Monday, January 17, 2011

pelangi di gerimis hujan #part 2#

Malam terasa panjang dan semarak, suara jangkrik tak ketinggalan ikut andil ditengah gelak tawa asrama indah permai. Semua anak asrama sedang berkumpul di ruang televisi ditemani pisang goreng panas dan teh hangat melepaskan semua penat hari ini yang seharian penuh full aktivitas.

“hari ini aku sangat kesal dengan si indah, gara-gara dia, aku dimarahin habis-habisa sama pak zainal.” Curhat vita
“kok bisa ?” tanya mbak alya
“ dia nyontek tugas akhir praktikum kimai kemarin.” Jawab vina lesu.
“sudahlah buat apa ditangisi, lagian juga udah terjadi kan. Jadikan ini sebagai pelajaran buat kamu.” Ujarku sambil mencomot pisang goreng hangat buatan devi.
“iya sih ran, tapi kan bete.” Jwab vina. Aku hanya tersenyum melihat ekspresi wajah vina.

Tak terasa kami mengobrol cukup lama, jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB saatnya istiraahat malam. Vina yang sudah ngantuk berat segera menuju kamarnya begitu juga aku dan teman-teman yang lainnya.

Sakit, dadaku terasa sangat nyeri, segera k bangun dan menuju dapur. Pukul 02.00, anak-anak masih tidur aku melangkah pelan.

“devi, kok belum tidur ?” tanyaku didepaan kamar devi.
“ eh...kamu ran. “ jawab devi gugup.
“ kok belum tidur ?” tanyaku ulang
“iya lagi ngerjain tugas kuliah yang numpuk.” Jawab devi. “ Kamu sendiri kenapa belum tidur?” 
“ aku haus, jadi terbangun untuk minum.” Jawabku asal.” Aku ke kamar ya.” Devi hanya mengangguk pelan.

Ku rebahkan badanku, sakit itu kembali datang, perih sekali dihati ini. Slide itu muncul kembali.

Tidak...............k
“rani. Rani, sadar.” Ujar devi
“dek ada apa dengan rani ?” tanya mbak alya yang baru datang dengan wajah yang acak-acakkan
“ nggak tahu mbak, tiba-tiba rani teriak. Devi lagi ngerjain tugas laporan untuk besok. “ jawab devi
“ coba ambil minyak kayu putih dikotak obat.” Perintah mbak alya kepada welly. Welly bergegas mengambil minyak kayu putih dan menyodorkan kepada mbak alya.
“dek, sadar.’’ Ujar mbak alya sambil mengoleskan minyak kayu putih di telapak tangan dan kaki.

beberapa menit kemudian aku tersadar.
"mbak........" tangisku pecah dipelukan mbak alya. mbak alya memberi isyarat kepada anak-anak kosan untuk keluar sebentar dari kamarku.

"tenang dek."
aku masih menangis sesegukan. mbak alya hanya diam memperhatikanku. akhirnya hatiku tenang.

" kau sudah tenag dek ?" tanya mbak alya sambil mengusap sisa-sisa air mataku. aku mengangguk pelan.
" mbak, sakit." ujarku terisak lagi.
" ya, mbak tahu dek, tapi kamu jangan seperti ini." jawab mbak alya. "semuanya sudah direncanakan oleh-NYA.kau jangan terlalu kejam menyalahkan dirimu sendiri"
air mataku kembali mengalir deras dan mbak alya mendekapku erat.

pukul 04.30 alarm berbunyi dengan riangnya. perlahan kuambil jam kecilku.

"ayo kita shalat, teman-teman pasti sedang menunggu kita. " ajak mbak alya." lihat wajahmu, jelek sekali"
Aku tersenyum ku tahu mbak alya berusaha untuk membuatku tersenyum. kami keluar kamar untuk segera menuju musholah disamping asrama.

0 comments:

Post a Comment

Komentar anda