Tuesday, December 20, 2011

Bekerja Maka Keajaiban


Kita masih bicara tentang iman. Dengan akarnya yang teguh, kita bergayut memeluknya memeluk keyakinannya. Hunjamannya yang dalam menjadi pengokoh pijakan kaki. Kita berharap tak terusik dilanda badai. Kita tak ingin hanyut, tak hendak luruh dipukul ribut.
Tapi iman terkadang menggelisahkan. Atau setidaknya menghajatkan ketenangan yang mengguyuri hati, dengan terkuaknya keajaiban. Mungkin itu yang dirasakan Ibrahim ketika meminta kepada Rabbnya bagaimana menghidupkan yang telah mati. Maka Rabbnya bertanya, “Belum yakinkah engkau akan kuasaKu?”, dengan sepenuh hati ia menjawab. “Aku yakin. Hanya saja agar hati ini menjadi tentram.”
Tetapi keajaiban itu terkadang tak datang serta merta di hadapan. Meski Allah bisa saja menunjukkan kekuasaanNya dalam satu kata “Kun!” tapi kita tahu bukan itu yang terjadi pada ibrahim, ia harus bersipayah untuk menangkaplalu mencincang empat ekoor burung. Lalu disusurnya jajaran bukit untuk meletakkan masing-masing cincangan. Baru ia bisa memanggilnya. Dan beburung itupun datang padanya.
“Disinilah keajaiban itu, setelah kerja yang menguras tenaga”
           

0 comments:

Post a Comment

Komentar anda