Wednesday, January 26, 2011

HARI INI ADA APA YA............................?

temen-temen tau nggak ?

mana ada yang ttahu orang cerita ja belum....he....he..........
hari ini temenku yang dipalembang bilang gini ma aku

temenku : ran, kamu itu kayak motivator aja
aku         : oh....ya ? (ujarku pura-pura terkejut)
temenku : iya bener, kalo kita ada masalah kamu tahu aja, dan ngasih solusinya pas banget. dan juga  
                 gratis...he....he...
aku        :  ah bisa aja kamu...pasti ada pa-apanya nich (ehm....pura-pura jual mahal)
temenku : nggak kok, aku serius, kanapa kamu ngak jadi motivator aja ? kamu kan punya skill?
aku         : nggak nyesel nich nyuruh aku jadi motivator ?
temenku : mangnya kenapa ran ? bukannya itu bagus ?
aku         : iya sich tapi kan nanti aku susah ditemuin, kamu nggak bisa telepon aku kapan aja, dan juga kalo kamu mau
                 dikasih solusi harus bayar. gimana ?
temenku : iya sich, tapi iya tah ran kkamu nggak pengen jadi motivator ?
aku         : menjadi motivator itu ngak harus punya ijazahnya, kalo ada ijazah itu jadi mahal kitanya dan jadinya nggak
                 ikhlas dan kita nyiksa orang.
temenku : maksudnya nyiksa orang ?
aku         : ya misal kemarin buat training motivasi berapa uang semuanya dari ongkos tiket, penginapan, jalan-jalan, dll
                 kita habis berapa ? dan yang capek cari dana sapa ? yang pusing cari sponsor sapa?
temenku : ya sich. trus beneran kamu nggak ingin jadi motivator ?
aku         : ya pasti dong tetep jadi motivator
temenku : kok ? katanya tadi nyiksa orang ?
aku         : jadi motivator kalo dah jadi orang kaya, jadi nggak pake dana mahasiswa yang dapet dari mana-mana
                 he....he...
temenku : mang kapan waktunya ?
aku         : ya nti lah tunggu kaya, makanya doain aja aku nemuin emas batangan segunung wkkwww
temenku : kamu ini ya orang serius malah becanda.
aku         : sapa yang becanda? orang serius kamu aja kali ho...ho....
temenku : (ngambek ceritanya dikerjain he...he....)
aku         : (sok bijak dan dewasa ehm....) jadi motivasi itu bukan harus orang yang punya sertifikat atau apapun,
                  memang sertifikat penting agar kita bisa diakui oleh siapapun dan dimanapun, namun ingatlah pesan pak tua,
                  waktu kita SMP, beliau bilang, yang akan datang banyak motivator yang akan kehilangan arti penting dan nilai
                 sesungguhnya dari motivator dan trainer sejati. mampu memotivasi dir sendiri, keluarga, teman, dan tetangga
                  yang  sedang kesulitan itu lebih penting karena kita tanpa pamrih melakukannya. ketika kita sudah memiliki
                  sertifikat ruang gerak untuk memotivasi orang lain itu terbatas kan, tidak sebebas kita yang nggak punya
                  ijazah ataupun sertifikat dan terkenal,
temenku : ooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo(gak tahu berapa o..nya karena nggak dihitung sich)
aku         : paham kan ?
temenku : iya.

percakapan singkat via telepon terputus karena azan isya, aku jadi bingung bener nggak ya kata temenku itu ?

he....he.....^_^
 NB : pak tua misterius maksih dah mau ngadain motivasi gratis buat kami, aku peasaran denagn sosok beliau. kkapan ya bisa bertemu dengan beliau.

Kumpulan Puisi Qu

Cinta pada Ilahi

Pagi ini…
HambaMu sendiri
Tanpa teman yang menemani
Kulihat engkau wahai mentari

Adakah engkau menyinari
Bumi yang gersang ini
Namun hatiku tak merasakan
Apa yang t’lah engkau berikan

Wahai engkau yang t’lah bersinar
Menyinari bumi ini
Namun hatiku terasa sepi
Tanpa ilahi disisi ini

Wahai Ilahi rabbi...
Dimanakah aku temui
Cinta suci yang murni
Ilahi pandanglah diriku ini



USK, 12 Sep ’07
+62 85 27770 99479
Ramadan

Rindu kami padamu Ramadan...
Rindu tiada terkira
Berbulan jarak darimu Ramadan
Dan kini dikau t’lah tiba

Jiwa kami ini hampa rasanya
Ingin bersua denganmu
Wahai bulan suci
Kami tunggu dikau disini

Dirimu datang kebumi
Dari sisi ilahi
Sebagai anugerah dari-Nya
Untuk umat manusia dibumi

Hingga kami suci kembali

USK, 12 Sep ’07

Tuhan Ampuni Aku

Tuhan jangan Kau palingkan hati ini
Dari hadapanMu ya... ilahi
Kuatkanlah iman kami
Agar jangan berpaling lagi

Dari hadapanMu ya Rabbi
Kurenungi semua ini
Terasa hampa hatiku ini
Ya ilahi sambutlah diri ini

Tuhan jangan kau biarkan diriku ini
Terdampar dalam kefakiran
Sehingga hamba lenyap dalam dosa
Tuhan jagalah hamba


USK, 12 Sep ’07

Bulan Suci

Rinduku terobati
Tatkala engkau datang
Wahai engkau bulan suci
Yang datangnya hanya sekali dalam setahun

Membawa banyak berkah
Pada kami manusia dibumi
Engkau bawa kami jadi suci
Sehingga kami kembali fitri

Namun kami sedih dikala engkau pergi
Belum cukup kami memuji
Belum cukup kami syukuri
Apa yang t’lah diberi

Lailatul Qadar dan tarawih kami tunggui
Yang hanya ada dalam bulan suci
Kelezatan sahur dan ibadah witir
Walau terasa sangat getir

Namun semua sangat berarti
Karena engkau bulan suci
Yang datang setahun sekali
Membawa rahmat dari ilahi

USK, 13 Sep ’07

Alam Bergejolak

Dikala kebenaran datang
Kita tutup telinga dan tak menerima
Dikala s’mua t’lah hilang
Balapun akan datang

Dimanakah mata hatimu
Yang akan membaca semua ini
Namun semua tak jua bertemu
Kebenaran yang engkau ingkari
\
Selama rabbi datangkan bala
Pada bangsa yang tak mesyukuri
Kini semua t’lah tiada guna
Tak perlu kau tangisi lagi

Karna ia t’lah kembali
Kepada pemilik yang hakiki
Ya...rabbi ampuni kami
Yang membuat onar dimuka bumi

USK 19 Sep ’07

IBU

Ibu engkau ibarat bangunan
Benteng pertahanan
Yang akan menghalau lawan
Yang tak akan bisa dihancurkan oleh topan sekalipun

Karena engkau
Sebuah karunia
Dari Allah maha kuasa
Tatkala kita merasa bahwa kita anaknya

Maka kita wajib berbakti
Mengabdi setulus hati
Karena ia adalah anugerah yang paling indah
Hadiah dari Allah

Ibu.... engaku bagai perisai
Dikala perang
Engkau bagaikan payung
Dikala hujan

Yang akan menaungi kami anakmu
Ibu... bagaimanakah
Membahagiakanmu didunia dan akhirat
Hanya doa dan bakti yang sanggup kami beri


Puisi untuk Ibu yang telah melahirkanku 19 tahun yang lalu pada tanggal ini
DRS 30 Maret 07


Puncak Cinta Sejati

Andai kau tahu
Bahwa ku cintamu
Andai kau tahu
Allah puncak cintaku

Ingin kupinang dirimu
Dalam naungan cintai ilahi
Hadir sebagai permaisuri
Untuk melahirkan bidadari

Buah cintaku padamu
Harap rido ilahi
’tuk cipta keluarga hakiki
Bahagia... dunia akhirat

Allah tujuanku
Rasul tauladanku
Al quran pedomanku
Engkau dambaanku

Anak-anak impianku
Surga runahku
Duhai engkau yang tersayang

Tj, 13 Ags ’08

Mengemis Cinta

Malam t’lah larut
Angin sangat dingin
Hamba bangun
Bersuci menghadapMu

Larut dalam nikmat
Berkhalwat denganMu
Bermunajat penuh harap
Doa pengemis padaMu

Lindungi hambaMu ini
Dalam naungan cinta suciMu
Dari sini sampai nanti
Dari nurani sampai amali

Harap hamba padaMu
Semoga hamba
S’lamat dunia akhirat
Didalam rahmat dan maqhfirat

Tj, 13 Ags ’08

Perjuangan

Kucoba menapaki
Jalan kecil penuh duri
Terjal...
Berliku...

Namun hati t’lah menerima
Karena Engkau ’kan menjaga
Karena Engkau ’kan memelihara
Tanpa Engkau ’kan sia-sia

Allah lihatlah
T’lah kupilih jalan ini
Mengarungi samudera kehidupan
Menjelajahi medan juang

Demi tegaknya Dinul Islam
Demi jayanya Ummatul Islam
Demi Harumya syariat Allah
Demi s’lamatnya makhluk Allah

Tj, 13 Ags ’08




Harapan

Jiwa ku keruh...
Bagaikan gemuruh...
Seakan runtuh...
Tiada berteduh...

Kami inginkan
Harapan, impian
Kesucian murni
Daram harapan

Pada-Mu ilahi kami harapkan
Semoga impian dan harapan
Semoga kami dapatkan
Semua impian yang kami dambakan

Semoga dakwah kami pda agama-Mu
Semoga agama-Mu kan bersinar dan bersemi
Seindah melati di musim semi
Seindah istana di taman surgawi

Semoga semua usaha dakwah ini engkau limpahkan
Rahmat karunia dari-Mu
Semoga dakwah ’kan tetap bersemi
Di bumi Seuramoe Meukah ini


USK, 12 Sep 06


Wahai Guru ku!
Oleh: Muzakkir


Kata orang guru itu mudah
Mengajar membaca, menulis
Kata orang guru itu gampang
Pergi pagi pulang siang

Namun bagi ku mereka adalah tokoh idola
Orang ketiga yang ku sayangi
Ibu, ayah dan guru yang ketiga
Karena mereka aku bisa mengerti

Arti hidup dan kehidupan
Arti manfaat ilmu pengetahuan
Arti sebuah kehidupan
Arti sebuah perjuangan

Wahai engkau guru ku
SD, MTs, SMA dan Unsyiah
Di SD, aku diajarkan baca tulis
Di MTs, aku diajarkan seluk beluk ilmu
Di SMA, aku diajarkan liku-liku ilmu
Di Unsyiah, aku diajarkan makna ilmu

Wahai engkau guru ku
Adakah kehidupan mu bahagia
Coba kutanya pada diri ku
Di mana semua arti bahagia

Namun tak jua aku temukan itu semua
Namun tak jua aku bersua dengannya
Namun tak jua aku merasa
Namun tak jua aku bahagia

Apakah ini karena hatiku masih beku
Apakah ini karena hatiku buta akan maknanya
Apakah ini karena hatiku keras

Wahai guru ku
Beritahulah diriku
Dimana nikmatnya
Menjadi guru yang digugu dan ditiru


Ibnu Sabil, 8 Juni 2009


Mahasiswa FKIP PBSI Unsyiah, anggkatan 2006, penikmat sastra, aktif sebagai pengurus di LDK Al Mudarris Unsyiah, IPELMAGAN, IPPELMASRA

No rekening BRI Cab. Darussalam : 3339-01-019230-53-3



Alam Bergejolak

Alam bergejolak
Empat tahun yang lalu
Di Bumoe Seuramoe Meukah
Alam bergejolak, laut berombak liar
Rakyat menjerit, mayat berserak
Bangunan roboh, harta benda hilang

Alam bergejolak
Di Bandung, Situ Gintung, Yogyakarta
Bahkan Indonesia
Dilanda bala dari Tuhan

Alam bergejolak
Kini Padang ikut berteriak
Memohon bantuan pada kita
Memohon ampunan pada Tuhan

Adakah kita sadar
Adakah kita mengerti
Pada semua bahasa alam ini
Pada semua bahasa Tuhan

Alam bergejolak
Dari gempa timbul Tsunami
Dari banjir timbul perang
Dari yang meninggal hingga yang hilang
Dari cacat hingga trauma

Adakah kita sadar
Adakah kita pahami
Adakah kita insafi
Akan semua dosa-dosa kita
Tjg Slmt, 18 Sep 09

Saturday, January 22, 2011

Pelangi di gerimis Hujan # part 3#

“ pagi anak-anak.” Ujarku saat memasuki ruang belajar.
“pagi Bu......”sahut mereka serentak sambil suara gaduh menjuju meja mereka masing-masing . Aku melemparkan senyum kepada mereka yang membuatku tertawa dalam hati melihat tingkah mereka.

“hari ini kita belajar di luar seperti janji Ibu minggu kemarin. Semuanya sudah siap?” tanyaku sambil menuju ke meja salah satu  siswaku.
“sudah bu, kami sangat tidak sabar belajar di luar.” Jawab Angga, ketua kelas XI IPA 2.
“ oke. Kalian segera berbaris dilapangan.” Jawabku.

Anak XI IPA 2 segera berhamburan keluar menuju lapangan upacara, aksi dorong mendorong tak terelakkan lagi, aku hanya tersenyum teringat saat aku SMA. Setelah semua sudah pergi kelapnagan ku kunci ruang kelas  XI IPA 2 dan melangkah pelan menyusul mereka.

“belajar di luar bu ?” tanya Pak Budi.
“iya pak.” Jawabku pelan sambil berlalu di hadapan pak budi. Pak Budi hanya diam dan menggangguk pelan.

“Ibu,  buruan kita nggak sabar nich.” Teriak ayu ketika ku tiba di lapangan.
“maaf, Ibu agak terlambat.” Jawabku. “sekarang kelas Ibu bagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama nomor urut absen 1-20 selebihnya masuk kelompok kedua, paham semua ?”
“ paham bu......................”

Setelah selesai membagi kelompok aku membawa siswaku menuju desa didekat tempat aku mengajar. Siswaku sangat antusias mengumpulkan data pengamatan ini. Aku harap ini berjalan dengan lancar dan menjadi pembelajaran yang bermakna bagi mereka.

Pukul 10.30 pengamatan selesai dilaksanakan, anak-anak pulang dengan wajah ceria,  ada juga dengan wajah cemberut.

“Bu, kapan-kapan belajar seperti ini lagi ya.”ujar Ayu sambil menggamit tanganku.
“ ok, tapi kita lihat dulu materinya ya. “ jawabku.
“ ish...si Ayu deket-deket ma Bu Rani pasti biar dapet nilai bagus.” Sahut Bayu dari belakang.
“ enak aja. Kamu iri kan aku bisa deket ma bu Rani, hayo ngaku.” Jawab Ayu marah.
“ sudah, ibu punya kalian semua. Ok.” Jawabku menengahi mereka. “ayo, Bayu minta maaf sama Ayu dan Ayu juga harus memaafkan Bayu.”

“wah bakal jadian nggak ni ya....” goda Danil saat Ayu dan Bayu bersalaman.
“ hush........nggak boleh gitu Danil.” Timpal anak-anak yang lain, Ayu dan Bayu hanya diam dan salah tingkah.
“ya sapa tahu ja. Ya nggak bu” jawab Danil. Aku tergagap mendapat pertanyaan Danil, aku hanya menjawabnya dengan senyuman.
“ibu kenapa sich?” tanya Danil heran. “ibu, sepertinya melamun dari tadi.”
“ tidak apa-apa. Ayo dipercepat jalannya nati kalia terlambat pelajara selanjutnya.” Ujarku sambil mempercepat langkahku.


****

Sepi...
Anak-anak banyak yang pulang kampung, hnya tinggal aku dan Devi dikosan. Kurebahkan badan ini, lelah. Kupejamkan mata untuk tidur sejenak karena rutinitasku masih bersambung selepas shalat asar. Tenang, damai itu yang aku rasakan.
“assalamuaaikum.”
“waalaikumsalam” sahutku sambil bangkit dari tempat tidur .ku sambar jilbab coklat dikursi sambil bergegas membuka pintu.
“ udah pulang Ran?” tanya Devi.
“iya, hari ini pulang sedikit cepat ada rapat komite.” Jawabku sambil menutup pintu.
“gimana ujian hari ini?” tanyaku sambil duduk disebelah Devi.
“alhamdulillah lancar, walau nggak yakin dengan hasilnya.” Jawab Devi menghela nafas. Aku bangkit kedapur mengambil segelas air bening.
“minum dulu.” Ujarku sambil menyodorkan segelas air.
“maksih. Kamu tahu aja aku lagi haus he...........he.........” jawab devi sambil cengengesan.
“ oya, bulan depan aku pulang, ikut pulang nggak ?” tanya Devi. Aku hanya diam.
“hei.....malah melamun.” Ujar Devi.”gimana mau ikut pulang nggak?”
“kayaknya nggak masih bnyak tugas di sini. Titip salam buat keluarga ya.” Jawabku sambil berlalu dari hadapan Devi. Devi hanya diam.

Pulang, aku sangat ingin pulang. Aku rindu pada rumahku, keluargaku, teman-temanku, semuanya aku sangat rindu tapi luka itu sangat menyakitkan. Air mata mengalir deras.

“Ya Allah ampuni kesalahan hamba. Hamba tidak menginginkan itu terjadi.”rintihku pelan, air mata semakin deras tanpa bisa ku bendung lagi.

Devi terdiam didepan pintu kamarku. Tanpa berani mengetuk pintu kamarku, hanya bulir air matanya yang  jatuh.

Pukul 14.00
Aku segera berangkat kuliah malam, Devi sepertinya sedang tidur. Panas siang hari masih tersisa disore ini, aku berjalan pelan menuju kampus yang jaraknya sekitar 500 meter dari kosan. Jalanan sangat ramai, sudah waktunya jam pulang kerja dan sekolah termasuk juga mahasiswa yang sudah selesai uliah hari ini. Ku percepat langkahku agar aku tak terlambat.

“itu dia orangnya.” Ujar Cici saat aku baru tiba di kelas. Semua teman-teman melihatku, aku jadi bingung.
“Ran, bener nggak sich minggu depan kita ujian Pak Ridwan?” tanya Hadi.
“kemarin sich bapaknya bilang iya, tapi belum tahu kondisinya mendukung atau tidak.” Ujarku sambil menaruh tas dan buku-buku di mejaku.
“wah, kita belajar bareng ya” ujar Cici. “Please..mau ya”
“iya, besok jam 13.00 dikosan.” ujarku sambil mencubit pipi Cici yang tembem
“sakit..................”teriak Cici, aku tertawa.
“kita boleh ikutan nggak Ran ?” ujar Tika dkk. Aku menggaguk.
“ wah......beneran nich?” teriak mereka tidak percaya. Aku hanya memberikan senyum. Mereka meloncat-loncat riang.

Hari ini ternyata perkuliahan diliburkan kerena ada arapat dosen di Rektorat. Aku tak langsung pulang, masih banyak tugas yang harus aku lakukan. Teman-teman juga enggan untuk pulang.
“Ran, boleh tanya?” tiba-tiba Agung berada didepanku.
“ boleh.” Jawabku kaget.
“kamu jarang banget ngomong, ada apa sich sama suara kamu?”
Aku hanya tersenyum dan melanjutkan kerjaanku.
“kan, senyum lagi.” Ujarnya sedikit kesal
“aku males ngomong ja, Gung.” Jawabku
“o........makasih ya dah kasih tahu jawabannya” ujarnya sambil pergi bergabung dengan kelompoknya

Aku terdiam, pertanyaan Agung membuat aku teringat lagi kejadian 4 tahun yang lalu.
“kamu pendiam ya dik.”ujar kak Bertha. Akuu hanya diam.
“oya, kamu sudah makan?” tanyanya lagi. Aku hnya tersenyum lagi. Kuulihat dia sangat kecewa.
“makan yuk, kakak yang traktir dech.”ajaknya. lagi-lagi aku hnya tersenyum. Akhirnya dia kehabisan cara untuk mengajakku berbincang dan bergegas pergi. Aku hanya diam sambil melihat sosoknya yang pergi menjauh, ku hela nafas ku pikir melanjutkan membaca itu lebih baik.

“ini dik.” Tiba-tiba kak bertha sudah dihadapanku dengan menyodorkan  plastik kecil. Aku kaget dan melihat dengan kebingungan.
“makan dulu, sudah seharian kamu tidak makan hanya membaca buku disini.” Ujarnya sambil masih menyodorkan plastik kecil itu.

 Aku bingung dan segera ku ambil plastik itu isinya sekotak nasi hanyat lengkap dengan lauk dan sayurnya dan tak lupa air mineral dan buah.

“maaf, kakak tidak bisa membelikan yang lebih baik.” Ujarnya tertunduk. Aku masih tetap terdiam. Dengan cepat  dibukanya kotak nasi itu dan menyodorkan kepadku, aku hanya terdiam melihatnya.
“dik, jangan melamun” ujarnya menyadarkanku. Aku hanya tertunduk diam
“ayo makan, buka mulutnya.” Pintanya. Kuangakat wajaku, dia meyodorkan sesendok nasi sambil mengisyaratkan aku untuk membuka mulutku, aku menurut ku buka mulutku.
“nah, begitu dong, jadi kan lambung kamu nggak nangis minta makan.” Ujarnya senanga, aku hanya terdiam sambil mengunyak makanan ku pelan.

“selesai.” Ujarnya saat menyuapiku di sendok terakhir. Wajahnya sangat senang dan tenang.
“hei..... jangan melamun. Minum dulu ya biar nggak tersedak.”

Kuambil air mineral yang dia sodorkan. Aku masih tidak mengerti atas apa yang sedang terjadi. Sejak SMA dia menjagaku dengan sangat hati-hati tanpa pernah ada rasa lelah padahal aku tahu kuliahnya padat sebagai mahasiswa kedokteran dan trainer muda. Berbeda denganku yang lebih anyak waktu luang.
“makan jeruknya dik.” Aku kaget
“kamu melamun terus dik. Ada apa ?” tanyanya. Aku geleng-geleng kepala.
“besok, kita jalan-jalan ya, sepertinya kamu lagi stres.”ujarnya. “kakak tunggu disini pukul 9.00. Ok .”

Aku hanya diam. Dan aku segera bangkit saat kulihat sudah pukul 15.00 dan kak Bertha mengajakku pulang.

****

“hei, melamun.” Ujar Cici. Aku diam dan kulihat teman-teman sudah banyak yang pulang.
“pulang yuk, anak-anak yang lain sudah banyak yang pulang.” Ajak Cici. Aku menggangguk sambil segera membereskan buku dan mejaku.
“oya, Ran kamu malam minggu biasanya kemana ja?” tanya Cici tiba-tiba.
“e.. ehm.......nggak kemana-mana. Dikosan aja.” Jawabku tergagap.
“o........nggak jalan ma pacar kamu atau siapa gitu.” Tanyanya lagi.

Aku hanya terdiam, terdiam dalam heningnya tangisan dalam hati yang penuh luka yang selalu perih.

Monday, January 17, 2011

pelangi di gerimis hujan

Di malam penuh bintang
Di bawah sinar bulan purnama
Ku pasrahkan semua
Keluh dan kesah yang aku rasa

Sesak dadaku menangis pilu
Saat ku urai dosa-dosaku
Di hadapanMu ku tiada artinya
(fika mupla)

air mata itu mengalir lagi membasahi wajahku, lagi dan lagi tanpa pernah dapat ku bendung.

lagi air mata itu mengalir.. mengalir deras tanpa henti dan tanpa kusadari. aku kadang terheran alangka banyaknya air mata yang telah aku keluarkan namun tak ada habis-habisnya, ya dari sejak ku lahir hingga saat ini, malam ini juga.
malam panjang dan sunyi, semuanya masih terlelap nyanyak dalam buaian mimpi yang indah, mungkin tentang pernikahan atapun tentang hal lainnya yang sedang menanti hari mereka, ku lihat wajah mereka sangat tenang dan damai. andai aku mendapatkan hal itu. namun aku sadar itu semua akan aku alami cepat atau lambat, karena ku yakin setiap orang berhak untuk mendapatkan apapun yang berhak dia dapatkan sebagai pemberian dari tuhannya.

ku helakan nafas dengan berat, sudah pukul 4 dini hari sebentar lagi akan tiba waktu subuh, ku lepas baju kesayanganku yang telah basah oleh air mata, ya air mata yang tak bisa ku bendung malam ini. ku rapihkan semuanya mushab kecilku ku letakkan ditempat yang terbaik, ku langkahkan kaki menuju kamar mandi untuk kembali menyegarkan fikiranku agar teang bersimpuh lagi.

" kau menangis lagi ran ?" tanya sahabatku devi lagi. aku hanya diam dan berlalu dari hadapannya.
ku lihat devi menghela nafas panjang. dia adalah sahabatku walauppun kami jarang bertemu.

" ran, please, aku tak bisa terus-terusan melihatmu seperti ini. do you have problem ?"
" no, idon't have problem." aku berlalu dihadapannya. ya aku tak mau orang lain yang tahu kegelisahan ini cukup hanya Dia yang tahu.
" ok. aku harap kamu mau berbagi denganku. tapi jika kamu tak ingin berbagi aku tak akan memaksamu." jawab devi sambil segera mengambil air wudhu.

pukul 04.30 azan berkumandang semua sahabatku sudah siap untuk mennaikan shalat subuh berjamaah. sangat khitmad dan tenang. selesai shalat semuanya segera bergegas pada rutinitas masing-masing ada yang tidur kembali ada yang segera kedapur menanak nasi dan menjerang air. tinggal aku dan devi yang masih disini, tenggelam pada rutinitas tilawah Qur'an masing-masing. aku snagta iri dengan devi yang memiliki suara merdu dan sangat fasih membaca ayat Ilahi.

"aku duluan." ujar devi sambil merapikan mukenanya. aku hanya mengangguk.


pukul 14.00
kuhempaskan badanku ketempat tidur, lelah dan penat menghampiri ragaku. kupejamkan mataku sejenak untuk menghilangkan lelah raga ini. slide kehidupanku kembali muncul perlahan..perahan dan akhirnya.......

" ran, kamu kenapa ?" tanya intan disampingku. aku hanya diam dengan nafas yang tersengal-sengal. intan menyodorkan air bening kepadaku.
"minumlah untuk menenangkan hatimu." ujarnya pelan. aku hanya diam dan menuruti sarannya.

setelah sedikit tenang aku melihar teman-temanku berada dikamarku, devi, intan, indah, mbak alya, siti dan vina.
" kau tak apa dik ?" tanya mbak alya
" nggak apa-apa mabak. kalau boleh tahu kenapa teman-teman semuanya dikamarku. apa yang terjadi padaku?" tanyaku
" kau tiba-tiba menagis keras ran. " jawab intan. " kami tak mengerti apa yang kau katakan. kami khawatir makanya aku panggil teman-temn. maafkan aku"
" makasih, ya intan aku tak marah. aku minta maaf jika membuat kalian cemas. "
" sama-sama." jawab mbak alya." sekarang ayo kita shalat asar berjamaah."

semua bergegas, namun hatiku kembali menangis...tanpa ada yang tahu .     

pelangi di gerimis hujan #part 2#

Malam terasa panjang dan semarak, suara jangkrik tak ketinggalan ikut andil ditengah gelak tawa asrama indah permai. Semua anak asrama sedang berkumpul di ruang televisi ditemani pisang goreng panas dan teh hangat melepaskan semua penat hari ini yang seharian penuh full aktivitas.

“hari ini aku sangat kesal dengan si indah, gara-gara dia, aku dimarahin habis-habisa sama pak zainal.” Curhat vita
“kok bisa ?” tanya mbak alya
“ dia nyontek tugas akhir praktikum kimai kemarin.” Jawab vina lesu.
“sudahlah buat apa ditangisi, lagian juga udah terjadi kan. Jadikan ini sebagai pelajaran buat kamu.” Ujarku sambil mencomot pisang goreng hangat buatan devi.
“iya sih ran, tapi kan bete.” Jwab vina. Aku hanya tersenyum melihat ekspresi wajah vina.

Tak terasa kami mengobrol cukup lama, jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB saatnya istiraahat malam. Vina yang sudah ngantuk berat segera menuju kamarnya begitu juga aku dan teman-teman yang lainnya.

Sakit, dadaku terasa sangat nyeri, segera k bangun dan menuju dapur. Pukul 02.00, anak-anak masih tidur aku melangkah pelan.

“devi, kok belum tidur ?” tanyaku didepaan kamar devi.
“ eh...kamu ran. “ jawab devi gugup.
“ kok belum tidur ?” tanyaku ulang
“iya lagi ngerjain tugas kuliah yang numpuk.” Jawab devi. “ Kamu sendiri kenapa belum tidur?” 
“ aku haus, jadi terbangun untuk minum.” Jawabku asal.” Aku ke kamar ya.” Devi hanya mengangguk pelan.

Ku rebahkan badanku, sakit itu kembali datang, perih sekali dihati ini. Slide itu muncul kembali.

Tidak...............k
“rani. Rani, sadar.” Ujar devi
“dek ada apa dengan rani ?” tanya mbak alya yang baru datang dengan wajah yang acak-acakkan
“ nggak tahu mbak, tiba-tiba rani teriak. Devi lagi ngerjain tugas laporan untuk besok. “ jawab devi
“ coba ambil minyak kayu putih dikotak obat.” Perintah mbak alya kepada welly. Welly bergegas mengambil minyak kayu putih dan menyodorkan kepada mbak alya.
“dek, sadar.’’ Ujar mbak alya sambil mengoleskan minyak kayu putih di telapak tangan dan kaki.

beberapa menit kemudian aku tersadar.
"mbak........" tangisku pecah dipelukan mbak alya. mbak alya memberi isyarat kepada anak-anak kosan untuk keluar sebentar dari kamarku.

"tenang dek."
aku masih menangis sesegukan. mbak alya hanya diam memperhatikanku. akhirnya hatiku tenang.

" kau sudah tenag dek ?" tanya mbak alya sambil mengusap sisa-sisa air mataku. aku mengangguk pelan.
" mbak, sakit." ujarku terisak lagi.
" ya, mbak tahu dek, tapi kamu jangan seperti ini." jawab mbak alya. "semuanya sudah direncanakan oleh-NYA.kau jangan terlalu kejam menyalahkan dirimu sendiri"
air mataku kembali mengalir deras dan mbak alya mendekapku erat.

pukul 04.30 alarm berbunyi dengan riangnya. perlahan kuambil jam kecilku.

"ayo kita shalat, teman-teman pasti sedang menunggu kita. " ajak mbak alya." lihat wajahmu, jelek sekali"
Aku tersenyum ku tahu mbak alya berusaha untuk membuatku tersenyum. kami keluar kamar untuk segera menuju musholah disamping asrama.

Komentar anda