Urwah Ibn Mas’ud Ats Tsaqafi datang menghadap Rasulullah saw
menyampaikan kesiapan dirinya untuk berdakwah, menyebarkan Islam di
tengah kaumnya, Bani Tsaqif di Thaif, “Ya Rasulallah, tugaskan saya
untuk mendakwahi kaum saya, mengajak mereka memeluk Islam”.
Kondisi dakwah yang masih lemah, kecil, dan menjadi musuh bersama
membuat Rasulullah saw mengungkapkan kekhawatirannya. Rasulullah
bersabda: “Saya takut, jika nanti mereka menolak, mengusir dan bahkan
membunuhmu”. Sebagai pemimpin, Rasulullah saw merasa perlu melindungi
keselamatan kader dakwah dari berbagai ancaman dan bahaya yang mungkin
terjadi. Di mata Rasulullah saw kader dakwah adalah aset yang sangat
berharga.
Urwah meyakinkan Rasulullah saw bahwa dirinya adalah orang yang
sangat disegani di tengah-tengah kaumnya. Sehingga kekhawatiran
Rasulullah saw itu dapat dihapus, dan Urwah bisa mendapatkan tugas untuk
berdakwah di tengah-tengah kaumnya dari Rasulullah saw. Urwah ibn
Mas’ud berkata: “Ya Rasulallah, jika mereka mendapati saya sedang tidur,
tidak akan ada satupun di antara mereka yang berani membangunkan saya”.
Kedudukan dan kehormatan Urwah ibn Mas’ud yang sangat tinggi di
masyarakat diharapkan akan mampu menjadi modal berharga dalam
menyebarkan Islam di tengah kaumnya. Posisi yang terhormat di masyarakat
dapat berfungsi sabagai bumper untuk melindungi aktifis dakwah dari
benturan-benturan sosial yang mungkin terjadi.
Dengan modal kedudukan dan kehormatan Urwah ibn Mas’ud itulah
kemudian Rasulullah saw mengizinkan dan menugaskannya untuk mendakwahi
kaumnya. Rasulullah saw bersabda, “Berangkatlah berdakwah, mengajak
kaummu masuk Islam”.
Urwah ibn Mas’ud berangkat menuju kampungn halamannya, membawa
cita-cita besar mengislamkan mereka, menunjuki kaumnya ke jalan Allah.
Ketika sampai di kampung halaman, Urwah ibn Mas’ud melewati tempat
berhala Latta dan Uzza yang menjadi kebanggaan dan simbol pemujaan Bani
Tsaqif. Dengan geram Urwah ibn Mas’ud berjanji akan menghancurkan
berhala-berhala itu. Ia berkata kepada Latta dan Uzza: “Besok pagi akan
saya buat kalian hancur berantakan”.
Urwah mungkin berkesimpulan seperti yang pernah difahami oleh Nabi
Ibrahim –alaihissalam- bahwa berhala-berhala itu yang menyesatkan
manusia dari jalan yang lurus. Berdakwah adalah berijtihad menemukan
penyebab masalah umat untuk mencari kemungkinan solusi yang cocok.
Bani Tsaqif yang mendengar ancaman itu bereaksi marah besar.
Bagaimanapun juga Latta dan Uzza adalah simbul agama mereka. Urwah bin
Mas’ud berusaha menjelaskan duduk perkara yang sesungguhnya kepada
kaumnya. “Wahai Kaumku, Sesungguhnya Uzza tidak pernah memuliakan kalian
semua, demikian juga Latta tidak akan pernah bisa menghindarkan kalian
semua dari bahaya. Masuklah Islam, serahkan diri kepada Allah, maka
kalian akan selamat”. Urwah menyerukan dakwahnya itu di hadapan kaumnya.
Tiga kali ia kumandangkan seruan itu, tetapi kaumnya sudah tidak
menghiraukan apalagi mengindahkannya.
Kedudukan Urwah bin Mas’ud yang mereka segani di masa lalu, hilang
begitu saja dari hati kaumnya ketika ia dianggap telah meninggalkan
agama nenek moyangnya dan telah berbeda agamanya. Kemarahan Bani Tsaqif
karena berhala kebanggaannya dicela dan diserang telah membuat mereka
memasang penutup hati dari apapun yang akan disampaikan oleh Urwah bin
Mas’ud, dan bahkan melakukan serangan balik kepada Urwah bin Mas’ud.
Mereka melempari Urwah bin Mas’ud dengan batu, hingga ada salah satu
lemparan batu itu mengenai pelipisnya dan menyebabkan kematiannya.
Inilah tabiat umum manusia, bahkan tabiat makhluk hidup pada umumnya.
Ketika mereka merasakan ada ancaman bahaya apalagi mendapatkan serangan
maka mereka akan melakukan perlawanan. Dan dalam pertarungan terbuka
seperti itu, kekuatan bathil yang dominan sering mengalahkan kebenaran
yang masih asing.
Ketika berita kematian Urwah bin Mas’ud sampai ke telinga Rasulullah
saw, Beliau berkomentar: “Apa yang telah terjadi pada Urwah bin Mas’ud,
seperti yang pernah tejadi pada aktor dakwah di surah Yaa-siin”. Pembela
dakwah itu terbunuh oleh kaumnya sendiri, dan ia dipersilahkan masuk
surga. Dan aktifis dakwah itu tidak pernah berhenti berdakwah, ia terus
mengajak kaumnya masuk Islam, meskipun ia telah gugur dan tidak lagi
bersama dengan mereka:
“dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke syurga"[1265]. ia berkata: "Alangkah baiknya Sekiranya kamumku mengetahui apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku Termasuk orang-orang yang dimuliakan". Wallahu a’lam bishshawab.
Sumber: Majalah Sabili No 3 TH XIX 10 November 2011.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Komentar anda
Like
Fan Page
Mengenai Saya
- Coretanqu
- Talang Jawa, Palembang/Sumatera Selatan, Indonesia
- aku adalah aku yang sekarang bukan aku yang terdahulu
Blogger news
Blog Archive
-
▼
2012
(97)
-
▼
March
(17)
- SOMEONE WHO LOVES U
- Kesederhanaan yang paling bernilai adalah kebaikan
- Berdakwah Tiada Henti
- Gesekan Persahabatan
- Senyumlah
- CoretanQu: Mencari Bidadari
- Dan Bersamalah, Di Sini
- Ya Allah
- BANYAK JALAN MENUJU LUAR NEGRI
- Menunda Kenikmatan, untuk Kenikmatan yang Sesaat
- Ambil Cintamu di Langit, Tebarkan di Bumi
- Daun yang Meneduhkan
- Every one is Special "TERIMA ORANG LAIN APA ADANYA...
- pelangi di gerimis hujan
- Kisah Lalat
- Potensi Kita
- Mencari Bidadari
-
▼
March
(17)
Followers
Archive
Blogroll
Tayangan Ke
Entri Populer
-
Perasaan lahir dari sebuah pertemuan Berputik rindu di hati yang amat mendalam Mekar menyinar seluruh alam kehidupan Segar sentiasa ia dalam...
-
Pada waktu itu pertengahan 2007 saya ditunjuk menjadi sekretaris panitia MUBES Warga PBSID FKIP Unsyiah, saya juga disuruh membuatkan bros...
-
Asa Kerja dengan Cinta dan Harmoni Terasah rasa oleh cinta Terasah bahagia oleh asa Cinta bermuara pada bahagia Karena cinta be...
-
Buka Mata! Ubah Paradigma S ahabatku, mengapa ada pemuda yang gagal dalam hidupnya, tak jelas arah tujuannya dan merep...
-
Diwilayah Seunagan ( Jeuram ). Pimpinan wilayah Seunagan yang pertama yaitu : Teuku Johan Masa jabatan dipegang kira – kira 20 Tahun setela...
-
Jika melihat dari sisi medis, Sosiolog di Universitas of Texas, John Mirowsky, seperti dikutip dari Huffington Post, Senin (3/12), menyebut ...
-
Ketika ada seseorang yang kau cintai namun mengkhianati cintamu Bersyukurlah, itu mungkin cara Tuhan untuk memuliakanmu Yakinlah, Dia akan m...
-
Mendengar kata ‘Bahasa Jiwa’, memori kita akan mengingat sebuah album nasyid Bahasa Jiwa yang beredar pada Tahun 2002 milik team nasyid Mai...
-
Pertama: Jumlah raka’at shalat Id ada dua berdasarkan riwayat Umar radhiyallahu ‘anhu (yang artinya): “Shalat safar itu ada dua raka’at, s...
-
Betapa indah hidup yang terhubung ke langit Ketika ruhmu yang meronta-ronta rindu Kau pertemukan dengan Rabb Yang Maha Tahu Bagai tetes ...
0 comments:
Post a Comment