Friday, September 20, 2013

5 Kiat Praktis dalam PUBLIC SPEAKING




Berikut, 5 tips dasar untuk Anda dalam praktek public speaking :
Berbicara di depan publik, atau sering dikenal dengan public speaking, adalah seni berbicara di depan umum secara runtut dan terencana dengan maksud dan tujuan tertentu. Anda dapat mempengaruhi banyak orang dengan seni ini, jika Anda dapat menguasai teknik-tekniknya serta dapat menyampaikan pesan yang Anda maksud dengan baik. Public speaking juga merupakan sebuah soft skill dan senjata ampuh dari seorang pemimpin. ketrampilan ini dapat diasah dan dipertajam dengan banyak berlatih. Banyak berlatih, akan membuat kita makin mahir.
Di kehidupan sehari-hari, seringkali orang masih merasa tidak percaya diri dan kaku jika harus berbicara di depan umum.

1. Rencanakan Apa yang Akan Anda Katakan
Do : Tentukan tujuan dari public speaking Anda. Apakah untuk mengenang sesuatu, mempengaruhi pendapat, atau memberikan semangat? Atur dengan baik ucapan-ucapan Anda, dengan tetap fokus pada pesan dan tujuan utama. Lakukan persiapan agar public speaking yang Anda berikan dapat sesuai dengan waktu yang disediakan. Termasuk waktu yang dibutuhkan untuk tanya-jawab dengan audiens. Berlatihlah dengan stopwatch jika perlu.
Don’t : Sebuah studi menunjukkan bahwa audiens dapat mengingat hanya tiga atau empat hal yang ada dalam pembicaraan. Jangan memasukkan topik sampingan atau detail yang sulit dimengerti secara berlebihan, atau justru terlalu banyak poin penting, yang hanya akan mengalihkan perhatian audiens dari pesan utama yang hendak Anda sampaikan. Jangan terus-menerus berfokus untuk menjadi public speaker yang hebat, karena jauh lebih penting bagaimana pesan Anda diterima dengan baik oleh audiens.

2. Kenali Dasar-dasar Public Speaking
Do : Tunjukkan energi dan antusiasme Anda. Jika Anda tidak bersemangat dengan topik yang Anda bicarakan,
jangan harap audiens merasa sebaliknya. Tatap audiens, atur posisi badan tetap menghadap audiens, ‘kuasai’
audiens dalam topik Anda. Atur intonasi dan volume suara, hingga pengucapan Anda terdengar jelas oleh
seluruh audiens, bahkan untuk yang di baris belakang.
Don’t : Jangan gelisah dan gugup di depan audiens Anda. Jangan melakukan gerakan/isyarat tubuh yang berlebihan. Jangan masukkan tangan Anda dalam saku, atau mengaitkan ibu jari Anda di bawah ikat pinggang, ataupun berdiri dengan posisi dimana postur tubuh Anda tidak terlihat tegap dan seimbang. Jika posisi Anda duduk, hindari sikap bersandar penuh atau justru membungkuk bertopang siku pada lutut. Sikap-sikap ini menunjukkan rasa tidak percaya diri.

3. Kata-kata, Frasa dan lain-lain
Do : Berikan definisi secara jelas untuk kata atau istilah yang mungkin tidak akrab di telinga audiens. Gunakan istilah asing, hanya jika diperlukan atau jika tidak ada padanan yang tepat dalam bahasa lokal audiens. Gunakan contoh, dan pilih kalimat yang paling mudah dimengerti, dipahami dan diingat. Ungkapan “Seluas 6400 meter persegi”, bisa jadi lebih rumit dibayangkan ketimbang pilihan kalimat “Seluas lapangan bola”. Don’t : Jangan memulai kalimat dengan “jadi”, dan jangan mengakhirinya dengan “benar?” atau “oke?”. Jangan memperkenalkan topik Anda dengan permintaan maaf : “Ini akan cepat, kok”, atau “Saya tidak akan lama”, atau kata-kata serupa. Pembukaan itu sama seperti : “ini tidak benarbenar penting atau relevan, tetapi bagaimanapun saya tetap akan menyampaikannya kepada Anda.” Hati-hati dengan ungkapan yang bisa bermakna negatif, misalnya terkait dengan agama, budaya, nama besar seseorang, dan lain-lain. Hati-hati pula dengan penyampaian data yang kurang valid.

4. Laser Pointer
Do : Gunakan laser pointer untuk mengarahkan secara langsung perhatian penonton pada bagian gambar atau
grafik yang Anda maksud, ketika bagian itu tampak tidak jelas bagi audiens. Letakkan laser pointer Anda ketika tidak Anda gunakan.
Don’t : Jangan sapukan laser pointer Anda ke seluruh layar saat Anda berbicara. Anda bisa membuat audiens Anda sakit kepala ketika mereka berusaha mengikuti gerakan laser pointer Anda. Jangan menggunakan laser pointer untuk menunjuk teks. Audiens Anda mampu membaca seperti Anda.

5. Pertanyaan
Do : Jawablah pertanyaan dengan ringkas dan sesingkat mungkin. Ingat, mungkin hanya ada satu orang diantara audiens yang tertarik dengan jawaban spesifik. Namun jika Anda tak menguasai jawabannya, ingat bahwa mengatakan “saya tidak tahu” adalah lebih baik. Anda juga tidak perlu memberikan penjelasan lima menit mengapa Anda tidak tahu. Jika Anda sedang dalam upaya mencari tahu jawabannya, katakan saja, bahwa Anda akan berusaha mencari tau jawabannya.
Don’t : Jangan gunakan sesi tanya-jawab sebagai dalih Anda menyingkat yang ingin disampaikan dengan menunjukkan slide-slide yang dibuang untuk memenuhi batas waktu yang diberikan kepada Anda. Jangan “mengaduk-aduk” slide Anda untuk menjawab pertanyaan. Jangan lakukan “percakapan privat” dengan seorang penanya. Pastikan semua audiens tahu apa pertanyaannya (ulangi jika perlu) dan dapat mendengar dan mengerti apa jawabannya.

(Diolah dari berbagai sumber)


0 comments:

Post a Comment

Komentar anda