Friday, August 31, 2012

Buah Kejujuran

etiap muslim diperintahkan untuk berlaku amanah dan memiliki akhlak yang baik serta sifat yang terpuji. Barang-siapa yang melakukan sifat-sifat tersebut, niscaya ia diberi balasan yang baik, di dunia maupun di akhirat. Barangsiapa yang meninggalkan khianat dan menipu karena Allah dengan segenap kejujuran dan keikhlasan, niscaya Allah mengganti hal tersebut dengan kebaikan yang banyak
Abu Hurairah radhiallahu 'anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ''Ada seorang laki-laki yang membeli tanah perkebunan dari orang lain. Tiba-tiba orang yang membeli tanah perkebunan tersebut menemukan sebuah guci yang di dalamnya terdapat emas. Maka ia berkata kepada penjualnya, 'Ambillah emasmu dariku, sebab aku hanya membeli tanah perkebunan, tidak membeli emas!' Orang yang memiliki tanah itu pun menjawab, 'Aku menjual tanah itu berikut apa yang ada di dalamnya'. Lalu keduanya meminta keputusan hukum kepada orang lain. Orang itu berkata,'Apakah kalian berdua memiliki anak?' Salah seorang dari mereka berkata, 'Aku memiliki seorang anak laki-laki'. Yang lain berkata, 'Aku memiliki seorang puteri'. Orang itu lalu berkata, 'Nikahkanlah anak laki-laki(mu) dengan puteri(nya) dan nafkahkanlah kepada keduanya dari emas itu dan bersedekahlah kalian dari padanya!'.'' (HR. Al-Bukhari dalam Akhbar Bani Israil, dan Muslim)
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda bahwasanya beliau menyebutkan seorang laki-laki dari Bani Israil yang meminta orang Bani Israil lainnya agar memberinya hutang sebesar 1000 dinar. Lalu orang yang menghutanginya berkata, 'Datangkanlah beberapa saksi agar mereka menyaksikan (hutangmu ini)'. Ia menjawab, 'Cukuplah Allah sebagai saksi bagiku!' Orang itu berkata, 'Datangkanlah seseorang yang menjamin(mu)!' Ia menjawab, 'Cukuplah Allah yang menjaminku!' Orang yang akan menghutanginya pun lalu berkata, 'Engkau benar!' Maka uang itu diberikan kepadanya (untuk dibayar) pada waktu yang telah ditentukan. (Setelah lama) orang yang berhutang itu pun pergi berlayar untuk suatu keperluannya. Lalu ia mencari kapal yang bisa mengantarnya karena hutangnya telah jatuh tempo, tetapi ia tidak mendapatkan kapal tersebut.
Maka ia pun mengambil kayu yang kemudian ia lubangi, dan dimasukkannya uang 1000 dinar di dalamnya berikut surat kepada pemiliknya. Lalu ia meratakan dan memperbaiki letaknya. Selanjutnya ia menuju ke laut seraya berkata, 'Ya Allah, sungguh Engkau telah mengetahui bahwa aku meminjam uang kepada si fulan sebanyak 1000 dinar. Ia memintaku seorang penjamin, maka aku katakan cukuplah Allah sebagai penjamin, dan ia pun rela dengannya. Ia juga meminta kepadaku saksi, maka aku katakan, cukuplah Allah sebagai saksi, dan ia pun rela dengannya. Sungguh aku telah berusaha keras untuk mendapatkan kapal untuk mengirimkan kepadanya uang yang telah diberikannya kepadaku, tetapi aku tidak mendapatkan kapal itu. Karena itu, aku titipkan ia kepadaMu'. Lalu ia melemparnya ke laut sehingga terapung-apung, lalu ia pulang. Adapun orang yang memberi hutang itu, maka ia mencari kapal yang datang ke negerinya. Maka ia pun keluar rumah untuk melihat-lihat barangkali ada kapal yang membawa titipan uangnya.
Tetapi tiba-tiba ia menemukan kayu yang di dalamnya terdapat uang. Ia lalu mengambilnya sebagai kayu bakar untuk isterinya. Namun, ketika ia membelah kayu tersebut, ia mendapatkan uang berikut sepucuk surat. Setelah itu, datanglah orang yang berhutang kepadanya. Ia membawa uang 1000 dinar seraya berkata, 'Demi Allah, aku terus berusaha untuk mendapatkan kapal agar bisa sampai kepadamu dengan uangmu, tetapi aku sama sekali tidak mendapatkan kapal sebelum yang aku tumpangi sekarang!'. Orang yang menghutanginya berkata, 'Bukankah engkau telah mengirimkan uang itu dengan sesuatu?' Ia menjawab, 'Bukankah aku telah beritahukan kepadamu bahwa aku tidak mendapatkan kapal sebelum yang aku tumpangi sekarang?' Orang yang menghutanginya mengabarkan, 'Sesungguhnya Allah telah menunaikan apa yang engkau kirimkan kepadaku melalui kayu. Karena itu bawalah uang 1000 dinarmu kembali dengan beruntung!'

Wednesday, August 29, 2012

Langkah Awal Terasa Berat


langkah awal terasa berat
Langkah Awal Terasa Berat – Dalam cerita motivasi kali ini, adalah kisah nyata seorang agen asuransi yang baru meniti karirnya di bidang asuransi jiwa. Kebanyakan dari kita untuk mencoba suatu pekerjaaan atau usaha baru terasa sangat berat untuk memulainya, ada saja sejuta alasan yang selalu menghalangi langkah pertama kita untuk menggapai impian yang telah kita impikan.
Begitu juga dengan kisah nyata seorang agen asuransi di bawah ini. Ikuti saja ceritanya. Sebut saja nama agen asuransi yang baru merintis itu adalah Pak Adi. Untuk menjadi seorang agen asuransi sebelumnya harus mengikuti ujian pemerintah dahulu dan Pak Adi telah lulus ujian ini sekitar 2 minggu yang lalu. Dan Pak Adi masih ingat sekali dia lulus ujiannya pada hari sabtu 2 minggu lalu dan telah mendapatkan ijasahnya.
Begitu lulus ujian di hari yang sama, leader Pak Adi (sebut saja Pak Eddi) mengarahkan Pak Adi untuk mulai membuat daftar nama prospek dan mulai membuat janji dengan calon prospek supaya hari senin besoknya (2 hari lagi) bisa mulai kerja atau istilah di asuransi produksi. Karena masih semangat-semangatnya, akhirnya Pak Adi menyanggupi saran dari Pak Eddi sebagai leadernya.
Sepulang dari ujian untuk menjadi agen asuransi, semangat 45 yang sebelumnya ada di dalam diri Pak Adi lama kelamaan mulai luntur dengan berjalannya waktu. Tapi Pak Adi tetap ingat apa yang dikatakan oleh leadernya Pak Eddi kalau harus buat daftar nama calan prospek, menghubunginya untuk membuat janji agar hari senin bisa ketemuan. Setelah berusaha membuat daftar nama dari daftar contact di BB dan di HP tidak ditemukan satu namapun yang bisa dijadikan sebagai calon prospek dan lebih parahnya lagi semua daftar contact itu kelihatan seolah-olah semua kosong.
Hari berganti menjadi senin, Pak Adi mulai mencari-cari alasan supaya dirinya tidak ditanyai terus masalah nama-nama calon prospek yang mau dikunjungi oleh leadernya Pak Eddi :) . Dan siang harinya Pak Adi mulai membuat alasan yang di rasa cukup masuk akal, yang berbunyi: Siang Pak Eddi, sorry saya dalam minggu ini tidak dapat mengubungi calon propek saya dulu karena saya sibuk sekali di pekerjaan saya yang satunya lagi. Akhirnya jawaban dari Pak Eddi sangat melegakan yang berisi: OK…..ok….ok… gak apa apa.
Sebenarnya yang Pak Adi takutkan adalah perasaan takut ditolak dan juga ada perasaan sungkan dengan calon prospeknya karena menawari polis asuransi. Mendengar jawaban di atas, Pak Adi merasa sangat lega karena merasa aman dan semua beban-bebannya telepas semua (plong). Tapi setelah itu di hati Pak Adi ada sesuatu yang mengganjal atau perasaan yang tidak enak. Pak Adi mulai menyesali alasan yang dia telah utarakan ke leadernya Pak Eddi. Karena impian Pak Adi sangat kuat maka dia berusaha untuk mulai mencoba untuk mengambil langkah pertamanya di bisnis asuransi ini.
Pak Adi langsung berusaha melihat-lihat lagi isi contact di BB dan HP nya apakah ada nama-nama yang dapat dia hubungi untuk janjian waktu ketemuan. Semua rasa takut di tolak dan sungkan berusaha di buang oleh Pak Adi, karena Pak Adi mulai BERPIKIR POSITIF: “apa salahnya saya menawarkan produk yang bagus ke teman dan customer saya dan yang penting saya tidak menipu”. Mulai terpikirkan dibenak Pak Adi ada 3 nama calon prospeknya dan mulailah dimenghubungi calon prosek pertamanya.
Alhasil sangat luar biasa dan sangat POSITIF calon prospeknya dan akhirnya ditentukan waktu untuk ketemuan. Singkat cerita puji syukur kepada Tuhan akhirnya terjuallah satu polis asuransi yang PERTAMA dari LANGKAH PERTAMA yang Pak Adi lakukan.
Makna dari cerita di atas adalah pasti semua kita pernah merasakan “kaki kita terikat” pada saat ingin mengambil langkah pertama kita. Untuk dapat mengambil langkah pertama, tentukan TUJUAN atau IMPIAN anda jika Anda belum memilikinya. Jika tidak mempunyai tujuan, pasti kita akan bingung di tengah jalan. Setiap usaha itu ending-nya PASTI SUKSES, yang gagal itu yang berhenti di tengah jalan karena nggak punya TUJUAN jelas.
Jadi tentukan IMPIAN anda dahulu dan BERANIKAN diri untuk mengambil LANGKAH AWAL. Sukses untuk Anda. 8)

Keterbatasan Cita-Cita

keterbatasan cita-citaAda dua keterbatasan cita-cita: (1) Kecenderungan mengubah cita-cita Anda sebelum menjadi kenyataan, dan (2) Bahaya ambisi pribadi yang tidak terkendali—cita-cita yang tidak terkontrol dan tidak terarah.
Mari kita bahas satu persatu kedua point di atas,sbb.:
Cita-cita yang Bcrubah
Pernahkah Anda melihat seorang wiraniaga (salesman) yang sangat berhasil dalam usahanya? Kemudian, setelah dia masuk dalam golongan orang dengan pendapatan lebih besar, tiba-tiba dia ingin menjadi seorang manajer, atau ingin menjual produk lain, atau ingin mencoba bidang lain. Dalam proses itu, dia meniadakan atau melanggar prinsip dan praktek yang telah menjadikannya berhasil. Dengan demikian, cita-cita diganggu oleh perubahan rencana. Keawaman dalam bidang yang baru sering merusak prinsip-prinsip utama yang membuatnya berhasil.
Bisa saja seorang penyanyi menjadi terkenal di seluruh negeri dan meraih penghargaan piringan emas di bidang rekaman. Tetapi, mendadak dia memutuskan untuk menjadi bintang film. Dalam kegamangan dan kebingungan emosional selama mempelajari peran yang baru, dia malah menghancurkan dasar-dasar kematangan yang telah membuatnya sukses.
Dibawah ini ada sebuah kisah, ada seorang ahli elektronika, jenius di laboratorium, penemu yang luar biasa. Kesempatan datang kepadanya untuk mendirikan perusahaan sendiri, dia mengambil seluruh tabungannya dan mendirikan perusahaan pemasok barang-barang di bidang yang membuatnya berhasil. Nyatanya dia gagal. Ternyata, dia tidak memahami manajemen. Dia tidak paham akuntansi, juga tidak tahu bagaimana menjual dan melakukan pembelian. Hal ini membuatnya begitu frustrasi sampai-sampai dia berkeinginan untuk mengakhiri hidupnya.
Dia telah kehilangan kepercayaan diri dan hal-hal yang telah membuatnya berhasil sebelumnya. Akhirnya dia bangkrut. Sekarang dia kembali menekuni bidang teknik dan penemuan, yang merupakan keahliannya, namun pengalaman pahit yang dialaminya telah menggoreskan bekas dalam hidupnya.
Cita-cita dan Ambisi yang Tak Terkendali
Albert Camus pernah bercerita tentang seorang pemuda yang meninggalkan rumah selama 25 tahun. Dia menikah, menjadi kaya dan memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya untuk mengunjungi ibu dan saudara perempuannya.
Dia datang diam-diam tanpa pemberitahuan, dan tiba di rumah penginapan yang dikelola oleh ibu dan saudara perempuannya. Mereka sama sekali tidak mengenalinya lagi dan dengan maksud melucu dia tetap tidak menunjukkan jati diri yang sebenarnya. Saat hendak istirahat malam, dia tetap berlagak sebagai pengunjung biasa. Namun pada malam itu, ibu dan saudara perempuannya merampok pemuda tersebut, membunuhnya, dan membuang jasadnya ke kali. Ternyata, ibu dan anak perempuan itu selama bertahun-tahun memang sering membunuh tamu-tamu hotel. Bagi mereka, pemuda itu tidak ada bedanya dengan tamu yang lain. Ketika istri pemuda itu datang ke penginapan tersebut untuk mencari suaminya, dia menceritakan keadaan yang sebenarnya.
Ibu dan anak perempuannya sangat terkejut dan merasa sangat bersalah, sehingga keduanya melakukan bunuh diri. Dapatkah anda memberikan contoh yang lebih tragis akibat ambisi yang tidak terkendali? Yang dapat saya pikirkan hanyalah Hitler, Stalin, dan pemimpin-pemimpin Komunis. Lebih baik hidup sebagai orang biasa tetapi hidup layak, ketimbang diperbudak oleh ambisi yang tidak terkendali. Cita-cita adalah perlengkapan kita menuju sukses. Cita-cita adalah alat kita. Cita-cita akan menuruti segala kehendak
kita seperti budak kepada tuannya, tetapi betapa hebatnya budak dan hamba ini bila kita dapat mengendalikannya. Kunci sukses Anda hari ini adalah belajar mengendalikan cita-cita Anda. Jadikanlah dia suatu alat bantu yang mengagumkan.
Semoga artikel motivasi diatas mengenai Keterbatasan Cita-Cita dapat bermanfaat untuk Anda 8) .
Referensi: how to make a habit of succeeding

Wednesday, August 15, 2012

Anda Mujahid Layak Dapat Bintang

Abdul Rozak (40) pengusaha roti, tewas seketika tatkala mobil Hijet 1000 No. Pol D-1474-DC yang dikemudikannya dihantam truk kontainer. Musibah yang terjadi pukul 05.00 di sekitar Kebon Karet, Jalan Raya Cibening Purwakarta, beberapa kilometer sebelum Tol Cikampek-Karawang, meremukkan batok kepala lelaki asal Palembang itu. Abdul Rozak tak sempat kembali ke rumahnya untuk membeli bahan-bahan pembuat roti. Karena ajal telah lebih dulu menjemputnya tanpa ia duga. (sebagaimana dilaporkan Mingguan Dialog edisi 22-28 September) tk menyebutkan lebih jauh status korban. Seperti isteri dan berapa anak yang ditinggalkannya, tak tertulis. Namun melihat usia korban, ia kemungkinan berstatus seorang kepala keluarga).
Taroklah kita berasumsi, tatkala Abdul Rozak hendak berangkat mencari nafkah, niatnya karena Allah. Maka insya Allah ia tergolong mendapat akhir yang baik (husnul khotimah). Almarhum layak disetarakan sebagai seorang yang sedang berjihad. Dengan catatan tambahan tentunya, kalau saja saat ia mulai melangkahkan kakinya ke luar rumah hingga maut menjemputnya, motivasinya tetap istiqomah mencari rezeki yang halal untuk menghidupi keluarganya.
Kita berdoa kepada Allah, mudah-mudahan pedagang roti itu memang seorang ayah yang taqwa. Yang senantiasa menjaga keluarganya dari rezeki yang haram. Memelihara pandangannya dari melihat pemandangan yang bukan haknya untuk ia lihat. Menjaga lisannya dari menggunjing, memfitnah, mengumbar lelucon-lelucon beraroma cabul, memaki orang dengan kasar, mengejek serta merendahkan orang lain, menipu, dan lain-lain. Semoga.
Seandainya pergulatan Abdul Rozak dalam menafkahi keluarganya setiap hari, senantiasa diawali dengan untaian doa kepada Allah. Jika saja dalam kesibukannya bekerja sehari-hari ia tak pernah meninggalkan ibadah dan taat kepada Allah. Pendek kata, andaikan hari-harinya ia niatkan semata-mata untuk beribadah dan melaksanakan perintahNya. Maka kematian Abdul Rozak layak disebut sebagai mati syahid di jalan Allah.
Rasul dalam salah satu wasiatnya menerangkan, seorang kepala keluarga yang sungguh-sungguh mencari rezeki yang halal, lalu ia mati. Orang itu dalam penilaian beliau saw, mati syahid di jalan Allah.
Allah telah menetapkan laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita. Karena secara fitrah penciptaannya, bukan hanya pria diberikan kelebihan dalam segi fisik (otot), perasaan, tapi juga akal. Karena itulah Allah meletakkan beban kewajiban yang lebih atas pria terhadap kaum wanita. Salah satu kewajiban paling mendasar ialah pria sebagai pelindung dan pengayom kaum wanita.
"Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (kaum pria) atas sebagian yang lain (kaum wanita). Karena mereka telah (diwajibkan) menafkahkan sebagian harta mereka (terhadap isteri)." (QS 4:34)
Tak usahlah kita perdebatkan soal hak perlindungan kaum wanita yang mesti mereka peroleh dari kaum pria. Ini bukan soal supremasi dan dominasi kaum lelaki terhadap kaum wanita. Tapi soal tanggung jawab fitrah. Memang kita akui, sampai saat ini kaum feminis masih saja meributkan soal hak-haknya itu yang mereka anggap telah "dirampas" kaum pria. Kita khawatir bila tanggung jawab melindungi (mencari nafkah) itu sama-sama dibebankan kepada wanita, banyak wanita yang akan kepayahan sendiri nantinya. Karena konsekuensinya, jam kerja mereka harus sama dengan kaum pria tanpa cuti haid maupun cuti hamil, misalnya. Lebih parah lagi, banyak kaum pria yang nantinya enggan bertanggungjawab memberi nafkah pada istrinya. Karena sebagian kewajibannya dianggap sudah dihendel kaum wanita.
Lantaran itu Rasulullah menekankan kaum pria giat bekerja untuk menghidupi serta berusaha keras membahagiakan keluarga mereka. Sebaliknya beliau mencela para pemalas, yang tak pernah berusaha untuk membahagiakan keluarganya. Apalagi bila ia berlaku kasar pada anak dan istrinya.
"Taqwalah kamu kepada Allah di dalam mengurus perempuan istri--pen). Sebab dia adalah dalam lingkungan penjagaanmu. Dan hendaklah kamu cukupkan belanjanya dan pakaiannya dengan pantas." (HR Muslim)
"Yang paling berat dalam timbangan orang mukmin adalah akhlaq yang mulia. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melakukan perbuatan keji lagi hina." (Shahih al-Jami')
"Berdosalah seseorang yang menyia-nyiakan tanggungan yang seharusnya ia beri makan," (HR Muslim)
Sungguh mulia para mujahid yang telah membanting tulang untuk menafkahi keluarganya dengan cara halal. Yakni seorang ayah yang tak pernah mengotori hartanya dengan yang haram.Yang keras menolak uang suap, menghindari praktik-praktik ilegal, dan tindakan manipulatif apapun.
Sungguh ajaib para mujahid yang telah bekerja serius menghidupi keluarganya untuk merengkuh ridhoNya. Yakni ayah yang selalu ingat, betapa anak dan isteri di rumah selalu setia mendoakan keselamatannya. Seorang suami yang selalu memelihara kesuciannya sebagaimana isterinya di rumah selalu menjaga kehormatannya dari pandangan mata dan jamahan tangan-tangan liar. Hingga ia tak mungkin mau mengumbar pandangannya pada wanita-wanita yang bukan mahromnya. Apalagi sampai bercumbu dan berkencan dengan wanita teman sejawat atau sekretarisnya. Betapa mengagumkan para mujahid yang ikhlas berletih-letih bekerja untuk mengantarkan keluarganya menuju rahmat Allah.Yakni mereka yang tidak menjerumuskan dirinya dalam praktik kerja dan pergaulan mesum. Menjauhkan mengeksploitasi perempuan sebagai umpan bisnis. Menolak lobi-lobi bisnis dilakukan di tempat-tempat mesum sembari mengumbar cerita-cerita cabul. Sementara aroma khamar dan bau parfum wanita menghiasi lobi-lobi mereka. Tidak! Para mujahid pasti akan mengenyahkan praktik-praktik bisnis terkutuk itu. Mereka adalah para hamba yang selalu menjauhkan diri dari cerita-cerita skandal yang menjijikkan.
Apapun profesi mereka, andaikan mereka berusaha keras menjaga diri dan keluarga mereka dari yang diharamkan Allah. Entah mereka sebagai penarik becak, pedagang kaki lima, pengemudi mikrolet, penjual nasi, pedagang sayuran, pemulung, penjaja mainan anak-anak di perempatan-perempatan lampu merah, dan lain sebagainya. Sungguh setiap tetes keringat dan tarikan napas mereka, insya Allah akan dicatat sebagai tetesan darah jihad di jalan Allah. Mereka pantas disebut mujahid.
"Dan sesungguhnya engkau tidak akan memberi nafkah yang diniatkan karena Allah, kecuali engkau akan mendapatkan balasannya. Termasuk apa yang engkau berikan ke dalam mulut istrimu." (HR Bukhori-Muslim)
Mujahid tidak layak disandangkan pada para ayah yang dalam bekerja tak pernah mengindahkan pantangan-pantangan Allah.Yakni mereka yang gemar melakukan praktik-praktik suap dan tindakan manipulatif. Mengeksploitasi wanita untuk promosi bisnis mereka. Ngerumpi dengan kolega yang hobi melontarkan kata-kata dusta dan humor-humor mesum. Yang senang membeberkan masalah-masalah privasi rumah-tangganya dihadapan koleganya. "Eh...semalam bini gua..." dan seterusnya, dan seterusnya. Mereka yang terbiasa dengan dunia perselingkuhan. Na'udzubillahi min dzalik.
Kelompok terakhir ini, hakikatnya tak layak disebut kepala keluarga. Karena mereka tak mampu memimpin diri mereka sendiri, apalagi untuk memimpin keluarga. Kepada mereka tak pantas diberi gelar mujahid, betapapun mereka telah memberikan harta melimpah pada anak-isteri mereka. Sebab mereka hakikatnya adalah para pengkhianat. Yang telah menghianati diri mereka sendiri, menghianati amanah keluarga, amanah masyarakat-bangsa-dan negara, dan tentunya menghianati amanah Allah swt.
Mudah-mudahan Anda bukan termasuk kelompok terakhir.Karena Anda adalah mujahid, dan Anda layak mendapat bintang! (stn)
sumber : eramuslim

Apa Salahnya Menangis?

Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu manusia menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yang sanggup menolongnya dari keterpurukan selain Allah Swt. Kesadaran yang membawa manfaat dunia dan akhirat. Bukankah kondisi hati manusia tiada pernah stabil? Selalu berbolak balik menuruti keadaan yang dihadapinya. Ketika seseorang menghadapi kebahagiaan maka hatinya akan gembira dan saat dilanda musibah tidak sedikit orang yang putus asa bahkan berpaling dari kebenaran.
Sebagian orang menganggap menangis itu adalah hal yang hina, ia merupakan tanda lemahnya seseorang. Bangsa Yahudi selalu mengecam cengeng ketika anaknya menangis dan dikatakan tidak akan mampu melawan musuh-musuhnya. Para orang tua di Jepang akan memarahi anaknya jika mereka menangis karena dianggap tidak tegar menghadapi hidup. Menangis adalah hal yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai prinsip hidup.
Bagi seorang muslim yang mukmin, menangis merupakan buah kelembutan hati dan pertanda kepekaan jiwanya terhadap berbagai peristiwa yang menimpa dirinya maupun umatnya. Rasulullah Saw meneteskan air matanya ketika ditinggal mati oleh anaknya, Ibrahim. Abu Bakar Ashshiddiq ra digelari oleh anaknya Aisyah ra sebagai Rojulun Bakiy (Orang yang selalu menangis).
Beliau senantiasa menangis, dadanya bergolak manakala sholat dibelakang Rasulullah Saw karena mendengar ayat-ayat Allah. Abdullah bin Umar suatu ketika melewati sebuah rumah yang di dalamnya ada sesorang sedang membaca Al Qur’an, ketika sampai pada ayat: “Hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam” (QS. Al Muthaffifin: 6). Pada saat itu juga beliau diam berdiri tegak dan merasakan betapa dirinya seakan-akan sedang menghadap Robbnya, kemudian beliau menangis. Lihatlah betapa Rasulullah Saw dan para sahabatnya benar-benar memahami dan merasakan getaran-getaran keimanan dalam jiwa mereka. Lembutnya hati mengantarkan mereka kepada derajat hamba Allah yang peka.
Bukankah diantara tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari dimana tiada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang berdoa kepada Robbnya dalam kesendirian kemudian dia meneteskan air mata? Tentunya begitu sulit meneteskan air mata saat berdo'a sendirian jika hati seseorang tidak lembut. Yang biasa dilakukan manusia dalam kesendiriannya justru maksiat. Bahkan tidak sedikit manusia yang bermaksiat saat sendiri di dalam kamarnya seorang mukmin sejati akan menangis dalam kesendirian dikala berdo'a kepada Tuhannya. Sadar betapa berat tugas hidup yang harus diembannya di dunia ini.
Di zaman ketika manusia lalai dalam gemerlap dunia, seorang mukmin akan senantiasa menjaga diri dan hatinya. Menjaga kelembutan dan kepekaan jiwanya. Dia akan mudah meneteskan air mata demi melihat kehancuran umatnya. Kesedihannya begitu mendalam dan perhatiannya terhadap umat menjadikannya orang yang tanggap terhadap permasalahan umat. Kita tidak akan melihat seorang mukmin bersenang-senang dan bersuka ria ketika tetangganya mengalami kesedihan, ditimpa berbagai ujian, cobaan, dan fitnah. Mukmin yang sesungguhnya akan dengan sigap membantu meringankan segala beban saudaranya. Ketika seorang mukmin tidak mampu menolong dengan tenaga ataupun harta, dia akan berdoa memohon kepada Tuhan semesta alam.
Menangis merupakan sebuah bentuk pengakuan terhadap kebenaran. “Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri) seraya berkata: “Ya Robb kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad)”. (QS. Al Maidah: 83).
Ja’far bin Abdul Mutholib membacakan surat Maryam ayat ke-16 hingga 22 kepada seorang raja Nasrani yang bijak. Demi mendengar ayat-ayat Allah dibacakan, bercucuranlah air mata raja Habsyah itu. Ia mengakui benarnya kisah Maryam dalam ayat tersebut, ia telah mengenal kebenaran itu dan hatinya yang lembut menyebabkan matanya sembab kemudian menangis. Raja yang rindu akan kebenaran benar-benar merasakannya.
Orang yang keras hatinya, akan sulit menangis saat dibacakan ayat-ayat Allah. Bahkan ketika datang teguran dari Allah sekalipun ia justru akan tertawa atau malah berpaling dari kebenaran. Sehebat apapun bentuk penghormatan seorang tokoh munafik Abdullah bin Ubay bin Salul kepada Rasulullah Saw, sedikit pun tidak berpengaruh pada hatinya. Ia tidak peduli ketika Allah Swt mengecam keadaan mereka di akhirat nanti, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan neraka yang paling bawah. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolongpun bagi mereka”. (QS. An Nisa’: 145)
Barangkali di antara kita yang belum pernah menangis, maka menangislah disaat membaca Al Qur’an, menangislah ketika berdo'a di sepertiga malam terakhir, menangislah karena melihat kondisi umat yang terpuruk, atau tangisilah dirimu karena tidak bisa menangis ketika mendengar ayat-ayat Allah. Semoga hal demikian dapat melembutkan hati dan menjadi penyejuk serta penyubur iman dalam dada. Ingatlah hari ketika manusia banyak menangis dan sedikit tertawa karena dosa-dosa yang diperbuatnya selama di dunia. “Maka mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS At Taubah: 82).
Jadi apa salahnya menangis?.
Herman Susilo www.pr@ydsf.or.id

Saturday, August 11, 2012

Aku Ingin ...

Kupandangi wajah anakku Zahra yang berusia 6 tahun. Ah dia memang putih dan cantik. Dia tidur dengan pulasnya malam ini. Kubelai rambutnya dan kucium pipinya lembut.
Aku senang memandangi putriku. Aku senang mendengar suaranya. Aku senang melihatnya berlari. Tanpa sadar mataku menatap foto dirinya yang terpanjang di sisi tempat tidurnya. Foto ketika dirinya belum lagi satu tahun, sedang tengkurap dengan kepala tegak. Foto itu memang sengaja kupasang untuk mengenang masa-masa bayi putriku, Zahra.
Kerinduanku pada bayilah yang akhirnya membuat aku memasang foto bayi Zahra.. Rindu untuk menggendong, memeluk seorang bayi. Seorang bayi adalah penyejuk mata orang tuanya menurutku. Ya, aku ingin mempunyai anak lagi.
Suatu hari aku pergi berkumpul dengan teman-temanku. Diantaranya ada temanku Fitri yang mempunyai 4 orang anak, semuanya perempuan dan temanku yang lain, Ira, mempunyai 2 orang anak, semuanya laki-laki. Kami mengobrol bersama. Fitri ingin punya anak laki-laki dan Ira ingin punya anak perempuan. Tapi akhirnya kami tersadar, diantara kami ada yang belum dikaruniai anak di dalam sekian tahun pernikahan mereka. Ternyata masih ada yang berada di bawah diri kita.
Begitulah manusia, selalu penuh dengan keinginan-keinginan terhadap perhiasan kehidupan dunia. Keinginan-keinginan itu jika selalu diperturutkan, hanya akan memuaskan diri kita sesaat saja sebelum akhirnya muncul keinginan-keinginan baru yang lain. Keinginan-keinginan itu baru akan hilang seiring dengan menghilangnya kita dari dunia ini.
Seorang istri sudah memasakkan ikan goreng kesukaan suami tercinta, sang suami masih minta dibuatkan sambal pedas sebagai teman makan ikan goreng.
Seorang istri sudah dibelikan tas cantik oleh suami tercinta, begitu melihat tas kawannya yang tampak serasi betul dengan baju kawannya itu, maka sang istri pun menuntut pada sang suami minta dibelikan tas yang seperti punya kawannya itu.
Seorang anak sudah dibelikan kue kesukaannya, setelah melihat roti yang terpajang di supermarket, jadi ingin roti itu.
Seorang ibu di rumahnya sudah punya persediaan sayur mayur dan lauk pauk di rumah, setelah melihat-lihat buku masak, jadi kepingin makan asinan yang bahan bakunya sama sekali tidak ada di rumah.
Seorang dosen belum lama membeli laptop terbaru, begitu melihat temannya punya laptop dengan model yang lebih baru lagi, sang dosen langsung ingin membeli juga laptop dengan model yang sama atau bahkan yang lebih canggih.
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan." (QS. Al Kahfi : 46)
Ada kisah tentang seorang muslim kaya di Madinah bernama Hafash bin Ali Aash yang berkunjung ke rumah Khalifah Umar. Saat makan siang tiba, dihidangkanlah daging kering yang tebal dan keras. Hafash terkejut melihat makanan Khalifah Umar. Dengan sopan ia mohon pamit untuk makan siang di rumahnya saja. Di rumah Hafash, pelayan-pelayannya selalu menghidang makanan-makanan terbaik yang lezat-lezat. Lalu apa jawaban Khalifah Umar setelah melihat keengganan Hafash memakan makanan yang terhidang di rumah Khalifah Umar?
Beliau berkata, "Semua kesenangan-kesenangan dunia itu aku tinggalkan untuk menghadapi hari dimana aku tidak memerlukan itu semua, yaitu hari ketika aku harus menghadap Allah. Aku mengetahui firman Allah, "Ketahuilah sesungguhnya kehidupan di dunia adalah permainan dan hiburan. Berbangga-bangga antara kamu yang berlomba banyak harta dan anak. Seperti hujan membuat tanaman-tanaman yang mengagumkan petani. Kemudian, tanaman itu kering dan kamu lihat warnanya kuning dan akhirnya layu. Di akhirat ada azab yang keras, ada pula ampunan dari Allah serta keridlaan-Nya. Kehidupan di dunia hanyalah kesenangan yang menipu." (QS Al Hadiid : 20)

Monday, August 6, 2012

BAHAYA LISAN

Pendahuluan    Ada yang tahu ngga lisan itu apa? Nah… benar! Lisan adalah kata-kata, dan kata-kata ini keluar lewat apa? Ya benar, melalui mulut kita dan di mulut ini ada gigi dan lidah yang membuat pengeluaran/pengucapan lisan kita. Lidah termasuk nikmat Allah SWT yang sangat besar bagi kita. Kebaikan yang diucapkannya melahirkan manfaat yang luas dan kejelekan yang dikatakannya membuahkan ekor keburukan yang panjang. Dalam sebuah hadits, Rasulullah telah memperingatkan kita untuk mempergunakan lidah kita dengan hati-hati , bunyi haditsnya sebagai berikut : Dari Abi Hurairah r.a., sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda : "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah ia berkata yang baik-baik atau hendaklah ia diam; dan barangsiapa yang percaya kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah menghormati tetangganya, dan barangsiapa yang percaya kepada Allah dan hari kemudian, maka hendaklah menghormati tamunya." (H.R. Bukhari-Muslim).

Guna Lidah    Lidah itu banyak gunanya, antara lain :
1.   Untuk menyerukan kebenaran (Q.S. 3: 110)
2.   Untuk melarang kemungkaran (Q.S. 3: 110)
3.   Untuk memberikan nasehat yang baik (hadits tentang hak muslim atas muslim lain)
4.   Untuk berbicara di depan penguasa yang dzalim
5.   Untuk mendamaikan kedua orang yang berselisih
6.   dll (cari sendiri contohnya dalam kehidupan sehari-hari)
   Seperti ular berbisa, lisan pun sangat berbahaya. Bila kita tidak menjaganya, bahkan mungkin sakit yang diakibatkannya melebihi sakitnya gigitan ular berbisa. Siapa pun tidak akan selamat dari kejahatan lidah, kecuali bia dia bisa mengendalikan dengan tidak berbicara kecuali yang bermanfaat di dunia dan akhirat (susah, yah… soalnya kita kan senang ngobrol). Mau tahu bahayanya lisan? Siapa yang mau nyoba ngasih jawabannya, apa aja sih bahaya lisan itu? Nah bener itu… ngegosip itu termasuk bahaya lisan. Udah pada tau khan ngomongin orag itu nggak boleh. Ada lagi yang tahu?? Ya, benar…. Memfitnah, mengadu domba, berdusta, dan berbicara berlebih-lebihan juga termasuk ke dalam bahaya lisan. Kalian sudah pada tahu Ummul Mu'minin 'Aisyah? Nah beliau pun pernah kena fitnah orang-orang yang dengki kepadanya. Kisahnya diabadikan dalam Q.S. 24 : 11, yaitu "Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar." Berita bohong apa sih yang bikin heboh itu, sampai-sampai Allah memasukkannya ke dalam Al-Qur'an? Nah… berita bohong ini mengenai istri Rasulullah, Ummul Mu'minin 'Aisyah r.a. sehabis perang dengan Bani Mushthaliq bulan Sya'ban 5 H. Peperangan ini diikuti oleh kaum munafik, dan turut pula 'Aisyah dengan Nabi berdasarkan giliran yang telah disepakati di antara istri-istri Nabi.
   Dalam perjalanan mereka kembali dari peperangan, mereka berhenti pada suatu tempat. 'Aisyah keluar dari sekedupnya (tandu yang tertutup) untuk suatu keperluan, kemudian kembali. Tiba-tiba beliau merasa kalungnya hilang, lalu dia pergi mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan persangkaan bahwa 'Aisyah masih ada di dalam tandu (berat badan 'Aisyah waktu itu ringan kali, ya… jadi perbedaan antara ada dan tidak ada Aisyah dalam tandu nggak akan kerasa sama yang nandunya).
   Setelah 'Aisyah mengetahui tandunya sudah berangkat, dia duduk di tempatnya dan mengharapkan tandu dan rombongan itu akan kembali menjemputnya. Kebetulan lewat di tempat itu seorang sahabat Nabi, Shafwan ibnu Mu'aththal. Diketemukannya seseorang sedang tidur sendirian dan dia terkejut seraya mengatakan, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, istri Rasulullah." 'Aisyah terbangun. Lalu dia dipersilahkan oleh Shafwan mengendarai untanya. Shafwan berjalan berjalan menuntun unta sampai mereka tiba di Madinah. Orang-orang yang melihat mereka membicarakannya menurut pendapatnya masing-masing. Mulailah timbul desas-desus. Kemudian kaum munafik membesar-besarkannya, maka fitnah atas 'Aisyah r.a. itupun bertambah luas, sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.
   Ternyata fatal juga ya akibatnya, hanya karena seseorang mengatakan berita bohong bisa menggoncangkan stabilitas sebuah negara (keren banget khan istilahnya). Ngomongnya sih ringan, bahkan mungkin kita tidak ingat apa yang baru saja kita ucapkan, padahal dia pada sisi Allah adalah besar (Q.S. 24 : 15). Contoh di atas adalah kisah tentang bahayanya memfitnah orang. Nah… sekarang bagaimana halnya dengan ghibah alias ngomongin orang.
   Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah pernah bersabda, "Tahukah kamu apakah Ghibah itu?", para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu!". Lalu beliau melanjutkan, "Yang kamu menceritakan saudaramu tentang hal yang tidak disukainya." Lalu seseorang bertanya, "Bagaimana pendapatmu bila apa yang aku katakan ada pada diri saudaraku yang aku ceritakan?" Beliau menjawab, "Bla apa yang kamu ceritakan itu ada pada diri saudaramu, maka kamu telah melakukan ghibah terhadanya. Dan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada pada diri saudaramu, berarti kamu telah mengada-ngada tentangnya." (H.R. Muslim)
   Bahkan Allah mengibaratkan orang yang suka ghibah itu seperti halnya dia memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati (Q.S. 49 : 12). Oleh karena itu, kita perlu tahu apa saja yang termasuk adab-adab dalam berbicara.
Adab berbicara :
1.   Pada orang tua


J   Tidak boleh berbicara lebih keras  

J   Tidak boleh membantah  

J   Tidak boleh berkata "ah"  

J   Tidak boleh berkata-kata yang menyakiti hatinya  

J   Berkata lemah-lembut dan kasih sayang  

2.   Pada teman/saudara/kakak/adik

J   Tidak boleh mengejek  

J   Lemah-lembut dan penuh kasih sayang  

J   Berbicara seperlunya saja  

J   Tidak boleh menyombongkan diri  

J   Tidak boleh berlebih-lebihan dalam berbicara  

3.   Pada guru

J   Seperti kepada orang tua kita  

   Ada juga dusta yang dimaafkan oleh Allah. Mau tahu ngga?? Contohnya, berdusta demi keselamatan nyawa kita dan aqidah kita. Seperti yang pernah dialami oleh Amar bin Yasir ketika ia mendapat siksaan yang bertubi-tubi dan tak tertahankan dari kaum kafir Quraisy. Contoh lainnya adalah dusta untuk mendamaikan dua orang yang berselisih (sekarang mah kebanyakan kebalikannya, orang yang tidak berselisih dibuat berselisih dengan dusta yang menyesatkan). Contoh dusta lain yang diperbolehkan adalah dusta seorang suami untuk menyenangkan istrinya (kalo belum nyambung jangan dikasih ke anak-anak!). Cuman sedapat mungkin kita harus menghindari berkata dusta dan sia-sia.

Penutup
   Alangkah baiknya kalau kita tutup materi bahaya lisan ini dengan sebuah hadits. Dari Mu'adz bin Jabal telah berkata: Aku telah berkata: "Ya Rasulullah! Beritahulah aku suatu amal yang dapat memasukkan aku ke dalam syurga dan menjauhkan aku dari neraka." Nabi menjawab : "Engkau telah bertanya tentang perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi orang yang digampangkan oleh Allah ta'ala atasnya. Engkau menyembah Allah dan jangan menyekutukan sesuatu dengan-Nya, dan mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah." Kemudian beliau berkata : "Inginkah engkau kuberi petunjuk padamu akan pintu-pintu kebaikan? Puasa itu adalah perisai dan sedekah itu menghapuskan kesalahan, sebagaimana air memadamkan api dan shalat seseorang di tengah malam." Kemudian beliau membaca Q.S. As-Sajadah : 16-17. Kemudian beliau bersabda, "Maukah bila aku beritahukan padamu pokok amal dan tiang-tiangnya, serta puncak-puncaknya?" Aku menjawab, "Ya hai Rasulullah." Rasulullah bersabda, "Pokok amal adalah Islam dan tiang-tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad." Kemudian beliau bersabda, "Maukah kuberitahu padamu tentang kuncinya perkara itu semua?" Jawab, "Ya hai Rasulullah." Maka ia memegang lidahnya dan bersabda : "Jagalah ini." Aku berkata, "Hai Rasulullah apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?" Maka beliau bersabda : "Semoga selamat engkau! Adakah yang menjerumuskan orang atas mukanya (atau sabdanya, ke atas batas hidungnya) ke dalam neraka, selain buah ucapan lidah mereka? (H.R. Tirmidzi)

Jumlah Rakaat dan Takbir

Pertama: Jumlah raka’at shalat Id ada dua berdasarkan riwayat Umar radhiyallahu ‘anhu (yang artinya): “Shalat safar itu ada dua raka’at, shalat Idul Adha dua raka’at dan shalat Idul Fithri dua raka’at. Dikerjakan dengan sempurna tanpa qashar berdasarkan sabda Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam” [1]
Kedua: Rakaat pertama, seperti halnya semua shalat, dimulai dengan takbiratul ihram, selanjutnya bertakbir sebanyak tujuh kali. Sedangkan pada rakaat kedua bertakbir sebanyak lima kali, tidak termasuk takbir intiqal (takbir perpindahan dari satu gerakan ke gerakan lain dalam shalat, -pent)
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, ia berkata (yang artinya) : “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir dalam shalat Idul Fithri dan Idul Adha, pada rakaat pertama sebanyak tujuh kali dan rakaat kedua lima kali, selain dua takbir ruku” [2]
Berkata Imam Al-Baghawi: “Ini merupakan perkataan mayoritas ahli ilmu dari kalangan sahabat dan orang setelah mereka, bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir pada rakaat pertama shalat Id sebanyak tujuh kali selain takbir pembukaan, dan pada rakaat kedua sebanyak lima kali selain takbir ketika berdiri sebelum membaca (Al-Fatihah). Diriwayatkan yang demikian dari Abu Bakar, Umar, Ali, dan selainnya” [3]
Ketiga: Tidak ada yang shahih satu riwayatpun dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau mengangkat kedua tangannya bersamaan dengan mengucapkan takbir-takbir shalat Id [4]. Akan tetapi Ibnul Qayyim berkata: “Ibnu Umar - dengan semangat ittiba’nya kepada Rasul - mengangkat kedua tangannya ketika mengucapkan setiap takbir” [5].
Bacaan Shalat
Keempat: Tidak shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam satu dzikir tertentu yang diucapkan di antara takbir-takbir Id. Akan tetapi ada atsar dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu tentang hal ini. Ibnu Mas’ud berkata: (yang artinya): “Di antara tiap dua takbir diucapkan pujian dan sanjungan kepada Allah Azza wa Jalla” [6]
Berkata Ibnul Qoyyim Rahimahullah: “(Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) diam sejenak di antara dua takbir, namun tidak dihapal dari beliau dzikir tertentu yang dibaca di antara takbir-takbir tersebut”. [7]
Kelima: Apabila telah sempurna takbir, mulai membaca surat Al-Fatihah. Setelah itu membaca surat Qaf pada salah satu rakaat dan pada rakaat lain membaca surat Al-Qamar [8]. Terkadang dalam dua rakaat itu beliau membaca surat Al-A’la dan surat Al-Ghasyiyah [9]
Berkata Ibnul Qoyyim Rahimahullah : “Telah shahih dari beliau bacaan surat-surat ini, dan tidak shahih dari beliau selain itu” [10]
Keenam: (Setelah melakukan hal di atas) selebihnya sama seperti shalat-shalat biasa, tidak berbeda sedikitpun.
Terlambat atau Tertinggal Shalat
Ketujuh: Siapa yang luput darinya (tidak mendapatkan) shalat Id berjama’ah, maka hendaklah ia shalat dua raka’at.
Dalam hal ini berkata Imam Bukhari Rahimahullah dalam “Shahihnya”, pada “Bab : Apabila seseorang luput dari shalat Id hendaklah ia shalat dua raka’at” [11].
Al-Hafidzh Ibnu Hajar dalam “Fathul Bari” 2/550 berkata setelah menyebutkan tarjumah ini (judul bab yang diberi oleh Imam Bukhari di atas).
Dalam tarjumah ini ada dua hukum :
  1. Disyariatkan menyusul shalat Id jika luput mengerjakan secara berjamaah, sama saja apakah dengan terpaksa atau pilihan.
  2. Shalat Id yang luput dikerjakan diganti dengan shalat dua raka’at
Berkata Atha’: “Apabila seseorang kehilangan shalat Id hendaknya ia shalat dua rakaat” [sama dengan di atas]
Al-Allamah Waliullah Ad-Dahlawi menyatakan: “Ini adalah madzhabnya Syafi’i, yaitu jika seseorang tidak mendapati shalat Id bersama imam, maka hendaklah ia shalat dua rakat, sehingga ia mendapatkan keutamaan shalat Id sekalipun luput darinya keutamaan shalat berjamaah dengan imam”.
Adapun menurut madzhab Hanafi, tidak ada qadla untuk shalat Id. Kalau kehilangan shalat bersama imam, maka telah hilang sama sekali” [12]
Berkata Imam Malik dalam ‘Al-Muwatha’ [13]: “Setiap yang shalat dua hari raya sendiri, baik laki-laki maupun perempuan, maka aku berpendapat agar ia bertakbir pada rakaat pertama tujuh kali sebelum membaca (Al-Fatihah) dan lima kali pada raka’at kedua sebelum membaca (Al-Fatihah)”
Orang yang terlambat dari shalat Id, hendaklah ia melakukan shalat yang tata caranya seperti shalat Id. sebagaimana shalat-shalat lain [14]
Kedelapan: Takbir (shalat Id) hukumnya sunnah, tidak batal shalat dengan meninggalkannya secara sengaja atau karena lupa tanpa ada perselisihan [15]. Namun orang yang meninggalkannya - tanpa diragukan lagi - berarti menyelisihi sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Catatan Kaki:
[1] Dikeluarkan oleh Ahmad 1/370, An-Nasa’i 3/183, At-Thahawi dalam Syarhu Ma’anil Al Atsar 1/421 dan Al-Baihaqi 3/200 dan sanadnya Shahih
[2] Riwayat Abu Dawud 1150, Ibnu Majah 1280, Ahmad 6/70 dan Al-Baihaqi 3/287 dan sanadnya Shahih. Peringatan : Termasuk sunnah, takbir dilakukan sebelum membaca (Al-Fatihah), sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan Abu Daud 1152, Ibnu Majah 1278 dan Ahmad 2/180 dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya, kakeknya berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertakbir dalam shalat Id tujuh kali pada rakaat pertama kemudian beliau membaca surah, lalu bertakbir dan ruku’, kemudian beliau sujud, lalu berdiri dan bertakbir lima kali, kemudian beliau membaca surah, takbir lalu ruku’, kemudian sujud”. Hadits ini hasan dengan pendukung-pendukungnya. Lihat Irwaul Ghalil 3/108-112. Yang menyelisihi ini tidaklah benar, sebagaimana diterangkan oleh Al-Alamah Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma’ad (1/443,444)
[3] Ia menukilkan nama-nama yang berpendapat demikian, sebagaimana dalam Syarhus Sunnah 4/309. Lihat ‘Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam’ (24/220,221)
[4] Lihat Irwaul Ghalil 3/112-114
[5] Zaadul Ma’ad 1/4410
[6] Diriwayatkan Al-Baihaqi 3/291 dengan sanad yang jayyid (bagus)
[7] Zadul Ma’ad 1/443
[8] Diriwayatkan oleh Muslim 891, An-Nasa’i 8413, At-Tirmidzi 534 Ibnu Majah 1282 dari Abi Waqid Al-Laitsi radhiyallahu ‘anhu
[9] Diriwayatkan oleh Muslim 878, At-Tirmidzi 533 An-Nasa’i 3/184 Ibnu Majah 1281 dari Nu’man bin Basyir Radhiyallahu ‘anhu
[10] Zadul Ma’ad 1/443, lihat Majalah Al-Azhar 7/193. Sebagian ahli ilmu telah berbicara tentang sisi hikmah dibacanya surat-surat ini, lihat ucapan mereka dalam ‘Syarhu Muslim” 6/182 dan Nailul Authar 3/297.
[11] Shahih Bukhari 1/134, 135 cet India
[12] Syarhu Taraji Abwab al Bukhari 80 dan lihat kitab Al-Majmu 5/27-29
[13] Nomor : 592 -dengan riwayat Abi Mush’ab
[14] Al-Mughni 2/212
[15] Al –Mughni 2/244 oleh Ibnu Qudamah

Sunday, August 5, 2012

Ada Apa Dengan Cinta

Suatu hari, tiga tahun yang lalu, saya sedang bete berat. Entah mengapa, dunia terasa sempit, sumpek dan menyebalkan. Padahal banyak pekerjaan yang mestinya saya selesaikan. Laporan praktikum yang bertumpuk, makalah-makalah serta seabrek PR dari banyak organisasi yang kebetulan saya ikuti. Dalam perjalanan pulang menuju kost, mata saya tiba-tiba tertumbuk pada sebuah wartel. Tanpa tahu mau menelepon siapa dan untuk apa menelepon, saya dengan linglung memasuki salah satu kabin. Sebuah nomor tiba-tiba terpencet otomatis. 8411063! “Assalamu’alaikum…” sebuah suara yang mendadak terasa merdu terdengar.
Seperti ada suntikan kesegaran yang luar biasa, mendadak semangat saya bangkit. Percakapan yang mengalir begitu saja telah mengubah dunia yang tadinya abu-abu menjadi penuh warna. Pemilik suara itu adalah seorang sahabat yang sangat dekat dengan saya. Meskipun jarang bertemu, kami yakin, ada cinta yang menginspirasikan berbagai ide mulai dari yang sederhana sampai briliyan. Cinta itu yang kami yakini menjadi pemotivator dari setiap langkah yang kian hari kian berat.

Ah, Cinta…
Saya selalu terpana dengan cinta. Membuat pikiran ini dengan susah payah membayangkan seorang Abu Bakar yang tiba-tiba berlari kesana kemari, kadang ke depan, ke samping, lantas tiba-tiba ke belakang rasulullah. Saat itu mereka sedang dalam perjalanan hijrah menuju Madinah. Di belakang, orang-orang kafir Quraisy mengejar, bermaksud membunuh Muhammad SAW. Tentu saja sang nabi terheran-heran. Beliau pun bertanya dan dijawab oleh Abu Bakar, bahwa ketika ia melihat musuh ada di belakang, maka Abu Bakar berlari ke belakang. Jika musuh di depan, Abu Bakar lari ke depan, dan seterusnya. Abu Bakar siap menjadi tameng buat rasulullah. Agar jika ada musuh menyerang, ia lah yang lebih dulu menerimanya.
Itulah cinta. Sama seperti ketika mereka akhirnya kecapekan dan menemukan sebuah gua. Abu Bakar melarang Rasul masuk sebelum ia membersihkan terlebih dulu. Saat membersihkan, Abu Bakar melihat 3 buah lubang. Satu lubang ia tutup dengan sobekan kain bajunya, lalu yang dua ia tutup dengan ibu jari kakinya. Rasul pun tidur di pangkuan Abu Bakar. Pada saat itulah, Abu Bakar merasakan kesakitan yang luar biasa. Ia digigit ular. Namun ia tidak mau membangunkan Rasul dan terus menahan sakit hingga air matanya menetes. Tetesan itu menimpa rasul dan terbangunlah beliau. Berkat mukzizat Rasul, sakit itu pun berhasil disembuhkan. (Sumber, ‘Berkas-berkas Cahaya Kenabian’, Ahmad Muhammad Assyaf).
Ada apa dengan cinta? Kalau Mbak Izzatul Jannah (salah seorang teman dekat juga) menjawab, “ada energi disana”. Saya sepakat dengan pendapat itu. Bukan karena beliau adalah teman dekat, tetapi karena saya telah merasakannya. Dan saya ingin berbagai cahaya dengan kalian.

Cinta Positif vs Cinta Negatif
Jujur, saya mungkin kurang ngeh jika bicara masalah cinta, karena saya belum menikah. (He…he, mohon doanya ya…). Saya pun alhamdulillah belum sempat pacaran, karena Allah keburu ‘menyesatkan’ saya dari jalan kemaksiatan menuju jalan yang terang benderang, jalan yang kita yakini bersama kebenaran dan keindahannya. Namun justru itulah, saya lantas menikmati cinta yang sejati. Lewat para sahabat yang mengantarkan diri ini semakin hari semakin berkarat (maksudnya kadar karatnya makin tinggi, seperti logam mulia itu lho…) alias semakin baik. Serta tidak ketinggalan, cinta kepada sang pemberi kehidupan alias cinta hakiki yang tertinggi.
Seorang sahabat pernah bernasyid di depan saya, menukil sebuah nasyid yang dipopulerkan oleh SNADA.
Ingin kukatakan, arti cinta kepada dirimu dinda
Agar kau mengerti, arti sesungguhnya
Tak akan terlena dan terbawa, alunan bunga asmara
Yang kan membuat dirimu sengsara
Cinta suci luar biasa, rahmat sang pencipta
Kepada semua hamba-hambanya
Jangan pernah kau berpaling dari cinta
Cinta dari sang maha pencipta
Kau pasti tergoda…
Nyanyian itu membuat saya merenung panjang lebar. Yups, ketemu deh. Ada cinta positif, ada juga cinta negatif. Jika cinta adalah energi, maka akan muncul pula energi positif dan energi negatif.
Adanya energi membuat semua terasa ringan. Dengan energi, gampang saja si Edo misalnya, menghajar serombongan preman yang mengusili pacarnya, Dewi. Konon cinta bisa membuat si penakut menjadi pemberani. Dengan energi pula puasa ramadhan terasa begitu indah, meskipun sebulan penuh kita diperintahkan untuk tidak makan dan minum dari terbit hingga terbenam matahari.

Kendali, itu kuncinya
Energi itu akan di dihasilkan oleh reaktor hati, pembedanya adalah faktor pengendali. PLTN adalah sebuah tempat berlangsungnya reaksi nuklir yang terkendali, sehingga energi yang dilepaskan dapat menjadi komponen yang berfungsi untuk manusia. Itu energi positif.
Jika reaksi nuklir tidak terkendali, bayangkanlah ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang menewaskan ratusan ribu manusia dan menimbulkan kerugian yang luar biasa. Itu energi negatif.
Karena reaktor tersebut adalah hati, maka semua manusia pasti memilikinya. Positif atau negatif tergantung pada pengendalian manusia tersebut terhadap hati yang dimiliki. Seperti sabda rasulullah SAW :
“Inna fii jasadi mudhghotan Idza sholuhat sholuhal jasadu kulluhu. Waidza fasadat fasadal jasadu kulluhu. Alaa wahiyal qolbu.”
Sesungguhnya dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruhnya. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruhnya. Ingatlah bahwa ia adalah hati. (HR Bukhari Muslim).

Cinta Negatif, Apaan tuh?!
Adalah cinta yang dialirkan dari energi tak terkendali. Ini nich, cinta yang merusak. Terlahir dari syubhat dah syahwat. Ngakunya moderat, padahal kuno berat. Bagaimana tidak kuno, cinta yang lahir dari syahwat mulai ada sejak jaman bauhela, bagaimana mungkin orang yang tidak pacaran disebut sebagai ‘ketinggalan jaman?’
Cinta negatif kini telah membanjiri pasaran, menebar kemadhorotan. Remaja gelagapan dan tidak tahu jalan, akhirnya ikut-ikutan. Pacaran, free sex, kumpul kebo, selingkuh… mendadak jadi tren. Secara normatif, semua perempuan tidak mau melihat lelaki yang dicintai ngabuburit dengan perempuan lain. Namun anehnya, ia malah berdandan seseksi mungkin agar lelaki lain tertarik padanya.

Mana bisa kesetiaan dipertahankan jika syahwat dikedepankan?
Mau tahu korban dari cinta negatif? Kerusakan moral. Yap! Survey di Yogyakarta menyebutkan 97,05% mahasiswa di Yogya tidak perawan, Survey itu dilakukan kepada 1660 responden dan hanya 3 orang yang mengaku belum melakukan aktivitas seks termasuk masturbasi! Astaghfirullah. Terlepas dari pro dan kontra tentang kashahihan hasil survey itu, jelas… data yang tercatat menunjukan sebuah ketakutan yang luar biasa bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke Yogya.
Cinta negatif telah menjelma menjadi teroris! Bukan hanya cinta yang mengeksploitasi seks, juga cinta kepada tahta dan harta yang membuat manusia berubah menjadi serigala yang sanggup tertawa-tawa ketika mengunyah bangkai rekan sendiri.

Menggapai Cinta Positif
Cinta positif adalah cinta yang frame-nya adalah cinta karena Allah. Cinta kepada Allah sebagai cinta yang hakiki, sedang cinta kepada selain Allah dilaksanakan dalam rangka ketaatan kepada Allah. Jika diatas disebutkan bahwa kata kuncinya adalah ‘kendali hati’, maka jelas, untuk menggapai cinta positif, hati harus pertama kali ditundukan. Jika hati telah ditundukkan maka akan bisa kita kendalikan. Jika hati terkendali, yakin deh, seluruh jasad dan akal kita pun mampu selaras dengan sang panglimanya tersebut.

Bahasa Pena?
Jika cinta adalah energi, maka yang terlahir dari cinta adalah produktivitas. Pena hanya salah satu dari banyak pilihan, tergantung pada potensi masing-masing. Saya memilih pena karena profesi saya adalah seorang penulis. Karena bingkai kecintaan itu adalah cinta kepada Allah, maka saya akan menjadikan tarian pena saya sebagai ekspresi kecintaan kepada Allah. Serupa tapi tak sama akan dialami oleh teman-teman yang mahir dibidang lain, memasak, memprogram komputer dan sebagainya. Bukti cinta itu adalah produktivitas. So, jika kita tidak produktif, berarti tidak ada energi yang menggerakan, yang ujung-ujungnya, kamu tidak punya cinta. Kasiaaan deh Luuu.
Ada apa dengan cinta? Jawabnya : ada energi. Muaranya, produktivitas, optimalisasi potensi. Tentu saja yang kita usahakan adalah cinta positif, sehingga produktivitas yang tercetak adalah produktivitas yang positif pula.
Solo, 18 November 2002

Penulis adalah aktivis Forum Lingkar Pena dan Redaktur Majalah Pengembangan Pribadi Remaja Muslim KARIMA

sumber : kafemuslimah.com

Bosan Hidup

Seorang pria mendatangi Sang Master, "Guru, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati."
Sang Master tersenyum, "Oh, kamu sakit."
"Tidak Master, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati."
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Master meneruskan, "Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, 'Alergi Hidup'. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan."
Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.
Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah-tangga, bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.
"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku." demikian sang Master.
"Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup." pria itu menolak tawaran sang guru.
"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?"
"Ya, memang saya sudah bosan hidup."
"Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang."
Giliran dia menjadi bingung. Setiap Master yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh Master edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Begitu rileks, begitu santai!
Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah. Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau.
Suasananya santai banget!
Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, "Sayang, aku mencintaimu."
Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi.
Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Sang istripun merasa aneh sekali Selama ini, mungkin aku salah. "Maafkan aku, sayang."
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita kok aneh ya?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda.
Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya. Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan.
Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu."
Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, "Pi, maafkan kami semua. Selama ini, Papi selalu stres karena perilaku kami."
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?
Ia mendatangi sang Guru lagi.
Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan.
Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan."
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP!!!
Hidup?
Bukanlah merupakan suatu beban yang harus dipikul?. Tapi merupakan suatu anugrah untuk dinikmati
(Soulfoul - Mulyandi, Soeng)

Saturday, August 4, 2012

BILA CINTA HARUS MEMILIH

Oleh: Seulanga  

Di ujung koridor tampak sosok dosen yang menuju ke lokal membuat suasana menjadi ramai, sebagian mahasiswa PBSI mempersiapkan catatan kecil yang ditulis di meja untuk nyontek karena konon kabarnya pagi itu akan diadakan UTS Morfologi Pak Azwardi yang super killer itu. Tetapi sebagian yang lain seperti tidak takut akan adanya ulangan Morfologi, malahan mereka pada ngerumpi masalah aktual seputar film, hiburan dan terutama cowok dan cewek mereka.
Fathan salah satu makhluk penghuni Lokal 13.01.09 yang termasuk anak yang rajin dan selalu dapat penilaian bagus dari semua dosen PBSI itu kelihatan santai kayak tidak akan terjadi apa-apa saja pagi itu. Dia malah sedang asyik mencorat-coret buku tulisnya dengan beberapa huruf yang dirangkai menjadi sebuah nama. Ya mungkin dialah nama yang menjadi pujaan hati Fathan. Ya Annisa nama gadis imut-imut bendahara Rohis yang terkenal ulet dan pantang menyerah dan berpenampilan cool itu ternyata telah berhasil mengisi renung hati Fathan.
"Kamu sungguh manis Nis, manis orangnya dan manis kepribadiannya" guman Fathan dalam hati. "Annisa, andai saja kau tau perasaanku padamu, apakah kamu akan menerimanya?" Fathan terus-menghayal tanpa memperhatikan Pak Azwardi yang sudah berdiri di depan pintu Lokal. Lamunan Fathan pada pagi itu mendadak menjadi hilang ketika Pak Azwardi The Killer Man itu datang ke kelas dan membagikan soal ulangan harian.
Ya pagi yang berat telah dilalui oleh anak-anak angkatan 2006 itu. Rasa lega dan gembira tidak dapat dilukiskan dengan berbagai ekspresi. Ada yang meloncat kegirangan dan ada yang biasa-biasa saja termasuk Fathan. Ulangan itu ternyata tidak menggoyahkan konsentrasinya tuk ngebayangin wajah nan manis dengan kedua lesung di pipi ketika tersenyum. Bel istirahatpun berbunyi. Anak-anak pada bubar berhamburan di halaman. Ada yang segera ke kantin tuk memberi makan ayam yang di piara di perut yang sudah dari tadi berkokok terus meminta jatah makan pagi itu. Tetapi ada sebagian yang malahan pergi ke musholla tuk sholet Duha. Fathan, Alfi, Azmi dan Azhari adalah sebuah gank anak Rohis yang keliatan kompak banget. Kalau istirahat pertama gank itu saling berebut shof pertama tuk sholat duha. Begitu juga halnya dengan Annisa sang idola di Rohis itu, juga hadir tuk njalanin sholat duha. Seperti biasa setelah sholat, makhluk penghuni musholla itu tidak langsung pulang ke kelas masing-masing, mereka biasa ngetam di Perpus musholla tuk ngejaga buku, kali aja ada yang mo pinjam atau mo ngembalikan buku perpustakaan rohis.
Sembari jaga ternyata mata Fathan yang udah terkenal dengan sebutan mata elang itu mengawasi gerak-gerik Annisa dengan senyum yang begitu mempesona yang sedang asik bercerita didepan ruang Rohis yang kebetulan memang jadi satu dengan Musholla itu. Annisa mungkin tidak menyadari kalau dia sedang diawasi oleh cowok keren Ketua Rohis Fakultas KIP Unsyiah itu.
"Annis-Annisa, kenapa aku tidak berani ngungkapkan isi hati ini pada dirimu ya Nggi????" lamunan Fathan seolah tak percaya akan nasib yang dialaminya. "Nah!!!!, mikirin siapa hayooo??!!!!" sapa Azmi secara tiba tiba sehingga membikin Fathan jadi terperanjat dari duduknya. " Salam dulu kek, jangan main sentak donk .kayak gak pernah ikut pengajian aja!!!" Fathan nerocos memprotes perlakuak sohibnya yang paling setia itu. "Baru melamunin Annisa ya ?" Tebak Azmi membut Fathan tersentak. "Yeeee siapa yang baru ngelamunin orang, wong kita tadi baru ngelamunin ummat Islam kok pada loyo , eeee dikira melamunin orang " bela Fathan seolah gak mau kalau sohibnya itu ikut terlibat dalam persoalan yangsatu ini.
" Ah jangan gitu Wan, aku tau kok kamu suka ama Annisa, kan aku gak sengaja pernah baca buku kamu yang ada coretan-coretan tinta pink nama Annisa pas aku pinjam buku Fonologi kemarin" Azmi njelasin ke Fathan. Seketika itu Fathan tak bisa berkutik, soalnya rahasia yang selama ini ia pendam ternyata diketahui oleh Azmi sang sohib yang perhatian banget ama dia. "Eh Mi! Aku percaya kamu bisa nyimpen rahasia ini, soalnya aku belum berani tuk ungkapkan cinta ke Annisa, takut nih" minta Fathan seolah agak memaksa. "Beres Fat, jamin aman deh." Jawab Azmi meyakinkan Fathan.  Akhirnya tak terasa bel masuk pun berbunyi, mereka bergegas kembali meninggalkan Musholla ke kelas masing-masing. Tapi kayaknya ada yang gak beres, soalnya baju belakang Fathan keliatan gak rapi, padahal Fathan terkenal anak yang rapi banget di Fakultas itu. Akhirnya dia bergegas menuju kamar kecil sebelah utara musholla. Tetapi sayang didalam ada orang yang pakai. Fathan menunggu beberapa lama, dan akhirnya.
"Klek" bunyi pintu kamar mandi itu terbuka Tak lama kemudian muncullah sesosok tubuh yang tidak asing lagi bagi Fathan. Ya, Annisa keluar ruangan itu dengan melemparkan senyuman khasnya yang membuat jantung Fathan berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
"Serrrr . Dak Dik Duk ."begitu mungkin suasana jantung Fathan melihat senyum Annisa dengan begitu manis. "Kok belon masuk Fat, kan udah bel .??" Tanya Annisa "Iy iy iyya, Nggi, Maklum baju belakang keluar nih, takut entar gak keliatan rapi" jawab Fathan agak gerogi "Ooo, gitu ya.. Ya udah duluan ya Asalamualaikum" Pamit Annisa sambil melempar senyum mautnya kembali kepada Fathan yang membuat Fathan jadi salah tingkah kembali. "Waalaikum salam" sahut Fathan.
Hampir dua bulan Fathan memendam rasa ke Annisa, tetapi tidak berani mengungkapkannya. Dia hanya bisa curhat ke Azmi kalau dia itu cinta ama Annisa, tapi gak berani ngungkapin ke Annisa. Ya tanggal 10 September 2009, Fathan mengetahui bahwa hari itu adalah hari spesial bagi Annisa, ya hari Ulang tahun yang ke 19, Fathan berpikir keras tuk ngungkapin rasa cintanya secara non verbal. Yaitu dengan hadiah di hari spesial itu. Fathan meminta pendapat ke Azmi, soal hadiah apa yang cocok diberikan ke Annisa tuk hadiah Ultahnya."mo kasih apa ya Ras????" tanya Fathan minta pendapat Azmi. " kasih bunga aja, biar romantis!" jawab Azmi "gak ah, takut gak ada manfaatnya, gimana kalau aku berikan Khimar?" Fathan minta pendapat ke Azmi "wah, hebat kamu Fathan, bagus banget tuh " Azmi mendukung "Tapi Pas " Fathan Menyela. "Aku gak berani ngasihkan ke dia, tolongin aku ya kan kamu temen setia aku! Ya ras ya Please!!!!!!" Rengek Fathan seolah memaksa Azmi tuk menurutinya. "Wah kok aku sih, napa gak kamu sebndiri aja yang nyampaiin, kan yang suka ama dia kan kamu kok suruh aku sih?" ledek Azmi. "Iya deh Fathan, jangan kuatir pasti aku sampaiin ke dia"Jawaban Azmi melegakan. Pagi yang cerah dia awal bulan April. Seperti biasaanak-anak pada berkerumun ke gank nya masing-masing. Termasuk Fathan yang udah ngetam ama Azmi di taman Kampus depan Gedung RKU. Tema pembicaraanyynya apa lagi kalu enggak masalah Annisa. Tetapi pembicaraan mereka terhenti sejenak karena ada sesosok tubuh berjalan dihadapan mereka. Ya Annisa berjalan dengan lamem menuju Lokal 13.01.09 "Subhanallah, Ras itu khimar yang kemarin aku kasih ke dia " ucap Fathan seolah enggak percaya akan apa yang ia saksikan. "Haa.. yang bener Wan ?" tanya Azmi "Iya, bener itu yang aku kasih ke Annisa subkhanallah, tau berterimakasih bener dia.."gumam Fathan "Wah beruntung kamu Fathan, berarti hadiah kamu special baginya" ledek Azmi.
Kedua sahabat itu masih enggak percaya akan perlakuan Annisa pada pagi itu yang membuat Fathan seperti diatas angin. Bel istirahatpun tiba. Seperti biasa gank rohis itu pergi ke musholla tuk ngejalanin sholet duha. Tetapi entah mengapa Annisa udah duluan sebelum
bel tadi ke musholla. Entah apa yang dilakukan Annisa di musholla itu, tetapi perlakuannya tidak begitu digubris oleh anak-anak lainnya. Mereka sholet seperti biasanya. Dan sudah menjadi kebiasaan juga sehabis sholat ya 5 menitan-lah anak-anak pada istirahat sambil nongkrong di ruang rohis disebelah selatan musholla. Pas mo balik ke kelas karena udah bel. Fathan menemukan sepucuk surat yangditujukan kepadanya dilaci yang biasa tuk nyimpan pecinya kalau mau masuk kelas. Ya sebuah surat dengan sampul biru muda dengan tulisan yang sudah tidak asing lagi bagi Fathan. "Hah surat dari Annisa????" batin Fathan seolah gak percaya "Eh Wan surat dari siap tuh?" tanya Azmi pingin tau "Dari Annisa "jawab Fathan..
"Kok jadi berdebar gini ya Ras "sahut Fathan sedikit gerogi. "Udah lah Wan, jangan terlalu dipikirin berat-berat. Lagian udah bel tuh" nasehat Azmi sambil mengajak sohibnya itu masuk ke kelas. Tetapi langkah mereka berdua tidak semulus yang ia duga. Mereka dihadang oleh sesosok tubuh yang kini sedang mengisi renung hati Fathan. Ya Annisa. Annisa menghadang perjalanan mereka. Biasa sebelum dia mengucapin kata-kata, Annisa menebarkan senyum yang begitu mempesona. "Wah, makashi banget ya Wan ya enggak ada hadiah sebagus yang udah Fathan sampain ke Annisa, sekali lagi makasih ya ." Kata Annisa sembari meneber senyum kembali membuat hati Fathan berontak. "iya deh Nggi, selamat Ulang tahun ya " jawan Fathan "makasih lho Eh udah dibaca Surat Annisa?" tanya Annisa.
"Belon, mungkin nanti siang aja ba'da sholat Duhur" jawab Fathan "Iya deh. Annisa tunggu ta jawabannya " Jawab Annisa "Insya Allah, Nggi" Jawaban Fathan meyakinkan. Setelah Annisa pergi, Azmi yang dari tadi cuman dijadiin obat nyamuk protes. "Busyet kamu Tan, kalau udah ketemu ama yang cocok gak inget ama temen kambali" protes Azmi "Sory deh Ras, habis mo gimana lagi? "jawab Fathan Setelah Annisa pergi, Azmi yang dari tadi cuman dijadiin obat nyamuk protes.
"Busyet kamu Wan, kalau udah ketemu ama yang cocok gak inget ama temen kambali" protes Azmi "Sory deh Mi, habis mo gimana lagi? "jawab Fathan. Kedua sahabat itu akhirnya lenyap dilorong koridor Ruangan Prodi yang mereka lewati. Selama pelajaran berlangsung, bukannya pelajaran yang dipikirkan oleh Fathan tetapi dia mencoba membayangkan berbagai kemungkinan isi surat Annisa siang itu. Ya, hampir 3 jam penuh dia menciummi surat bersampul biru muda itu dengan penuh perasaan. 3 jam bagi Fathan amatlah lama dan
membosankan. Tanpa sadar ia kembali terhanyud dalam lamunan yang memang membuat bibirnya senyam-senyum sendiri. Walaupun begitu dia masih bisa nyembunyiin ketergelisahannya itu sehingga tidak sempat  menjadikan perhatian Pak Pardjo yang sedang mengajar Momen Gaya. Dan bel yang begitu indah pun terdengan dengan diiringi jerat jerit anak-anak Unsyiah itu. Rasa lega dan bimbang menyelimuti perasaan Fathan yang sudah sejak dari tadi tidak bisa konsentrasi kepada pelajaran dari Dosen-dosenyang mengajar. Ia bergegas menunaikan sholet duhur dengan berjamaah di musholla sekolah. Setelah cukup berdoa dan berdzikir Fathan segera bergegas menuju ruangan Rohis yang menang sudah mulai rame dengan anak-anak yang sedang asyik membaca buku perpustakaan. Tanpa diketahui oleh merek, Fathan berhasil mengambil sepucuk surat yang memang sudah menjadikannya gak lagi bisa berfikir jernih. Ya surat dari Annisa. Ia segera menuju gudang musholla yang memang dia yang memiliki kuncinya dan segera membaca surat itu. Tak ketinggalan Azmi yang sudah dari tadi menyertai Fathan ikut menyimaknya.
"Assalamualaikum Wr. Wb. Untuk Akhi Fathan yang Dirohmati Allah Sebelumnya Annisa mengucapkan terima kasih banyak kepada Akhi Fathan yang udah memberikan perhatian lebih kepada Annisa. Annisa merasa bahwa hidup ini adalah perjuangan. Siapa yang mau berjuang dialah yang akan mendapatkan sesuatu yang ia impikan. Akhi Fathan . Annisa sebenarnya mengerti  bahwa akhi Fathan menyukai Annisa. Perlu diketahui saja sebenarnya Annisa juga gak bisa menmbohongi hati Annisa sendiri bahwa Annisa juga menyukai Fathan ya memang suka tak harus memiliki. Mungkin Akhi Fathan bisa faham maksud hati Annisa .Teruslah berjuang tuk mengapai cinta ..Wassalamualaikum Wr Wb Annisa"
Itulah surat yang diberikan Annisa kepada Fathan. Singkat, Padat dan penuh dengan makna. "Wah gimana nih Ras???" tanya Fathan seolah gak percaya. " Lho kok gimana sih, nha ini kan tyang sebenarnya kamu inginkan ." Ledek Azmi. "Serius atuh!!!, Fathan butuh pendapat nih ." Rengek Fathan " kalau aku sih ya ungkapin aja ama dia ." Jawab Azmi. Diskusi singkat itu akhirnya membuahkan keputusan yang bulat. Ya sebelum bel masuk Fathan akan ungkapkan isi hati Fathan kepada Annisa. Memang hari itu keberuntungan Fathan. Belum juga dia nyari Annisa, eee Annisa-nya udah nongol di depan musholla. Kontan aja wajah Fathan jadi berseri-seri dan akhirnya dia mengejar tuk mendapatkan kepastian hidup . "Ngi! Aku pingin ngomong nih ." "Apa Wan yang tadi ya ..?" jawab Annisa ."Iya " jawab Fathan "Gimana Nggi' Sumpah deh aku cinta mati ama kamu bener .terimalah cintaku ini ya Nggi!" Rengek Fathan. "Wah gimana ya benarnya Annisa belum berani tuk mengatakannya tapi apa boleh buiat Annisa juga cinta kok ama Fathan ."ungkapan yang begitu indah terdenganr dari mulut Annisa seolah-olah telah mampu menghancurkan kebekuan hati Fathan selama ini. Seiring dengan waktu dan seiring dengan perkembangan situasi kedua pasangan serasi Rohis SMU Biru itu semakin dekat aja. Walaupun mereka melakukan aktifitas pacaran tetapi tetap tidak diketahui oleh teman-temannya. Ya karena mereka adalah anak-anak Rohis. Fathan adalah ketua dan Annisa adalah Bendahara. Jadi ketika kedua pasangan itu bercakap-cakap dianggap oleh teman-temannya adalah koordinasi kegiatan.
Ya genap sudah 4 bulan mereka berpacaran tanpa diketahui oleh siapapun, kecuali Azmi. Sudah menjadi kebiasaan ketika Semester 8 Rohis Fakultas mengadakan sarasehan mengenai Mahasiswa dan masalah lain yang menyangkut langsung dalam dunia Aktivis. "Gimana Fik, udah kelar bigraundnya?" tanya Fathan dalam sebuah rapat pengecekan akhir. "udah kok Wan .tapi ada yang belon beres nih mengenai moderator tuk acara besok.." "jadi gimana sudah ada belon kalau belon ada Fathan juga bisa kok jadi moderator" tawaran Fathan, serius "bener Wan..apa gak aneh entar ?" Tanggapan Taufik "Lho kok aneh sih..emang kalau dah jadi ketua gak boleh jadi moderator ya, enak aja..kalau gitu mendingan gak usah jadi ketua yeeee" Sahut Fathan  penuh semangat. Akhirnya acara sarasehanpun diadakan. Dengan dihadiri oleh hampir seratus orang mahasiswa Unsyiah dan beberapa dosen yang memang diundang oleh pihak panitia. Temanya pun tidak tanggung-tanggung. Ya Peran mahasiswa dalam mengubah dunia". Walaupun temanga agak berat tetapi karena yang membawakan sarasehan itu adalah ustadz yang agak gaul jadi para peserta bisa menangkap dengan baik. Bahkan karena merasa cocok beberapa siswa menginginkan ada follow up dari kegiatan itu. Dan Rohispun mengsepakati. Setelah disepakati oleh Mas Ardiansyah ustadz gaul yang belakangan mulai naik daun namanya itu akhirnya setiap pekannya akan mengisi kajian Rohis. Hari Rabu siang jam 14.00 WIB.
Seiring dengan berjalannya pengajian yang mulai membahas tema-tema cinta dan pacaran. Sedikit banyak Fathanyang memang sedang ada "main' dengan bendahara Rohis ini mengalami kegelisahan batin. Antara mencintai nya (Annisa) dengan mencintai-Nya. Tetapi seiring dengan waktu akhirnya pemahaman mereka telah menuntun kepada jalan yang benar. Akhirnya merekapun kemudian saling menjauh walaupun sebenarnya dekat. Dan saling mendekat walaupun mereka jauh. Ya akhirnya mereka lebih mencintai Allah dari pada mencintai sesama makhluknya Ya Bila Cinta harus Memilih maka kan ku pilih tuk mencintai-Nya. 

Friday, August 3, 2012

HIDUP SESUDAH MATI

Eh, gimana ya rasanya kalau kita mengalami yang namanya mati? Ade-ade pernah ta'ziah orang yang sudah meninggal, kan? Pernah nganterin orang yang ke kuburan ya? Apa yang akan kita hadapi setelah meninggal? Ya udah, dengerin yaa… Kakak mau ceritain tentang apa sih akhirat, yang namanya syurga, neraka, dan yang lainnya.
   Orang Islam sering disebut aneh sebab kita disuruh oleh Rasulullah agar mengingat tentang akhirat atau yang namanya mati. Perhatikan hadits berikut :
   "Berkata Ibnu Umar ra: pada suatu hari aku datang menjumpai Rasulullah saw sedang berada di tengah-tengah para sahabatnya yang terkemuka. Tiba-tiba salah seorang sahabat dari Anshor berdiri dan bertanya kepada Rasulullah saw: Ya, Nabi Allah, siapakah manusia yang pintar dan siapa pula yang paling cerdas otaknya? Rasulullah lalu menjawab: yang paling cerdas dan yang paling pintar ialah orang yang paling banyak mengingat mati dan yang paling banyak sedia bekal untuk menghadapi maut."    Lalu apa gunanya kita mengingat akhirat atau tentang kematian? Kita akan lebih giat dan lebih taat menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah sebab mati berarti menghadap Allah. Dengan mengingat kematian maka kita akan mengingat apa yang terjadi di akhirat nanti.
   Orang yang mengingat kematian akan selalu tenang, hormat, dan sopan terhadap setiap orang. Kita akan menghindari berbohong dan perkataan dusta karena sanksi yang akan kita dapat di akhirat nanti. Apa yang kita rasakan menjelang kematian kita dinyatakan dalam surat Al-Waqiah ayat 89-90 sebagai berikut.
   "Adapun bila yang meninggal itu adalah orang-orang yang mendekatkan diri (kepada Allah). Maka (kematian baginya) adalah lega, semerbak dan nikmat sekali"    Tegas sekali ayat tersebut menerangkan keindahan bagi manusia yang mendekatkan diri kepada Tuhan. Sekalipun matinya dengan mata pedang, peluru senapan di atas tiang gantungan, atau di Lubang Buaya sekalipun, baginya mati itu tetap lega, semerbak dan nikmat sekali.
   Sebaliknya bagi orang yang berdosa, semua dosa dan kesalahannya akan teringat dan terbayang kembali ketika mereka menghadapi sakaratul maut. Inilah yang menyebabkan penderitaan mereka berlipat ganda.

Alam Barzah
   Setelah kita meninggal, maka kita akan masul alam barzah. Di alam tersebut terdapat tingkatan-tingkatan (menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah), yaitu :
1. Ada yang menempati tempat tertinggi, yaitu ruhnya para Rasul dan Nabi. Di sini terdapat tingkatan yang berbeda pula.
2. Ada ruh yang diumpamakan burung-burung yang berterbangan di dalam syurga, yaitu ruh para syuhada.
3. Ruh orang yang diumpamakan tertahan di pintu syurga, seperti juga para syuhada tetapi mereka tertahan dikarenakan mereka mempunyai hutang.
4. Ada ruh yang tertahan di kuburan masing-masing, ini diterangkan dalam sebuah hadits tentang pencurian terhadap harta perang yang belum dibagikan. Pencuri itu lalu masuk ke medan perang dan syahid. Mendengar itu banyak orang yang berkata : "Berbahagialah Ahlul Jannah". Mendengar itu Rasulullah berkata: "Demi Allah yang memegang ruhku, sesungguhnya harta rampasan yang dicurinya akan menyala menjadi api yang membakan tubuhnya di kuburnya".
5. Ruh yang berkedudukan di pintu syurga sebagai yang diterangkan oleh Ibnu Abbas: "Para syuhada bertempat tinggal di pinggir pintu syurga dalam sebuah rumah yang mempunyai qubbah yang hijau, dan mendapatkan rezeki pagi dan sore. Kecuali Ja'far bin Abi Thalib yang tangannya diganti oleh 2 sayap".
6. Ada ruh yang tertahan dipermukaan bumi tidak dapat naik ke tempat yang lebih tinggi.
7. Dan yang terakhir adalah ruh yang tempatnya adalah lubang panas dan disiksa di sana hingga akhir kiamat.
   Itulah ade-ade keadaan tentang alam kubur salah satu dari alam akhirat yang akan kita lalui. Janganlah kita sampai pada tempat yang Allah tidak meridhoi akan tempat tersebut dan tersiksa di alam kubur tersebut. Lalu bagaimanakah tentang keadaan syurga dan neraka yang ada di alam akhir tersebut?

Syurga
   Tempatnya, surat An-Najm ayat 13-15, Sesungguhnya ia (Muhammad) telah melihat Jibril sekali lagi. Yaitu di Sidratul Munthaha, dan di dekatnya ada syurga tempat kembali"    Luasnya syurga, surat Al-A'raaf ayat 133, "Bersegeralah engkau pada ampunan Allah dan syurga yang luasnya seluruh langit dan bumi."
   Dalam surat Al-Hadid ayat 21, "Berlombalah dalam ampunan Allah dan syurga yang luasnya seperti luas langit dan bumi, disediakan bagi orang yang beriman dengan Allah dan rasul-Nya. Demikian karunia Allah, diberikan kepada siapa saja yang Ia kehendaki, sedangkan Allah mempunyai karunia yang besar."
   Tingkatan dalam syurga, syurga itu tingkatannya sampai 100 tingkatan, dan tiap tingkat berbeda dengan perbedaan yang besar sekali dengan tingkatan yang lain (Dari hadits Rasullah, HR Bukhari & Muslim). Dalam hadist lain dikatakan "Bila kamu meminta do`a, berdo`alah syurga Firdaus karena ia merupakan syurga yang tertinggi, sedang di atas syurga Firdaus adalah Arsy Rahman, di mana sumber 4 sungai yang mengalir di dalam syurga."
   Pintu-pintu Syurga,    sabda Rasulullah: "Di syurga terdapat 8 pintu dan salah satunya adalah bernama Ar-Rayyan yang hanya boleh dimasuki oleh orang-orang yang melakukan ibadah puasa."
   Jalan ke Syurga, berkata Ibnu Mas'ud: "Pada suatu hari Rasulullah saw membuat garis lurus di atas pasir, lalu berkata: Inilah jalan Allah yang lurus. Kemudian beliau membuat garis-garis yang simpangsiur ke kanan dan ke kiri, ke utara dan ke selatan. Inilah jalan-jalan setan. Setiap garis itu setan menyeru. Dan sesungguhnya ialah jalanku yang lurus, maka ikutilah oleh kamu akan dia, janganlah engkau mengikuti jalan yang bersimpang siur itu yang akan memisahkan kamu dari jalan-Nya. Demikian Allah memerintahkan kepadamu, mudah-mudahan kamu diberkati."
   Apa yang diberitakan dalam Al-Qur'an maupun hadits tentang syurga begitu indah. Dalam syurga terdapat sungai dari susu, madu dan lainnya. Dalam syurga begitu harum, semua di dalam syurga tidak pernah terlintas dalam pikiran kita, terdengar oleh telinga, dan terlihat oleh mata kita. Dan nikmat terbesar di dalam syurga adalah bertemu dengan Allah di syurga kelak. Itulah keadaan syurga. Ya itulah ade-ade keadaan dalam kubur dan di dalam syurga.

Neraka
   Bagaimana tentang neraka, dalam surat Al-Furqaan ayat 11-15 disebutkan:
   "Bahkan mereka dustakan akan hari kiamat itu. Dan Kami sediakan api yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat itu. Apabila neraka itu mereka lihat dari jauh maka mereka akan mendengar suara murkanya. Dan bila mereka dicampakkan ke tempat yang sempit dari neraka dalam keadaan terbelenggu…"
   Dalam surat Al-Baqatah ayat 24 dikatakan: "…Maka takutlah kamu akan neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, disediakan untuk orang-orang kafir…"
   Keadaan syurga yang sangat berbada dengan apa yang ada di neraka. Begitu besar siksa atau azab yang Allah turunkan di dalam neraka, karena itulah janganlah kalian melakukan perbuatan yang dapat membuat kita jatuh ke dalam neraka. Tetaplah selalu melakukan kebaikan karena kebaikan itu mendatangkan ganjaran dari Allah SWT.
   Siapa yang ingin masuk syurga? Tentunya semua ya!! Maka kita dianjurkan berdo'a oleh Rasulullah saw, "Ya Allah, berilah kebaikan di dunia dan di akhirat dan jauhkanlah kami dari azab neraka." Tentunya kalian sudah hafal do'a ini!!

Komentar anda