Friday, May 17, 2013

Pengalaman Pertama membuka usaha Advertising


Pada waktu itu pertengahan 2007 saya ditunjuk menjadi sekretaris panitia MUBES Warga PBSID FKIP Unsyiah, saya juga disuruh membuatkan brosur untuk pulikasi. Bermodalkan dengan hanya ‘menguasai’ aplikasi office word saya buatlah sebuah poster sederhana menggunakan gambar yang ada di clip art.
Setelah jadi paginya saya tempelkan di tempok. Gak taunya ada kesalahan pengetikan yang sangat fatal yaitu tertulis “kudu gak datang” niat hati nyuruh dating yang tertulis malah larangan tapi karena udah tersebar seantero kampus ya dibiarkan saja. Tapi ada yang paling menggembirakan hasil saya diapresiasi oleh teman-teman terlepas ad kesalahan ketik.
Dimulai dari situ kemudian saya berlanjut menjadi desainer brosur dan spanduk di LDK Al Mudarris di sana saya membuat brosur masih menggunakan aplikasi word, hingga ada seorang adek letting yang ngenalin dengan aplikasi corel DRAW dan photoshop. Pada waktu itu saya Cuma diajarin bagaimana membuat bidang dan memadukan gradasi warna, proses belajarnya gak lebih 2,5 jam dari setelah zuhur sampe asar. Namun perlu diketahui inilah awal mulanya saya memulai desaingrafis secara professional.
Setalah setahun di’pake’ ato lebih tepatnya mewarnai LDK Al Mudarris dengan karya-karya saya ada tahun 2009 saya pindah ke LDK FOSMA. Di sana kreativitas saya kembali di asah dengan membuat sertifikat, brosur, spanduk event yang dibuat oleh LDK FOSMA. Awal mula karya saya untuk FOSMA adalah sertifikat Festival Nasyid se-Aceh yang dibuat dipelataran Gelanggang Mahasiswa. Bermula dari sana saya terus berkreasi sembari belajar hingga pada tahun 2009 saya kedatangan seorang adinda dengan kreativitas yang cetar membahana yaitu Wendi.
Pada tahun 2008 saya mencoba memantapkan diri dengan membuat nama usaha saya ini dengan nama Seulanga Desain, namun pada Tahun 2010 saya melihat ada sebuah peluang usaha baru yang layak dicoba yakni konveksi pembuatan jaket. Lagi-lagi saya memulai usaha dengan modal ompong alias tanpa modal, tanpa ilmu tentang usaha ini sama sekali.
Hanya bermodalkan seorang relasi yang dikenali oleh istri di Lampung saya memberanikan diri konsumen awal saya adalah LDF Al Mudarris sendiri, rumah saya dulu. Setelah gambar saya desain saya mematok harga dibawah harga pasar konveksi yang ada di Banda Aceh saat itu, asli beneran harga pokok Rp. 82.000 saya pasang harga Cuma 95.000 dengan asumsi ongkos kirim dari Lampung – Aceh Rp. 5.000/kg berarti saya bisa untuk Rp. 8.000, tapi gak taunya ongkos kirim dari Lampung-Aceh Rp. 7.000/kg untungnya saya masih bisa menikmati hasilnya bersama istri.
Hingga sekarang usaha saya telah merambah berbagai usaha, lagi-lagi hanya dengan modal nekat, gak pake uang, gak pake ilmu murni modal ompong. Alhamdulillah usaha saya selain di Banda Aceh, Meulaboh, Jeuram, Bieuren, bahkan telah sampai ke Medan, Dumai, Jogja, Sintang semua ini berkat niat dan semangat untuk mencoba dan terus mencoba…. bersambung
        

Komentar anda