Pada waktu itu pertengahan 2007 saya ditunjuk menjadi
sekretaris panitia MUBES Warga PBSID FKIP Unsyiah, saya juga disuruh membuatkan
brosur untuk pulikasi. Bermodalkan dengan hanya ‘menguasai’ aplikasi office
word saya buatlah sebuah poster sederhana menggunakan gambar yang ada di clip
art.
Setelah jadi paginya saya tempelkan di tempok. Gak
taunya ada kesalahan pengetikan yang sangat fatal yaitu tertulis “kudu gak
datang” niat hati nyuruh dating yang tertulis malah larangan tapi karena udah
tersebar seantero kampus ya dibiarkan saja. Tapi ada yang paling menggembirakan
hasil saya diapresiasi oleh teman-teman terlepas ad kesalahan ketik.
Dimulai dari situ kemudian saya berlanjut menjadi
desainer brosur dan spanduk di LDK Al Mudarris di sana saya membuat brosur
masih menggunakan aplikasi word, hingga ada seorang adek letting yang ngenalin
dengan aplikasi corel DRAW dan photoshop. Pada waktu itu saya Cuma diajarin
bagaimana membuat bidang dan memadukan gradasi warna, proses belajarnya gak
lebih 2,5 jam dari setelah zuhur sampe asar. Namun perlu diketahui inilah awal
mulanya saya memulai desaingrafis secara professional.
Setalah setahun di’pake’ ato lebih tepatnya mewarnai
LDK Al Mudarris dengan karya-karya saya ada tahun 2009 saya pindah ke LDK
FOSMA. Di sana kreativitas saya kembali di asah dengan membuat sertifikat,
brosur, spanduk event yang dibuat oleh LDK FOSMA. Awal mula karya saya untuk
FOSMA adalah sertifikat Festival Nasyid se-Aceh yang dibuat dipelataran
Gelanggang Mahasiswa. Bermula dari sana saya terus berkreasi sembari belajar
hingga pada tahun 2009 saya kedatangan seorang adinda dengan kreativitas yang
cetar membahana yaitu Wendi.
Pada tahun 2008 saya mencoba memantapkan diri dengan
membuat nama usaha saya ini dengan nama Seulanga Desain, namun pada Tahun 2010
saya melihat ada sebuah peluang usaha baru yang layak dicoba yakni konveksi
pembuatan jaket. Lagi-lagi saya memulai usaha dengan modal ompong alias tanpa
modal, tanpa ilmu tentang usaha ini sama sekali.
Hanya bermodalkan seorang relasi yang dikenali oleh
istri di Lampung saya memberanikan diri konsumen awal saya adalah LDF Al
Mudarris sendiri, rumah saya dulu. Setelah gambar saya desain saya mematok
harga dibawah harga pasar konveksi yang ada di Banda Aceh saat itu, asli
beneran harga pokok Rp. 82.000 saya pasang harga Cuma 95.000 dengan asumsi
ongkos kirim dari Lampung – Aceh Rp. 5.000/kg berarti saya bisa untuk Rp.
8.000, tapi gak taunya ongkos kirim dari Lampung-Aceh Rp. 7.000/kg untungnya
saya masih bisa menikmati hasilnya bersama istri.
Hingga sekarang usaha saya telah merambah berbagai
usaha, lagi-lagi hanya dengan modal nekat, gak pake uang, gak pake ilmu murni
modal ompong. Alhamdulillah usaha saya selain di Banda Aceh, Meulaboh, Jeuram,
Bieuren, bahkan telah sampai ke Medan, Dumai, Jogja, Sintang semua ini berkat
niat dan semangat untuk mencoba dan terus mencoba…. bersambung