Friday, March 9, 2012

pelangi di gerimis hujan

Di malam penuh bintang
Di bawah sinar bulan purnama
Ku pasrahkan semua
Keluh dan kesah yang aku rasa

Sesak dadaku menangis pilu
Saat ku urai dosa-dosaku
Di hadapanMu ku tiada artinya
(fika mupla)

air mata itu mengalir lagi membasahi wajahku, lagi dan lagi tanpa pernah dapat ku bendung.

lagi air mata itu mengalir.. mengalir deras tanpa henti dan tanpa kusadari. aku kadang terheran alangka banyaknya air mata yang telah aku keluarkan namun tak ada habis-habisnya, ya dari sejak ku lahir hingga saat ini, malam ini juga.
malam panjang dan sunyi, semuanya masih terlelap nyanyak dalam buaian mimpi yang indah, mungkin tentang pernikahan atapun tentang hal lainnya yang sedang menanti hari mereka, ku lihat wajah mereka sangat tenang dan damai. andai aku mendapatkan hal itu. namun aku sadar itu semua akan aku alami cepat atau lambat, karena ku yakin setiap orang berhak untuk mendapatkan apapun yang berhak dia dapatkan sebagai pemberian dari tuhannya.

ku helakan nafas dengan berat, sudah pukul 4 dini hari sebentar lagi akan tiba waktu subuh, ku lepas baju kesayanganku yang telah basah oleh air mata, ya air mata yang tak bisa ku bendung malam ini. ku rapihkan semuanya mushab kecilku ku letakkan ditempat yang terbaik, ku langkahkan kaki menuju kamar mandi untuk kembali menyegarkan fikiranku agar teang bersimpuh lagi.

" kau menangis lagi ran ?" tanya sahabatku devi lagi. aku hanya diam dan berlalu dari hadapannya.
ku lihat devi menghela nafas panjang. dia adalah sahabatku walauppun kami jarang bertemu.

" ran, please, aku tak bisa terus-terusan melihatmu seperti ini. do you have problem ?"
" no, idon't have problem." aku berlalu dihadapannya. ya aku tak mau orang lain yang tahu kegelisahan ini cukup hanya Dia yang tahu.
" ok. aku harap kamu mau berbagi denganku. tapi jika kamu tak ingin berbagi aku tak akan memaksamu." jawab devi sambil segera mengambil air wudhu.

pukul 04.30 azan berkumandang semua sahabatku sudah siap untuk mennaikan shalat subuh berjamaah. sangat khitmad dan tenang. selesai shalat semuanya segera bergegas pada rutinitas masing-masing ada yang tidur kembali ada yang segera kedapur menanak nasi dan menjerang air. tinggal aku dan devi yang masih disini, tenggelam pada rutinitas tilawah Qur'an masing-masing. aku snagta iri dengan devi yang memiliki suara merdu dan sangat fasih membaca ayat Ilahi.

"aku duluan." ujar devi sambil merapikan mukenanya. aku hanya mengangguk.


pukul 14.00
kuhempaskan badanku ketempat tidur, lelah dan penat menghampiri ragaku. kupejamkan mataku sejenak untuk menghilangkan lelah raga ini. slide kehidupanku kembali muncul perlahan..perahan dan akhirnya.......

" ran, kamu kenapa ?" tanya intan disampingku. aku hanya diam dengan nafas yang tersengal-sengal. intan menyodorkan air bening kepadaku.
"minumlah untuk menenangkan hatimu." ujarnya pelan. aku hanya diam dan menuruti sarannya.

setelah sedikit tenang aku melihar teman-temanku berada dikamarku, devi, intan, indah, mbak alya, siti dan vina.
" kau tak apa dik ?" tanya mbak alya
" nggak apa-apa mabak. kalau boleh tahu kenapa teman-teman semuanya dikamarku. apa yang terjadi padaku?" tanyaku
" kau tiba-tiba menagis keras ran. " jawab intan. " kami tak mengerti apa yang kau katakan. kami khawatir makanya aku panggil teman-temn. maafkan aku"
" makasih, ya intan aku tak marah. aku minta maaf jika membuat kalian cemas. "
" sama-sama." jawab mbak alya." sekarang ayo kita shalat asar berjamaah."

semua bergegas, namun hatiku kembali menangis...tanpa ada yang tahu .    

0 comments:

Post a Comment

Komentar anda