Saturday, August 23, 2014

TIGA SUASANA DALAM SATU MASA

Ingatkah kita saat menjadi seorang anak bagi sepasang anak manusia yang kita sebut Ibu dan Ayah, bagi mereka kita telah merubah suasana hidup mereka dimana dari seorang pemuda dan pemudi berubah menjadi sepasang suami istri dan karena kitalah status mereka berubah kita panggil dengan Ayah dan Ibu.
Dari seorang wanita berubah menjadi seorang istri saat seorang laki-laki hadir dalam kehidupannya, ada tiga suasana dimana saat masih sendiri sang ‘wanita’ bergantung hidup pada kedua orang tuanya, segala sesuatu dalam hidup mereka menjadi tanggungjawab ayah ibunya. Tapi saat menikah wanita tersebut menyerahkan semua tanggungjawab hidupnya pada seorang laki-laki bernama suami, dipundak suamilah hidupnya berlangsung. Suka, duka, canda tawa mereka bagi bersama.
Begitu pula dengan lelaki, dari seorang pria lajang membujang ia telah menjemput kesempurnaan ‘Diin’ dengan meminang dan menikahi sang wanita yang telah menjadi tali takdir hidupnya untuk masa depan, semua peluh, lelah dan semua hasil kerjanya ia bagi dengan wanita pilihannya tadi.
Dan pada akhirnya mereka akan mengharapkan hadirnya seorang anak penyejuk mata pengisi keceriaan mereka. Dan mencurahkan kasih sayang dan perhatian bagi tumbuh kembangnya sang anak.
Namun perubahan ketiga suasana tadi perlu pembelajaran. Dari seorang yang bebas dalam berpikir dan bertindak. Mereka tak terbebani harus mengkomunikasikan pada siapa atas apa yang mereka rasakan, rasa ego pribadi yang cenderung ‘liar’. Namun tak jarang terkadang kita terbawa nuansa sifat masa bebas tadi ketika telah berkeluarga, padahal ketika seseorang telah menikah kita tidak sendiri lagi, ada orang yang tidak hanya sekedar teman hidup saja, teman tidur, orang yang mengurus kita, tapi juga menjadi mitra dalam tugas membangun bahtera di dalam sebuah ikatan suci nan sakral, kita akan membawa mereka dalam bahtera tadi sampai ke akhirat kelak.

Maka seorang Ayah harus siap batin, raga, jiwa dan kerja-kerja untuk menghidupi penghuni ‘istana’ kita, mereka-merekalah        

0 comments:

Post a Comment

Komentar anda