Sunday, December 16, 2012

Cinta dan Konsekuensi

CINTA menuntut PENUNGGALAN kekasih, dan tidak MEMADUNYA dengan yang lain,,,ini merupakan hukum sekaligus konsekwensi cinta sejati. "tidak bisa ada dua cinta di dalam hati. Tidak ada dua sembahan di langit."

ketika potensi cinta terbagi ke beberapa tempat, maka cinta itu akan melemah. Renungkan firman Allah berikut ini,,

"Wahai Nabi! Taqwalah engkau kepada Allah dan janganlah engkau ikuti orang orang yang kafir dan orang-orang munafiq . Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. Dan ikutilah apa yang telah diwahyukan dari Tuhan kepadamu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pemelihara." (al-Ahzab: 1-3)

lihatlah bagaimana Allah memerintahkan Nabi saw, bertakwa kepda-Nya, yang meliputi penunggalan(pengesaan)-Nya dgn mengikuti perintah dan larangan-Nya karena CINTA, takut, dan berharap kepada-Nya. karena takwa tidak akan sempurna kecuali dengan itu semua. Juga dgn mengikuti wahyu yang diturunkan kepadanya, yang menuntut pula beliau untuk meninggalkan perintah selain dari Allah. Takwa tersebut juga mesti di ikuti dengan rasa tawakal, berserah diri kepada-Nya. ini meliputi penyandaran hati hanya kepada Allah semata, percaya penuh kepada-Nya, dan tenang bersama-Nya, tidak kepada selain Dia.

kemudian Allah berfirman,

"Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya...."(al-Ahzab : 4)

maknanya, bahwa hati hanya memiliki satu arah. Jika ia tlah condong pada satu arah, maka ia tidak akan condong pada arah lain.

Abu Muhammad bin Hazm menentang orang yang menyatakan dirinya mampu mencintai lebih dari satu ia mengungkapkannya lwat syair:

"Hanya pendusta yang mengaku punya dua cinta,
seperti dustanya kaum Majusi dalam pokok agama.
Pikiran yang normal itu cuma satu,
tidak mengetahui pencipta selain Sang Pemurah.
Hati juga hanya satu, 
maka tidak mungkin berhasrat pada yang lainnya,
baik jauh ataupun dekat
Di dalam syariat cinta, orang yang ragu akan jauh dari kebenaran.
Demikian juga dengan agama yang hanya satu dan lurus, 
maka kafirlah orang yang mengaku punya dua agama."

Jadi Ibnu Hamz berkesimpulan, amat keliru bila ada orang yang menganggap dapat mencintai dua orang yang berlainan, serta dapat jatuh cinta pda dua pribadi yang berlainan. Itu hanya BENAR bila dilihat dari NAFSU SYAHWAT saja. Dalam makna kiasan (majaz), bisa saja disebut cinta, tapi bukan dalam arti yang sebenarnya. Tentang diri pecinta, tidak akan ada kebaikan jika ia cendrung pada agama dan dunia sekaligus. Sebagaimana dengan orang yang mengaku bisa mencintai dua pribadi sekaligus.

jadi kesimpulan dari itu semua; bahwa cinta adalah penghambaan diri kepada Sang Pencipta disebut "TAUHID"

lalu bagaimana dengan orang pacaran? mereka juga menyebutnya cinta?

itu menurut pemikiran mereka yang lepas dari tuntunan Al Quran, na'uzubillah dalam pemahaman cinta dalam Al Quran yang sebenarnya mereka adalah para penyembah MANUSIA, yaitu pacarnya,,,

semoga bermanfaat,,,

*Silahkan di bagikan*

0 comments:

Post a Comment

Komentar anda