Guruku…
Guru yang
bisa, berbicara
Guru yang
bagus menerangkan
Guru yang
agung, yang memberi inspirasi
Seorang guru
yang berpengaruh dan terus dikenang oleh murid-muridnya pernah berujar, Aku
latihan dan terus menerus latihan, namun yang benar-benar menolongku adalah qiyammulail, salat Tahajud.”
Subhanallah.
Bagaimana
dengan kita?
Sahabat,
hari-hari ini kita patut gelisah. Ya. Gelisah bukan karena harga BBM yang akan
segera naik dengan diikuti harga-harga kebutuhan pokok yang mencekik. Banyak
manusia yang resah karena belum punya rumah. Gelisah karena kendaraannya masih
kuno dan tidak masuk golongan mewah. Gundah karena masih tertinggal bak katak
dalam tempurung tak bisa mengikuti perkembangan model yang sumringah. Ya banyak
yang gundah, gelisah dan resah. Benar-benar hilang gairah. Sahabat merasakannya bukan?
Namun sayang
sungguh sayang, sangat sedikit yang merasa gelisah ketika kehilangan ruh dalam
ibadah. Jarang yang merasa resah kala tak ada lagi gairah qhudwah hasanah. Sedikit yang gundah bila kata-kata tak terdengar
lagi dan mengakar. Makin banyak yang hilang arah dan tak mampu lagi mengajak
manusia tergugah melangkah kejalan hidayah.
Astagfirullah,
dunia yang berseliweran telah menggoda, materi yang riuh dan ricuh telah
mengganggu fokus guru dari surga Peran yang
mereka emban. Mereka berlari berpacu mengejar dunia, kejar tayang, merebut
atribut dan mengiri sertifikasi.
Bukankah menjadi guru adalah jalan termulia
ditengah-tengah manusia?
Mengapa makin banyak yang lupa?
Mengapa kita juga ikut lupa?
Mengapa banyak
guru yang ikut latah dalam mendidik berkarakter, namun sosoknya jauh dari
pribadi berkarakter kuat dengan iman yang menghujam, ibadah yang menjulang,
apatah lagi akhlak mulia yang menawan? Mengapa kata-kata sahabat tak mereka
dengar? Mengapa pembelajaran sahabat malah membuat gusar? Mengapa kehadiran
sahabat tak dirindui?
0 comments:
Post a Comment