Ada seorang pemuda ketika ditanya “Apa yang
kamu takutkan?” lalu pemuda itu menjawab “saya takut menghadapi orang banyak”
lalu ia ditanya lagi “Emangnya orang banyak itu melakukan apa sih? kok sampai
harus ditakuti?” ia sendiri bingung sampai akhirnya ia sadar bahwa yang ia
takuti itu adalah takut
membuat kesalahan pemuda itu lupa kata-kata John Maxwell yang berbunyi
“Kesalahan terbesar yang kita lakukan dalam hidup ini adalah takut berbuat
kesalahan”. Rasa takut membuat kesalahan ternyata paling banyak menghambat
manusia untuk maju. Seorang pelukis yang akan memulai melukis tidak bolah
merasa takut melakukan kesalahan, kalau ia takut membuat kesalahan apa jadinya
dengan hasil lukisannya? bisa-bisa ia tidak akan pernah menghasilkan satu
lukisanpun.
Ketika berhenti dari pekerjaan karena ada ketidak
cocokan dengan pemegang saham yang baru. Martin ingin memulai usaha baru di
bidang perlengkapan komputer. Tapi ia ragu-ragu untuk memulai usahanya karena
takut gagal. Uang pesangon yang ia dapatkan, yang rencananya akan ia gunakan
untuk modal awal sudah mulai berkurang karena ia gunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Iapun semakin was-was. Memang ia takut gagal karena uangnya
pas-pasan. Tapi semakin ia menunda bisnisnya maka semodalnya akan semakin
berkurang. Martin harus bertindak cepat sebelum semuanya berakhir sia-sia.
Untunglah kemudian ia sadar bahwa rasa takutnya harus
diatasi secepatnya. Iapun banyak bertanya pada rekan yang telah lama memulai
usaha dibidang yang sama dengannya. Ia mempelajari seluk-beluk bisnis itu lebih
dalam lagi agar dapat mengurangi resiko gagal yang akan terjadi. Akhirnya ia
mulai juga usahanya. Bulan ketiga ia sudah mendapatkan utang besar dari
usahanya itu. Tahun ketiga ia sudah memiliki tiga toko komputer di bilangan
Jakarta. Bahkan di tahun ini ia berencana untuk membuka dua toko lagi di
Tangerang dan Bekasi.
Rosa menunda-nunda untuk mengambil waralaba sebuah
restoran cepat saji dan membukanya di Bandung. Dari hasil analisanya ia yakin
bahwa usahanya itu akan cepat laku, karena di kawasan itu cukup ramai dan belum
ada restoran cepat saji lainnya yang menyajikan menu yang sama dengannya. Tapi
ia takut salah.
Empat bulan kemudian orang lain membuka usaha yang
sama di tempat tersebut. Ternyata hasilnya sangat memuaskan, tiap hari restoran
itu dipenuhi dengan pelanggan “Life most
go on” Ketika Rosa menunda karena takut salah, orang lain telah mengambil
kesempatan itu, karena Sinta takut melakukan kesalahan sehingga orang lain
mengambil kesempatan itu.
0 comments:
Post a Comment