Monday, February 20, 2012

Takut Membuat Kesalahan


Ada seorang pemuda ketika ditanya “Apa yang kamu takutkan?” lalu pemuda itu menjawab “saya takut menghadapi orang banyak” lalu ia ditanya lagi “Emangnya orang banyak itu melakukan apa sih? kok sampai harus ditakuti?” ia sendiri bingung sampai akhirnya ia sadar bahwa yang ia takuti itu adalah takut membuat kesalahan pemuda itu lupa kata-kata John Maxwell yang berbunyi “Kesalahan terbesar yang kita lakukan dalam hidup ini adalah takut berbuat kesalahan”. Rasa takut membuat kesalahan ternyata paling banyak menghambat manusia untuk maju. Seorang pelukis yang akan memulai melukis tidak bolah merasa takut melakukan kesalahan, kalau ia takut membuat kesalahan apa jadinya dengan hasil lukisannya? bisa-bisa ia tidak akan pernah menghasilkan satu lukisanpun.
Ketika berhenti dari pekerjaan karena ada ketidak cocokan dengan pemegang saham yang baru. Martin ingin memulai usaha baru di bidang perlengkapan komputer. Tapi ia ragu-ragu untuk memulai usahanya karena takut gagal. Uang pesangon yang ia dapatkan, yang rencananya akan ia gunakan untuk modal awal sudah mulai berkurang karena ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Iapun semakin was-was. Memang ia takut gagal karena uangnya pas-pasan. Tapi semakin ia menunda bisnisnya maka semodalnya akan semakin berkurang. Martin harus bertindak cepat sebelum semuanya berakhir sia-sia.
Untunglah kemudian ia sadar bahwa rasa takutnya harus diatasi secepatnya. Iapun banyak bertanya pada rekan yang telah lama memulai usaha dibidang yang sama dengannya. Ia mempelajari seluk-beluk bisnis itu lebih dalam lagi agar dapat mengurangi resiko gagal yang akan terjadi. Akhirnya ia mulai juga usahanya. Bulan ketiga ia sudah mendapatkan utang besar dari usahanya itu. Tahun ketiga ia sudah memiliki tiga toko komputer di bilangan Jakarta. Bahkan di tahun ini ia berencana untuk membuka dua toko lagi di Tangerang dan Bekasi.
Rosa menunda-nunda untuk mengambil waralaba sebuah restoran cepat saji dan membukanya di Bandung. Dari hasil analisanya ia yakin bahwa usahanya itu akan cepat laku, karena di kawasan itu cukup ramai dan belum ada restoran cepat saji lainnya yang menyajikan menu yang sama dengannya. Tapi ia takut salah.
Empat bulan kemudian orang lain membuka usaha yang sama di tempat tersebut. Ternyata hasilnya sangat memuaskan, tiap hari restoran itu dipenuhi dengan pelanggan “Life most go on” Ketika Rosa menunda karena takut salah, orang lain telah mengambil kesempatan itu, karena Sinta takut melakukan kesalahan sehingga orang lain mengambil kesempatan itu. 

0 comments:

Post a Comment

Komentar anda