Saturday, August 4, 2012

BILA CINTA HARUS MEMILIH

Oleh: Seulanga  

Di ujung koridor tampak sosok dosen yang menuju ke lokal membuat suasana menjadi ramai, sebagian mahasiswa PBSI mempersiapkan catatan kecil yang ditulis di meja untuk nyontek karena konon kabarnya pagi itu akan diadakan UTS Morfologi Pak Azwardi yang super killer itu. Tetapi sebagian yang lain seperti tidak takut akan adanya ulangan Morfologi, malahan mereka pada ngerumpi masalah aktual seputar film, hiburan dan terutama cowok dan cewek mereka.
Fathan salah satu makhluk penghuni Lokal 13.01.09 yang termasuk anak yang rajin dan selalu dapat penilaian bagus dari semua dosen PBSI itu kelihatan santai kayak tidak akan terjadi apa-apa saja pagi itu. Dia malah sedang asyik mencorat-coret buku tulisnya dengan beberapa huruf yang dirangkai menjadi sebuah nama. Ya mungkin dialah nama yang menjadi pujaan hati Fathan. Ya Annisa nama gadis imut-imut bendahara Rohis yang terkenal ulet dan pantang menyerah dan berpenampilan cool itu ternyata telah berhasil mengisi renung hati Fathan.
"Kamu sungguh manis Nis, manis orangnya dan manis kepribadiannya" guman Fathan dalam hati. "Annisa, andai saja kau tau perasaanku padamu, apakah kamu akan menerimanya?" Fathan terus-menghayal tanpa memperhatikan Pak Azwardi yang sudah berdiri di depan pintu Lokal. Lamunan Fathan pada pagi itu mendadak menjadi hilang ketika Pak Azwardi The Killer Man itu datang ke kelas dan membagikan soal ulangan harian.
Ya pagi yang berat telah dilalui oleh anak-anak angkatan 2006 itu. Rasa lega dan gembira tidak dapat dilukiskan dengan berbagai ekspresi. Ada yang meloncat kegirangan dan ada yang biasa-biasa saja termasuk Fathan. Ulangan itu ternyata tidak menggoyahkan konsentrasinya tuk ngebayangin wajah nan manis dengan kedua lesung di pipi ketika tersenyum. Bel istirahatpun berbunyi. Anak-anak pada bubar berhamburan di halaman. Ada yang segera ke kantin tuk memberi makan ayam yang di piara di perut yang sudah dari tadi berkokok terus meminta jatah makan pagi itu. Tetapi ada sebagian yang malahan pergi ke musholla tuk sholet Duha. Fathan, Alfi, Azmi dan Azhari adalah sebuah gank anak Rohis yang keliatan kompak banget. Kalau istirahat pertama gank itu saling berebut shof pertama tuk sholat duha. Begitu juga halnya dengan Annisa sang idola di Rohis itu, juga hadir tuk njalanin sholat duha. Seperti biasa setelah sholat, makhluk penghuni musholla itu tidak langsung pulang ke kelas masing-masing, mereka biasa ngetam di Perpus musholla tuk ngejaga buku, kali aja ada yang mo pinjam atau mo ngembalikan buku perpustakaan rohis.
Sembari jaga ternyata mata Fathan yang udah terkenal dengan sebutan mata elang itu mengawasi gerak-gerik Annisa dengan senyum yang begitu mempesona yang sedang asik bercerita didepan ruang Rohis yang kebetulan memang jadi satu dengan Musholla itu. Annisa mungkin tidak menyadari kalau dia sedang diawasi oleh cowok keren Ketua Rohis Fakultas KIP Unsyiah itu.
"Annis-Annisa, kenapa aku tidak berani ngungkapkan isi hati ini pada dirimu ya Nggi????" lamunan Fathan seolah tak percaya akan nasib yang dialaminya. "Nah!!!!, mikirin siapa hayooo??!!!!" sapa Azmi secara tiba tiba sehingga membikin Fathan jadi terperanjat dari duduknya. " Salam dulu kek, jangan main sentak donk .kayak gak pernah ikut pengajian aja!!!" Fathan nerocos memprotes perlakuak sohibnya yang paling setia itu. "Baru melamunin Annisa ya ?" Tebak Azmi membut Fathan tersentak. "Yeeee siapa yang baru ngelamunin orang, wong kita tadi baru ngelamunin ummat Islam kok pada loyo , eeee dikira melamunin orang " bela Fathan seolah gak mau kalau sohibnya itu ikut terlibat dalam persoalan yangsatu ini.
" Ah jangan gitu Wan, aku tau kok kamu suka ama Annisa, kan aku gak sengaja pernah baca buku kamu yang ada coretan-coretan tinta pink nama Annisa pas aku pinjam buku Fonologi kemarin" Azmi njelasin ke Fathan. Seketika itu Fathan tak bisa berkutik, soalnya rahasia yang selama ini ia pendam ternyata diketahui oleh Azmi sang sohib yang perhatian banget ama dia. "Eh Mi! Aku percaya kamu bisa nyimpen rahasia ini, soalnya aku belum berani tuk ungkapkan cinta ke Annisa, takut nih" minta Fathan seolah agak memaksa. "Beres Fat, jamin aman deh." Jawab Azmi meyakinkan Fathan.  Akhirnya tak terasa bel masuk pun berbunyi, mereka bergegas kembali meninggalkan Musholla ke kelas masing-masing. Tapi kayaknya ada yang gak beres, soalnya baju belakang Fathan keliatan gak rapi, padahal Fathan terkenal anak yang rapi banget di Fakultas itu. Akhirnya dia bergegas menuju kamar kecil sebelah utara musholla. Tetapi sayang didalam ada orang yang pakai. Fathan menunggu beberapa lama, dan akhirnya.
"Klek" bunyi pintu kamar mandi itu terbuka Tak lama kemudian muncullah sesosok tubuh yang tidak asing lagi bagi Fathan. Ya, Annisa keluar ruangan itu dengan melemparkan senyuman khasnya yang membuat jantung Fathan berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
"Serrrr . Dak Dik Duk ."begitu mungkin suasana jantung Fathan melihat senyum Annisa dengan begitu manis. "Kok belon masuk Fat, kan udah bel .??" Tanya Annisa "Iy iy iyya, Nggi, Maklum baju belakang keluar nih, takut entar gak keliatan rapi" jawab Fathan agak gerogi "Ooo, gitu ya.. Ya udah duluan ya Asalamualaikum" Pamit Annisa sambil melempar senyum mautnya kembali kepada Fathan yang membuat Fathan jadi salah tingkah kembali. "Waalaikum salam" sahut Fathan.
Hampir dua bulan Fathan memendam rasa ke Annisa, tetapi tidak berani mengungkapkannya. Dia hanya bisa curhat ke Azmi kalau dia itu cinta ama Annisa, tapi gak berani ngungkapin ke Annisa. Ya tanggal 10 September 2009, Fathan mengetahui bahwa hari itu adalah hari spesial bagi Annisa, ya hari Ulang tahun yang ke 19, Fathan berpikir keras tuk ngungkapin rasa cintanya secara non verbal. Yaitu dengan hadiah di hari spesial itu. Fathan meminta pendapat ke Azmi, soal hadiah apa yang cocok diberikan ke Annisa tuk hadiah Ultahnya."mo kasih apa ya Ras????" tanya Fathan minta pendapat Azmi. " kasih bunga aja, biar romantis!" jawab Azmi "gak ah, takut gak ada manfaatnya, gimana kalau aku berikan Khimar?" Fathan minta pendapat ke Azmi "wah, hebat kamu Fathan, bagus banget tuh " Azmi mendukung "Tapi Pas " Fathan Menyela. "Aku gak berani ngasihkan ke dia, tolongin aku ya kan kamu temen setia aku! Ya ras ya Please!!!!!!" Rengek Fathan seolah memaksa Azmi tuk menurutinya. "Wah kok aku sih, napa gak kamu sebndiri aja yang nyampaiin, kan yang suka ama dia kan kamu kok suruh aku sih?" ledek Azmi. "Iya deh Fathan, jangan kuatir pasti aku sampaiin ke dia"Jawaban Azmi melegakan. Pagi yang cerah dia awal bulan April. Seperti biasaanak-anak pada berkerumun ke gank nya masing-masing. Termasuk Fathan yang udah ngetam ama Azmi di taman Kampus depan Gedung RKU. Tema pembicaraanyynya apa lagi kalu enggak masalah Annisa. Tetapi pembicaraan mereka terhenti sejenak karena ada sesosok tubuh berjalan dihadapan mereka. Ya Annisa berjalan dengan lamem menuju Lokal 13.01.09 "Subhanallah, Ras itu khimar yang kemarin aku kasih ke dia " ucap Fathan seolah enggak percaya akan apa yang ia saksikan. "Haa.. yang bener Wan ?" tanya Azmi "Iya, bener itu yang aku kasih ke Annisa subkhanallah, tau berterimakasih bener dia.."gumam Fathan "Wah beruntung kamu Fathan, berarti hadiah kamu special baginya" ledek Azmi.
Kedua sahabat itu masih enggak percaya akan perlakuan Annisa pada pagi itu yang membuat Fathan seperti diatas angin. Bel istirahatpun tiba. Seperti biasa gank rohis itu pergi ke musholla tuk ngejalanin sholet duha. Tetapi entah mengapa Annisa udah duluan sebelum
bel tadi ke musholla. Entah apa yang dilakukan Annisa di musholla itu, tetapi perlakuannya tidak begitu digubris oleh anak-anak lainnya. Mereka sholet seperti biasanya. Dan sudah menjadi kebiasaan juga sehabis sholat ya 5 menitan-lah anak-anak pada istirahat sambil nongkrong di ruang rohis disebelah selatan musholla. Pas mo balik ke kelas karena udah bel. Fathan menemukan sepucuk surat yangditujukan kepadanya dilaci yang biasa tuk nyimpan pecinya kalau mau masuk kelas. Ya sebuah surat dengan sampul biru muda dengan tulisan yang sudah tidak asing lagi bagi Fathan. "Hah surat dari Annisa????" batin Fathan seolah gak percaya "Eh Wan surat dari siap tuh?" tanya Azmi pingin tau "Dari Annisa "jawab Fathan..
"Kok jadi berdebar gini ya Ras "sahut Fathan sedikit gerogi. "Udah lah Wan, jangan terlalu dipikirin berat-berat. Lagian udah bel tuh" nasehat Azmi sambil mengajak sohibnya itu masuk ke kelas. Tetapi langkah mereka berdua tidak semulus yang ia duga. Mereka dihadang oleh sesosok tubuh yang kini sedang mengisi renung hati Fathan. Ya Annisa. Annisa menghadang perjalanan mereka. Biasa sebelum dia mengucapin kata-kata, Annisa menebarkan senyum yang begitu mempesona. "Wah, makashi banget ya Wan ya enggak ada hadiah sebagus yang udah Fathan sampain ke Annisa, sekali lagi makasih ya ." Kata Annisa sembari meneber senyum kembali membuat hati Fathan berontak. "iya deh Nggi, selamat Ulang tahun ya " jawan Fathan "makasih lho Eh udah dibaca Surat Annisa?" tanya Annisa.
"Belon, mungkin nanti siang aja ba'da sholat Duhur" jawab Fathan "Iya deh. Annisa tunggu ta jawabannya " Jawab Annisa "Insya Allah, Nggi" Jawaban Fathan meyakinkan. Setelah Annisa pergi, Azmi yang dari tadi cuman dijadiin obat nyamuk protes. "Busyet kamu Tan, kalau udah ketemu ama yang cocok gak inget ama temen kambali" protes Azmi "Sory deh Ras, habis mo gimana lagi? "jawab Fathan Setelah Annisa pergi, Azmi yang dari tadi cuman dijadiin obat nyamuk protes.
"Busyet kamu Wan, kalau udah ketemu ama yang cocok gak inget ama temen kambali" protes Azmi "Sory deh Mi, habis mo gimana lagi? "jawab Fathan. Kedua sahabat itu akhirnya lenyap dilorong koridor Ruangan Prodi yang mereka lewati. Selama pelajaran berlangsung, bukannya pelajaran yang dipikirkan oleh Fathan tetapi dia mencoba membayangkan berbagai kemungkinan isi surat Annisa siang itu. Ya, hampir 3 jam penuh dia menciummi surat bersampul biru muda itu dengan penuh perasaan. 3 jam bagi Fathan amatlah lama dan
membosankan. Tanpa sadar ia kembali terhanyud dalam lamunan yang memang membuat bibirnya senyam-senyum sendiri. Walaupun begitu dia masih bisa nyembunyiin ketergelisahannya itu sehingga tidak sempat  menjadikan perhatian Pak Pardjo yang sedang mengajar Momen Gaya. Dan bel yang begitu indah pun terdengan dengan diiringi jerat jerit anak-anak Unsyiah itu. Rasa lega dan bimbang menyelimuti perasaan Fathan yang sudah sejak dari tadi tidak bisa konsentrasi kepada pelajaran dari Dosen-dosenyang mengajar. Ia bergegas menunaikan sholet duhur dengan berjamaah di musholla sekolah. Setelah cukup berdoa dan berdzikir Fathan segera bergegas menuju ruangan Rohis yang menang sudah mulai rame dengan anak-anak yang sedang asyik membaca buku perpustakaan. Tanpa diketahui oleh merek, Fathan berhasil mengambil sepucuk surat yang memang sudah menjadikannya gak lagi bisa berfikir jernih. Ya surat dari Annisa. Ia segera menuju gudang musholla yang memang dia yang memiliki kuncinya dan segera membaca surat itu. Tak ketinggalan Azmi yang sudah dari tadi menyertai Fathan ikut menyimaknya.
"Assalamualaikum Wr. Wb. Untuk Akhi Fathan yang Dirohmati Allah Sebelumnya Annisa mengucapkan terima kasih banyak kepada Akhi Fathan yang udah memberikan perhatian lebih kepada Annisa. Annisa merasa bahwa hidup ini adalah perjuangan. Siapa yang mau berjuang dialah yang akan mendapatkan sesuatu yang ia impikan. Akhi Fathan . Annisa sebenarnya mengerti  bahwa akhi Fathan menyukai Annisa. Perlu diketahui saja sebenarnya Annisa juga gak bisa menmbohongi hati Annisa sendiri bahwa Annisa juga menyukai Fathan ya memang suka tak harus memiliki. Mungkin Akhi Fathan bisa faham maksud hati Annisa .Teruslah berjuang tuk mengapai cinta ..Wassalamualaikum Wr Wb Annisa"
Itulah surat yang diberikan Annisa kepada Fathan. Singkat, Padat dan penuh dengan makna. "Wah gimana nih Ras???" tanya Fathan seolah gak percaya. " Lho kok gimana sih, nha ini kan tyang sebenarnya kamu inginkan ." Ledek Azmi. "Serius atuh!!!, Fathan butuh pendapat nih ." Rengek Fathan " kalau aku sih ya ungkapin aja ama dia ." Jawab Azmi. Diskusi singkat itu akhirnya membuahkan keputusan yang bulat. Ya sebelum bel masuk Fathan akan ungkapkan isi hati Fathan kepada Annisa. Memang hari itu keberuntungan Fathan. Belum juga dia nyari Annisa, eee Annisa-nya udah nongol di depan musholla. Kontan aja wajah Fathan jadi berseri-seri dan akhirnya dia mengejar tuk mendapatkan kepastian hidup . "Ngi! Aku pingin ngomong nih ." "Apa Wan yang tadi ya ..?" jawab Annisa ."Iya " jawab Fathan "Gimana Nggi' Sumpah deh aku cinta mati ama kamu bener .terimalah cintaku ini ya Nggi!" Rengek Fathan. "Wah gimana ya benarnya Annisa belum berani tuk mengatakannya tapi apa boleh buiat Annisa juga cinta kok ama Fathan ."ungkapan yang begitu indah terdenganr dari mulut Annisa seolah-olah telah mampu menghancurkan kebekuan hati Fathan selama ini. Seiring dengan waktu dan seiring dengan perkembangan situasi kedua pasangan serasi Rohis SMU Biru itu semakin dekat aja. Walaupun mereka melakukan aktifitas pacaran tetapi tetap tidak diketahui oleh teman-temannya. Ya karena mereka adalah anak-anak Rohis. Fathan adalah ketua dan Annisa adalah Bendahara. Jadi ketika kedua pasangan itu bercakap-cakap dianggap oleh teman-temannya adalah koordinasi kegiatan.
Ya genap sudah 4 bulan mereka berpacaran tanpa diketahui oleh siapapun, kecuali Azmi. Sudah menjadi kebiasaan ketika Semester 8 Rohis Fakultas mengadakan sarasehan mengenai Mahasiswa dan masalah lain yang menyangkut langsung dalam dunia Aktivis. "Gimana Fik, udah kelar bigraundnya?" tanya Fathan dalam sebuah rapat pengecekan akhir. "udah kok Wan .tapi ada yang belon beres nih mengenai moderator tuk acara besok.." "jadi gimana sudah ada belon kalau belon ada Fathan juga bisa kok jadi moderator" tawaran Fathan, serius "bener Wan..apa gak aneh entar ?" Tanggapan Taufik "Lho kok aneh sih..emang kalau dah jadi ketua gak boleh jadi moderator ya, enak aja..kalau gitu mendingan gak usah jadi ketua yeeee" Sahut Fathan  penuh semangat. Akhirnya acara sarasehanpun diadakan. Dengan dihadiri oleh hampir seratus orang mahasiswa Unsyiah dan beberapa dosen yang memang diundang oleh pihak panitia. Temanya pun tidak tanggung-tanggung. Ya Peran mahasiswa dalam mengubah dunia". Walaupun temanga agak berat tetapi karena yang membawakan sarasehan itu adalah ustadz yang agak gaul jadi para peserta bisa menangkap dengan baik. Bahkan karena merasa cocok beberapa siswa menginginkan ada follow up dari kegiatan itu. Dan Rohispun mengsepakati. Setelah disepakati oleh Mas Ardiansyah ustadz gaul yang belakangan mulai naik daun namanya itu akhirnya setiap pekannya akan mengisi kajian Rohis. Hari Rabu siang jam 14.00 WIB.
Seiring dengan berjalannya pengajian yang mulai membahas tema-tema cinta dan pacaran. Sedikit banyak Fathanyang memang sedang ada "main' dengan bendahara Rohis ini mengalami kegelisahan batin. Antara mencintai nya (Annisa) dengan mencintai-Nya. Tetapi seiring dengan waktu akhirnya pemahaman mereka telah menuntun kepada jalan yang benar. Akhirnya merekapun kemudian saling menjauh walaupun sebenarnya dekat. Dan saling mendekat walaupun mereka jauh. Ya akhirnya mereka lebih mencintai Allah dari pada mencintai sesama makhluknya Ya Bila Cinta harus Memilih maka kan ku pilih tuk mencintai-Nya. 

0 comments:

Post a Comment

Komentar anda