Saya bukan
pakar parenting seperti Pak Cah (Cahyadi Takariawan), tapi sebelum menikah,
hubungan saya dan istri lumayan dramatis, kayak dipelem-pelem Indonesia gitu
deh!!! Lantas bagaimana cara biar awet? I share some tips yang berlaku untuk
semua yang sedang dalam menunggu dan sedang membina hubungan.
Harus E-Smart: Emotional Smart!
Setiap
manusia tercipta berbeda, tak sama dan juga tak serupa, bila pun ada yang
serupa tapi karakter pribadi pun tetap berbeda, ada yang memiliki karakter yang
sama, tapi memiliki rupa berbeda. Sangat penting untuk tahu dan mengerti, bahwa
keburukan dari pasangan kita itu bukan lah kehendak dia semata, namun itu sudah
menjadi bagian dari karakter dia. Dan tidak kalah penting bagi kita untuk
mengenali karakter kita sendiri untuk kemudian kita dapat menentukan sikap
dalam merespon apa yang paling tepat dalam menghadapinya.
Contoh
kasus: sering pasangan kita lupa melakukan sesuatu yang kita inginkan. Reaksi
normal dari kita adalah marah besar. Reaksi E-smart adalah dengan melihat dari
sudut pandang karakter dia yang seorang pelupa atau sibuk, kemudian kita
berkata, “Duh... afwan tadi ana lupa ingetin abang! Besok ana pasti ngak lupa
lagi. Mungkin perlu ana catat di to-do-list dan alarm hape biar ingat ya!”
Tertawa
Tertawa itu
penting dalam sebuah relationship. Rasa humor harus selalu dijaga. Lakukan
hal-hal yang menyenangkan bersama-sama dan dapat menimbulkan tawa lepas,
seperti nonton film komedi, main game bareng :D dan saling becanda.
Kelihatannya mudah. Namun seiring tuntutan hidup, kesibukan rutinitas dan tingkat
stres yang lumayan tinggi bisa membuat rasa humor menghilang seketika, jadi,
jangan lupa tertawa.
Saling Menghargai
Semua orang
suka pujian dan suka jika mendapat penghargaan. Maka hargailah pasangan anda.
Biasanya jika sudah lama dalam relationship, maka mulut mulai pelit
mengeluarkan pujian, karena semua terlihat ‘sudah biasa’. Istrinya dandan sudah
biasa, suami pulang dengan membawa bunga atau hadiah kecil, sudah biasa. Dan
akhirnya masing-masing pihak merasa ngak dihargai lagi dan mencari penghargaan
itu ‘diluar’ mumet dah kalau itu sudah terjadi.
Perhatian
Sudah
waktunya untuk lebih perhatian. Cukup dengan showing that we care. Bisa dengan
ngasih kabar setiap kali aktivitas atau ada update tentang suatu hal.
Memberikan sesuatu yang dibutuhin pasangan kita tanpa dia minta. Membalas
telepon atau SMSnya yang biasanya dia cuekin dengan alasan, “Alaaah, ntar juga
pulang”.
Mendengar
Sudah jelas
tujuan kita membina hubungan adalah untuk saling bisa sharing dalam segala hal
dengan suami atau istri kita. Dan jika kita mampu dan bersedia menjadi
pendengar yang baik, maka segalanya akan baik-baik saja. Pendengar yang baik
ciri-cirinya adalah pay 100% attention pada pencerita, memberi respon yang
tapat saat dia bercerita dan jika diminta kita akan mencoba memberi solusi.
Affection
Panggilan
sayang, puisi cinta, kata mesra dan kejutan-kejutan, itu demua perlu. sound
cheesy, tapi perlu. Ngak perlu diumbar, kenapa perlu?
Pokoknya
perlu!
Sekian dulu.
0 comments:
Post a Comment