan kita pun pernah
mengalaminya. Berharap untung dengan barang yang dibeli, murah namun ternyata
kualitasnya jelek dan dalam beberapa hari sudah menyesal dan tidak ingin
menggunakannya lagi.
Orang sukses yang sejati biasa menunda kenikmatannya
untuk meraih kenikmatan yang lebih besar. Saat teman-temannya larut dalam
budaya hedonis ia harus berkutak
dengan kesibukan menambah kecakapanya dalam berbagai bidang dengan mengikuti
pelatihan atau diklat untuk menambah skill profesinya, sambil memperluas
jaringan usahanya. Saat teman-teman seangkatannya berdua-duaan dengan pacarnya,
iapun berusaha untuk berdua-duanya dengan buku-buku tebal yang menunjang masa
depannya. Saat orang seusianya senang menghabiskan uang orangtua, ia sibuk
mandiri dan bertekad untuk tidak meminta apapun dari orang tuanya. Yakinilah
prinsip ini “barang siapa yang
berlelah-lelah di usia mudanya, maka ia akan menikmati kemudahan di usia tuanya.”
(sumber: Jangan Belajar Kalo ngak Tau Caranya)
Ambil Cintamu di Langit, Tebarkan di Bumi
“Dan Allah yang mempersatukan hati para hamba
beriman beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk
mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpun hati mereka. Tapi Allah-lah yang
telah menyatupadukan mereka....” QS. Al
Anfaal [8]: 63
Daun yang Meneduhkan
Daun bagian dari tumbuhan, bentuknya biasanya melebar tapi ada juga yang panjang, sesuai dengan fungsi dan sifatnya, mulai sebesar daun pisang hingga sekecil duri kaktus. Hiajunya daun menyejukkan mata dan meneduhkan dari terik matahari.
Daun cermin kemandirian dapat memproduksi makanan sendiri. Kecerdasan daun terlihat dari kepandainnya menyesuaikan diri. Di daerah segersang padang pasir ia menjelma kaktus. Di atas air, ia mengambang jadi teratai. Kemandirian daun tidak menunggu dewasa ia sudah dapat melakukan fotosintesis, sesaat tunas itu tumbuh.
Daun tidak egois energi dan makanan hasil fotosintesis, dialirkan ke seluruh bagian tumbuhan. Daun tak lupa diri, ia menyadari bahwa ia ada berkat dukungan yang lain juga. Lihatlah, semakin rimbun daun, semakin kokoh akar yang menyerap air dan sari pati makanan, serta semakin kuat pula batang yang menyalurkannya.
Alam seisinya tak ada yang sia-sia. Belajarlah dari daun yang yang mengubah keburukan menjadi kebaikan. Zat asam arang yang berbahaya diubah (fotosintesa) menjadi oksigen dan energi yang bermanfaat.
Daun hidup dengan pola harmoni, Karenanya ia tidak layu karena kelebihan berproduksi atau pucat karena kurang asupan makanan. Daun terus bermanfaat hingga akhir hayat. Sebelum mati, lebih dulu membentuk tunas baru. Seperti pohon jati yang melepas daun agar tak kekurangan air. Terlepasnya dari pokok pohon, menjadi pupuk yang menyuburkan.
Banyak sekali manfaat daun, tidak hanya bagi tumbuhan yang ditinggalinya. Mulai dari hewan dan manusia yang menghirup oksigen hasil fotosintesis, menjadi lalapan, sebagai bahan obat, hingga pembungkus. Daun itu indah, dengan beragam bentuk dan corak warna, menjadikan tumbuhan dan pepohonan tampak lebih hidup. Daun itu menyejukkan. Mengayomi dan menentramkan.
Namun hati – hati, ada pula daun yang berduri, membuat gatal, beracun ataupun menyebarkan bau busuk. Yang jelas, rahasia ini kita tidak tahu, bagi manusia mungkin tidak atau belum diketahui manfaatnya. Tapi bagi mahluk lain bisa saja manfaatnya sangat besar.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Komentar anda
Like
Fan Page
Mengenai Saya
- Coretanqu
- Talang Jawa, Palembang/Sumatera Selatan, Indonesia
- aku adalah aku yang sekarang bukan aku yang terdahulu
Blogger news
Blog Archive
-
▼
2012
(97)
-
▼
March
(17)
- SOMEONE WHO LOVES U
- Kesederhanaan yang paling bernilai adalah kebaikan
- Berdakwah Tiada Henti
- Gesekan Persahabatan
- Senyumlah
- CoretanQu: Mencari Bidadari
- Dan Bersamalah, Di Sini
- Ya Allah
- BANYAK JALAN MENUJU LUAR NEGRI
- Menunda Kenikmatan, untuk Kenikmatan yang Sesaat
- Ambil Cintamu di Langit, Tebarkan di Bumi
- Daun yang Meneduhkan
- Every one is Special "TERIMA ORANG LAIN APA ADANYA...
- pelangi di gerimis hujan
- Kisah Lalat
- Potensi Kita
- Mencari Bidadari
-
▼
March
(17)
Followers
Archive
Blogroll
Tayangan Ke
Entri Populer
-
Perasaan lahir dari sebuah pertemuan Berputik rindu di hati yang amat mendalam Mekar menyinar seluruh alam kehidupan Segar sentiasa ia dalam...
-
Pada waktu itu pertengahan 2007 saya ditunjuk menjadi sekretaris panitia MUBES Warga PBSID FKIP Unsyiah, saya juga disuruh membuatkan bros...
-
Asa Kerja dengan Cinta dan Harmoni Terasah rasa oleh cinta Terasah bahagia oleh asa Cinta bermuara pada bahagia Karena cinta be...
-
Buka Mata! Ubah Paradigma S ahabatku, mengapa ada pemuda yang gagal dalam hidupnya, tak jelas arah tujuannya dan merep...
-
Diwilayah Seunagan ( Jeuram ). Pimpinan wilayah Seunagan yang pertama yaitu : Teuku Johan Masa jabatan dipegang kira – kira 20 Tahun setela...
-
Mendengar kata ‘Bahasa Jiwa’, memori kita akan mengingat sebuah album nasyid Bahasa Jiwa yang beredar pada Tahun 2002 milik team nasyid Mai...
-
Jika melihat dari sisi medis, Sosiolog di Universitas of Texas, John Mirowsky, seperti dikutip dari Huffington Post, Senin (3/12), menyebut ...
-
Ketika ada seseorang yang kau cintai namun mengkhianati cintamu Bersyukurlah, itu mungkin cara Tuhan untuk memuliakanmu Yakinlah, Dia akan m...
-
Pertama: Jumlah raka’at shalat Id ada dua berdasarkan riwayat Umar radhiyallahu ‘anhu (yang artinya): “Shalat safar itu ada dua raka’at, s...
-
Betapa indah hidup yang terhubung ke langit Ketika ruhmu yang meronta-ronta rindu Kau pertemukan dengan Rabb Yang Maha Tahu Bagai tetes ...