A. PENGINSTALAN KARAKTER SANG JUARA
JUJUR
Kejujuran adalah harga mati sebuah kehidupan, dengan
kejujuran seorang ibu tercinta, dicintai dengan tulus, seorang ayah dihormati
dengan baik, seorang pemimpin diteladani, seorang guru dimuliakan. Namun,
kejujuran ini ibarat sebuah prasasti yang tertimbun oleh keegoisan dan
kepentingan dunia yang semu. Tidak sedikit kita saksikan hanya sekedar ingin
mencapai nilai yang mamuaskan seorang siswa berani mencontek agar lulus UN,
seorang mahasiswa berani untuk melihat pekerjaan temannya saat UAS, SNMPTN berlangsung,
seorang pemimpin berani menipu dan mengkhianati pengikutnya, seorang guru
berani membodohi anak didiknya, seorang bisnisman berani mennipu kliennya. Lalu
di mana lagi kita dapat menemukan kejujuran yang sejati? Kejujuran sejati
adalah sikap terus terang apa adanya. Tidak ada yang ditambah-tambah atau
dikurangi, bersikap proporsional. Rasulullah yang sebelum menjadi nabi telah
dikenal oleh seluruh penduduk kota Makkah dengan sebutan Al Amin yang terpercaya. Sebuah gelar yang yang beleum pernah ada
sebelumnya dan boleh jadi tidak aka nada lagi orang yang mendapat gelar yang
sama sesudahnya.
Nilai kejujuran adalah ‘paspor’ universal keberuntungan.
Dengan bekal ini saja kita dapat aman di manapun berada. Karyawan yang jujur
sudah tentu cepat direkomendasikan naik jabatan. Pengusaha yang jujur otomatis
banyak klien yang jatuh hati dan menjadi pelanggannya yang setianya. Seorang
mahasiswa yang jujur bukan hanya disayangi dan dihargai teman sekelasnya, namun
mendapatkan tempat khusus pula dalam memori setiap dosen. Berusahalah untuk
terus jujur kepada diri sendiri dan kepada siapapun juga, karena di sanalah
sumber ketenangan, kebahagiaan dan kesuksesan sejati.
Bersambung
Sumber: buku Jangan Belajar Kalo Gak Tahu Caranya
0 comments:
Post a Comment