Sunday, October 27, 2013

Filosofi Pohon Pisang

Sahabat tau pohon pisang? Di manapun dia berada ia selalu tumbuh dan berbuah, tak mengenal masa dan tak gampang lelah. Begitu dipotong ia tumbuh lagi dan terus tumbuh, sebab kematian itu tidak dihadapi dengan kepasrahan tapi dengan menumbuhkan pohon dan buah baru. 

Belajar dari pohon pisang berarti tak membiarkan tanpa amal sama sekali. Ia harus selalu menggunakan memontum untuk menumbuhkan kader-kader berikutnya, seperti Allah gambarkan dalam Al Quran Surat Al-Baqarah Ayat: 154:

وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَٰكِنْ لَا تَشْعُرُونَ
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.

Bila kita telah mengambil peran ini berarti kematian tak perlu disesali, tapi justru disyukuri dan dirindukan. Karena ia telah mempersiapkan anak saleh, kader yang taat, keluarga yang berharkat, masyarakat yang bermanfaat dan pengikut yang merindukan akhirat dengan Sang kekasih.


Imam Syafii mengatakan, "Jadilah kamu pribadi yang unik. Menangis saat kau hadir di dunia meski orang lain tertawa. Dan engkau tertawa saat orang lain menangisi kepargianmu."

Sumber New Quantum Tarbiyah 


Melejit Dalam Berbagai Situasi Sulit #1

Ketika Rasulullah wafat, terjadi krisis kepemimpinan yang sangat sulit, menyulut konflik dan hampir-hampir memecah-belah umat. Kaum Muhajirin memilih Abu Bakar, kaum Anshar lebih memilih Sa'ad ibn Mu'adz. Ditengah inilah muncul nama Abu Ubaidillah. Dia yang dipersaudarakan oleh Nabi dengan Sa'ad ibn Mu'adz, tokoh puncak kaum Anshar.

Sebenar ini sebuah pilihan yang tepat untuk merekat umat. Ini kesempatan emas untuk berbuat, memberi konstribuasi penuh manfaat. Namun Abu Ubaidah melihat sesuatu tokoh yang tidak terlihat oleh orang lain. Dia bertindak cepat, lalu berseru dengan tawadhu: "Bagaimana kalian bisa mencalonkan diriku, sementara ditengah-tengah kita ada seorang yang lebih hebat?".

Dia merasa Abu Bakar pilihan yang lebih tepat. Akhirnya Abu Ubaidah segera mengambil tangan Abu Bakar untuk berbaiat padanya, diikuti oleh Umar ibn Khattab. Umatpun terselamatkan dari perpecahan. Terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah.

Episode demi episode dilalui Abu Ubaidah dengan pilihan-pilihan sulit. Saat berperang melawan Romawi di bawah kepemimpinan Heraklius, dalam kondisi terdesak dia mengutus kurir menemui sang Khalifah Abu Bakar Ash Siddiq di Madinah untuk meminta pertimbangan. Khalifah mengirimkan pasukan tambahan dalam jumlah yang sangat besar untuk membantu pasukan yang sudah ada, seraya mengintruksikan.

"Aku mengangkat Khalid ibn Walid sebagai panglima untuk menghadapi pasukan Romawi di Syiria. Dan aku harap kamu jangan menentangnya, tapi taatilah dia, patuhlah perintahnya. Aku memang sengaja memilihnya sebagai panglima meski aku tahu kamu lebih baik daripadanya. Tetapi aku yakin dia memiliki kelihaian perang yang tidak kamu miliki. Mudah-mudahan Allah selalu menunjukkan kita pada jalan yang lurus.

(Bersambung.....  

Sumber: Super Murabbi 

Kontrak Tarbiyah

Pada-Mu Rabbi kami berjanji
Pada-Mu Rabbi kami berbakti
Pada-Mu Rabbi kami mengabdi
Bagi-Mu Rabbi jiwa raga kami

Dengan ini, saya menyatakan:

Satu
Saya berjanji untuk melangkah sepenuh hati
dalam menjalani hidup ini, ikhlas karena Allah
dan mengikuti tuntunan Rasulullah

Dua
Saya berjanji akan bersungguh-sungguh membina diri 
untuk meraih prestasi sampai mati

Tiga 
Saya tidak akan pernah merasa terpaksa dalam 
menjalani aktivitas tarbiyah, karena tarbiyah telah 
menjadi kebutuhan saya hingga akhir hayat saya

Allah menjadi saksi atas janji saya ini



________________,___________________
Yang membuat Pernyataan





(..............................................)
Tanda tangan dan nama terang   

Dapatkan Bidadari Edisi Spesial

Bidadari itu berkulit hitam manis, dahinya tinggi,
bagian atas matanya berwarna merah dan bagian 
bawah matanya berwarna biru serta memiliki sifat 
yang sangat pemalu.

Bidadari Edisi Spesial

Ha...ha...ha... jangan tertawa dulu. Tahan. Stop. Siapkan senyum di hati untuk menyimak edisi ini, khusus buat engkau yang ingin menemukan energi quantum dalam diri. siap? Ok, mari kita simak kisah berikut ini.

Engkau mengenal Umar ibn Khattab? so pasti!! Kalau ngak kenal kebangetan dah!!. Ada apa emangnya sama Umar? Rasulullah saw sering kali menceritakan kepada para sahabat mengenai perjalanan Isra' Mi'raj beliau menghadap Allah swt. Beliau sering pula menceritakan keadaan surga yang dijanjikan Allah kepada para sahabat.

Suatu hari Rasulullah dimi'rajkan Allah menghadap Allah, malaikat Jibril memperlihatkan kepada Beliau taman-taman surga. Rasulullah melihat ada sekumpulan bidadari yang sedang bercengkrama. Ada seorang bidadari yang begitu berbeda dengan yang lainnya. Bidadari itu menyendiri dan tampak sangat pemalu. Rasulullah bertanya kepada Jibril, "Wahai Jibril bidadari siapakan itu?" Malaikat Jibril menjawab "Itu adalah bidadari diperuntukkan kepada sahabatmu Umar ra. Pernah suatu hari ia membayangkan tentang surga yang engkau ceritakan keindahannya. Ia menginginkan untuknya seorang bidadari yang berbeda dari bidadari lainnya. Bidadari yang dia inginkan itu berkulit hitam manis, dahinya tinggi, bagian atas matanya berwarna merah dan bagian bawah berwarna biru serta memiliki sifat pemalu. Karena sahabatmu itu selalu memenuhi kehendak Allah, maka saat itu juga Allah menjadikannya seorang bidadari untuknya sesuai yang ia kehendaki hatinya."
Subhanallah, Begitulah, bidadari edisi spesial itu diperuntukkan hanya untuk Umar sahabat yang sangat ditakuti setan. Bila Umar lewat maka setan menyingkir, lari terbirit-birit karena saking takutnya. Beda banget sama kita ya, barangkali lebih disenangi setan, Nauzubillah.
Sumber: New Quantum Tarbiyah Karya @PKShol         

Saturday, October 26, 2013

Rahasia Dua Lelaki

Dari balik tabir, kudengarkan wanita itu bicara mengisahkan pengalaman yang akan menjadi guru
“aku bertemu dua lelaki”, dia memulai cerita dengan suara lembut, riang, sekaligus sendu aku menerka demikian pula wajahnya “kurasa dua-duanya mampu membuatku tak bisa enolak jika mereka punya kehendak” “oh ya?”, kudengarkan sambil dalam hati mengucap “Rabbi..”
“lelaki pertama berparas titisan yusuf, hartanya warisan sulaiman, gagahnya serupa musa” wanita itu berhenti, sejenak menghela nafasnya aku menggigit bibir dan mendalamkan tundukku “dan tahukah kau”, suaranya cekat kini, “setelah bicara padanya, aku pulang terpesona merasa telah berjumpa dengan lelaki paling rupawan bercakap dengan insan paling bijaksana” aku tak ingin tahu lebih banyak, jadi kutanyakan padanya tentang lelaki kedua dan sepertinya dia tersenyum “seusai berbincang dengan lelaki kedua”, katanya “aku pulang dengan bahagia, merasa penuh pesona merasa menjadi wanita paling jelita merasa diriku perempuan paling cendikia”
“jadi di antara mereka”, tanyaku sambil mengepalkan jemari “siapa yang lebih tampan, siapa yang lebih mengagumkan?” kurasa dia tersenyum lagi, menertawakanku barangkali “laki- laki pertama lebih mencintai dirinya sendiri dia bersukacita saat menebarkan pesona dia bahagia ketika banyak hati memujanya”
“laki-laki kedua mempesona bukan karena dirinya daya pikatnya ada pada perhatiannya, yang membuatku merasa ada, merasa bermakna, merasa berharga” “jadi”, aku menyimpulkan perlahan, “kau memilih yang kedua?”
dia tersenyum lagi, “aku telah mendapatkan yang ketiga” “laki-laki suci; yang memuliakanku dengan menikahiku dia menjaga kesuciannya dengan pernikahan dia menjaga pernikahannya dengan kesucian dia berupaya untuk mempunya pesona lelaki pertama, tanpa mengumbarnya
dia belajar memiliki pesona lelaki kedua untuk mengagungkan isterinya meski jauh dari sempurna, dia mengingatkanku pada sabda Sang Nabi; sebaik-baik lelaki adalah yang paling memuliakan perempuan”
aku tersenyum kini, “tunggu, apakah engkau ini isteriku?” sepenuh cinta,
Salim A. Fillah

Monday, October 21, 2013

Murabbi Surgakan Peranmu

Guruku…
Guru yang bisa, berbicara
Guru yang bagus menerangkan
Guru yang agung, yang memberi inspirasi

Seorang guru yang berpengaruh dan terus dikenang oleh murid-muridnya pernah berujar, Aku latihan dan terus menerus latihan, namun yang benar-benar menolongku adalah qiyammulail, salat Tahajud.” Subhanallah.

Bagaimana dengan kita?
Sahabat, hari-hari ini kita patut gelisah. Ya. Gelisah bukan karena harga BBM yang akan segera naik dengan diikuti harga-harga kebutuhan pokok yang mencekik. Banyak manusia yang resah karena belum punya rumah. Gelisah karena kendaraannya masih kuno dan tidak masuk golongan mewah. Gundah karena masih tertinggal bak katak dalam tempurung tak bisa mengikuti perkembangan model yang sumringah. Ya banyak yang gundah, gelisah dan resah. Benar-benar hilang gairah. Sahabat merasakannya bukan?
Namun sayang sungguh sayang, sangat sedikit yang merasa gelisah ketika kehilangan ruh dalam ibadah. Jarang yang merasa resah kala tak ada lagi gairah qhudwah hasanah. Sedikit yang gundah bila kata-kata tak terdengar lagi dan mengakar. Makin banyak yang hilang arah dan tak mampu lagi mengajak manusia tergugah melangkah kejalan hidayah.
Astagfirullah, dunia yang berseliweran telah menggoda, materi yang riuh dan ricuh telah mengganggu fokus guru dari surga Peran yang mereka emban. Mereka berlari berpacu mengejar dunia, kejar tayang, merebut atribut dan mengiri sertifikasi.

Bukankah menjadi guru adalah jalan termulia ditengah-tengah manusia?
Mengapa makin banyak yang lupa?             
Mengapa kita juga ikut lupa?


Mengapa banyak guru yang ikut latah dalam mendidik berkarakter, namun sosoknya jauh dari pribadi berkarakter kuat dengan iman yang menghujam, ibadah yang menjulang, apatah lagi akhlak mulia yang menawan? Mengapa kata-kata sahabat tak mereka dengar? Mengapa pembelajaran sahabat malah membuat gusar? Mengapa kehadiran sahabat tak dirindui?    

Rehat Bersama Bersama Imam Ahmad

Ingin segera bertemu ustaz atau sahabat? Perbanyaklah istighfarmu sahabat!! Why? Imam Ahmad ibn Hambal punya pengalaman menarik terkait hal ini. Dalam perjalanan beliau kemalam. Mengetuk mesjid untuk menginap. Takmir mesjid tidak mengizinkan, beliau membujuk, tapi tetap saja sang Takmir mengusirnya. Imam Ahmad berkata, “Aku akan tidur tepat di atas tempat pijakan telap kakiku.” Imam Ahmad benar-benar tidur di atas pijakan kakinya. Takmir tetap saja mengusirnya.
Sebagai ulama sepuh yang low profile, karakter ketaqwaan dan kesalehannya begitu melekat erat dalam dirinya. Hal ini mengundang simpati seorang tukang roti. Dia merasa kasihan dan menawarkan agar beliau menginap di rumahnya. Dijamu sebagai tamu. Sembari mengaduk-aduk adonan roti, tukang roti itu banyak melantunkan istighfar. Istighfar dan terus beristighfar. Imam Ahmad mendengar. Merasakan kekaguman yang amat besar. Hingga malam berlalu sampai terbit fajar.
Subuh tiba. Imam Ahmad menyapa. Bertanya perihal istighfar yang dibaca oleh sang tuan rumah. “Mengapa sepanjang malam, selama membuat adonan engkau senantiasa beristighfar?” tanya Imam Ahmad “Apakah engkau menemukan hasil dari istighfarmu itu?”
“Benar, Demi Allah, setiap kali aku berdoa selalu dikabulkan,” jawabnya, “kecuali satu doa lagi yang belum dikabulkan.” Imam Ahmad pun bertanya penasaran, “Doa apakah yang belum dikabulkan itu?”
Pembuat roti itu mengatakan, “Doa supaya aku bisa melihat Imam Ahmad ibn Hambal.”
Imam Ahmad pun berseru, “Akulah Ahmad ibn Hambal. Demi Allah, aku benar-benar ditarik supaya ke sini untukmu.”

Nah, adakah doamu yang belum dikabulkan? Perbanyak istighfar. Astaghfirullah rabbalbaraaya… Astaghfirullah minal khathaayaa….

Komentar anda